The problems faced in the last seven years is how some public places in Bali, one of that is Balangan beach area of Badung Bali has happened commodification practice space since the existence of photo pre wedding phenomenon. How the natural space in the area is commercialized and raises complex problems in it. The purpose of this article is to know more deeply what causes the practice of commodification in the Balangan beach area and the impact of any commodity practices. Sources of data obtained through qualitative methods include observation and interviews, and analyze it by using critical theory such as commodity theory covers the production, distribution, and consumption, and then linked with the concept of human ecology. Based on the results of the analysis, the practice of commodification in the phenomenon of photo pre wedding in Bali, especially in the area of Balangan occurs because influenced by several factors, among others, the community considers pre wedding photos as something exclusive, and worth the additional cost, employment backgrounds of local people who are still in category lower middle and region that mostly controlled by foreign investors caused the economic gap between outsiders and insiders in commodification area of Balangan beach. The problems are not only marginalized communities, especially communities around the region also poorly managed systems include the management of informal and controlled by foreign investors.
Tantangan yang dihadapi semenjak tujuh tahun terakhir adalah bagaimana berbagai lokasi di Bali, salah satunya adalah Pantai Balangan di wilayah Badung Bali telah mengalami komodifikasi semenjak semakin maraknya fenomena foto pra pernikahan. Bagaimana ruang alamiah terkomersialisasikan dan memunculkan permasalahan yang cukup kompleks. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui secara lebih mendalam penyebab terjadinya komodikasi area Pantai Balangan dan dampak dari praktek komodifikasi. Sumber data penelitian kualitatif ini adalah observasi dan wawancara yang dianalisa menggunakan teori kritis seperti teori komoditas meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi yang dikaitkan dengan ekologi manusia. Hasil analisa data menunjukkan bahwa praktek komodifikasi di Bali, khususnya di area Balangan muncul karena dipengaruhi oleh banyak faktor seperti masyarakat yang menganggap photo pra pernikahan sebagai sesuatu yang eksklusif dan dapat dijangkau, latar belakang pekerjaan masyarakat lokal yang masih tergolong kelompok masyarakat kelas bawah, serta wilayah yang umumnya masih dikontrol oleh investor asing – menyebabkan celah ekonomi yang tinggi antara masyarakat lokal dan pendatang di wilayah Balangan. Permasalahan tidak hanya terletak pada masyarakat marginal setempat, namun juga sistem ekonomi informal yang tidak terkelola dengan baik dan pengaruh investor asing.
Enable comment auto-refresher