Ngukuhin Taman Anyar Sarining Winangun

From BASAbaliWiki

This is a Response to the Sampah Upacara wikithon

Tokoh A: Aduuuuh, bes kene kebiasaan anake jani

Masa suba meken tahun 2025 enu masih ngawagin ngutang luu Di Pura buin Tokoh B: Anak kengken ne adi di Pura ngemikmik (ngedumel?) Buung nyanan maan pahala Yen kal mabakti, bersihkan malu hati dan pikirane Tokoh A: Kudyang membersihkan hati dan pikiran! Bes kene luune makacakan di natah purane Nyansan tua gumine, nyansan jelek bikas jelemane Tokoh B: Pedih adane to! Mamedih tusing ja lakar mragatang masalah Mai duduk malu luune sambil ngortaang solusi apa ane cocok apang sampah persembahyangane ene tusing liu makacakan Sambil memungut sampah yg berserakan di halaman pura/merajan Tokoh A dan Tokoh B bergantian menyebutkan ide pemilahan sampah Tokoh B: Pertama, SDM harus benahin. Kan rugi yen jani I raga mabersih tapi buin kejep ne ada anak ane mrarakan luu buin. Sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan ento wajib dilaksanakan. Lenan ken ento, pembekalan rutin unduk lingkungan harus mase dilaksanakan apang masyarakate tusing hangat2 tai ayam. Misalne ngae workshop pengolahan sampah nonorganic dadi kerajinan tangan, sampah organic dadian kompos atau eco enzyme. Satu perwakilan KK wajib milu workshop ento Tokoh A: Nomor 2, yen suba SDM e berkualitas, jani siapkan prasarana apang SDM ane suba berkualitas ento ngidang menerapkan ilmu-ilmu ane gelahanga dalam aksi nyata. Misalne, sediakan tempat sampah organic dan anorganik apang aluh memilah sampah. Di setiap pura dan rumah warga, wajiban ngae bio pori utawi teba modern Tokoh B: Nomor 3, pertemukan masyarakat dengan pengepul ane menerima sampah plastic apang sampahe ento tusing dadi residu lan bisa dadi penghasilan tambahan. Tokoh A: Yeh ternyata yen nyak ngorta, pasti maan gen ide ajak solusi. Yen masyarakat gen ngomong, sing kal dingeh ajak ane baduuran. Lanturan jani telepon Pak

Perbekel, apang tersalurkan ide-ide ane omongan busan ke pemerintah ane baduuran.

Tokoh A: Sebentar lagi tahun 2025, masih saja ada yang buang sampah sembarangan, bahkan di area Pura

Tokoh B: Kenapa, sih? Marah-marah terus. Nanti ibadahmu ngga diterima sama Tuhan, loh. Tokoh A: Bagaimana bisa pikiran bersih dan tenang kalau kotor begini? Sampah berserakan di mana-mana Tokoh B: Sudah, jangan marah-marah. Emosi tidak akan menyelesaikan masalah. Yuk kita pungut dulu sampah-sampah ini sambil diskusi tentang solusi-solusi yang bisa kita tawarkan kepada masyarakat Tokoh A: Berarti kita mungutin sampah dulu, nih? Tokoh B: Iya, aku selalu bawa kantong kok. Untuk jaga-jaga kalau menghadapi hal seperti ini. Ayo, pungut saja biar bersih. Tokoh A: Wah, kok jadi mungutin sampah orang begini, ya. Tokoh B: Salah satu solusi permasalahan ini adalah dengan meningkatkan kualitas SDM secara bertahap. Kalau tidak, pasti akan begini terus. Kita susah payah memungut sampah, tapi akan ada lagi orang yang membuang sampah sembarangan. Peningkatan kualitas SDM bisa dengan mengadakan workshop mengenai sampah anorganik yang bisa diolah menjadi kerajinan tangan. Sementara sampah organic bisa diolah menjadi kompos atau eco enzym. Setiap KK harus mengirim perwakilan untuk mengikuti workshop. Tokoh A: Kalau nanti SDM berkualitas sudah terbentuk, perlu ada tindakan lanjutan. Sarana dan prasarana harus mampu mengakomodasi ide baik dari SDM berkualitas itu. Misalnya, sampah dapat dibagi dua, sampah organic dan anorganik. Di setiap pura harus kita sediakan tempat sampah sesuai dengan perbedaan jenisnya sehingga memudahkan kita dalam memilah sampah. Selain itu, masyarakat wajib membuat teba modern (bio pori) di rumah maupun tempat ibadah. Tokoh B: Aku Setuju! Yang tidak kalah penting, Pemerintah Desa harus menghubungkan masyarakat dengan pengepul sampah plastic agar sampah-sampah itu tidak hanya menjadi residu, masyarakat juga mendapatkan penghasilan tambahan lewat pemilahan sampah.

Tokoh A: Benar sekali. Aku sepakat. Ternyata dengan mengendalikan emosi dan amarah, lewat diskusi seperti ini kita dapat menghasilkan ide serta solusi. Apa yang harus dilakukan, di mana harus membuang sampah. Kalau hanya masyarakat yang bicara, aku rasa ide ini tidak akan didengar oleh pemerintah. Lebih baik kita berkolaborasi langsung dengan pemerintah terdekat (Pemerintah Desa) biar nanti Kepala Desa yang melanjutkan aspirasi kita kepada pemerintah di tingkat yang lebih tinggi. Ayo kita hubungi Kepala Desa sekarang.

Category
village
Affiliation
Desa Kukuh Kerambitan Tabanan
Age
22-30

What do you think about this response?

0
Vote

Comments below!


Add your comment
BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.