maintain national harmony

From BASAbaliWiki
Revision as of 03:13, 8 February 2023 by Ayuanggi (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Intercultural |Title=maintain national harmony |Title id=Menjaga kerukunan bangsa |Original language=Indonesian |Description id=Bangsa indonesia kebaos bangs...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Title (Indonesian)
Menjaga kerukunan bangsa
Title (Balines)
-
Original title language
Indonesian
Photo Reference
Fotografer
Photograph credit
Religion or culture
Category
Author(s) / Contributor(s)
    Institution / School / Organization
    Related Places


      Add your comment
      BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

      Videos

      Description


      In English

      In Balinese

      In Indonesian

      Bangsa indonesia kebaos bangsa sane majemuk wenten mekudang kudang suku, agama, ras, nanging ketah keuningin dados bangsa sane toleran.

      Toleransi punika kabaos laksana anak sane sida nerima napi manten sane karasayang, kelaksanayang, penampen utawi kapercayan sane mabinayan sareng napi sane kaduwenan sane pertame nyinahang toleransi nike tuah ngeranayang cukup dengan membiarkan dan tidak menyakiti orang. Yang kedua menyatakan bahwa toleransi itu membutuhkan lebih dari sekedar ini, meliputi juga bantuan dan kerjasama dengan kelompok lain. Konsep toleransi positif inilah yang dikembangkan dalam hubungan sosial di negara dengan istilah kerukunan. kerukunan beragama adalah keadaan hubungan antarumat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dalam pengamalan ajaran agama serta kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun kebijakan negara tentang hubungan antaragama termasuk yang terbaik dan menjadi model di dunia. Hanya saja, sebagian oknum pemerintah di daerah dengan pertimbangan politik kadang-kadang mendukung sikap intoleran kelompok tertentu atas nama pemenuhan aspirasi kelompok mayoritas. Klaim aspirasi kelompok mayoritas ini pun tidak selalu sesuai kenyataan, karena suatu tindakan intoleran itu seringkali hanya digerakkan oleh kelompok tertentu dengan mengatasnamakan mayoritas. Konflik antar-umat beragama umumnya tidak murni disebabkan oleh faktor agama, tetapi oleh faktor politik, ekonomi atau lainnya yang kemudian dikaitkan dengan agama. Sedangkan yang terkait dengan persoalan agama, di samping karena munculnya sikap keagamaan secara radikal dan intoleran pada sebagian kecil kelompok agama, juga dipicu oleh persoalan tentang pendirian rumah ibadah dan penyiaran agama serta tuduhan penodaan agama. Persoalan pendirian rumah ibadah merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi.

      Jika kasus tersebut terus berlangsung dikhawatirkan kondisi kerukunan umat beragama ini akan rusak. Oleh karena itu, penguatan kerukunan dan toleransi itu perlu terus-menerus dilakukan, teterutama melalui sosialisasi pemahaman keagamaan yang moderat dan menekankan pentingnya toleransi dan kedamaian dalam kehidupan masyarakat yang majemuk.