How to reduce plastic waste from religious ceremonies? Post your comments here or propose a question.

The Impact of Covid-19 on Community Life in the Province of Bali, Indonesia

Journal pic Yuniti et al C19 on community.png
Title of article (Indonesian)
Dampak Covid-19 Pada Kehidupan Masyarakat di Provinsi Bali, Indonesia
Title of article (Balinese)
-
Original title language
English
Title (other local language)
Author(s)
Subjects
  • coronavirus
  • Covid-19
  • economic
  • impact
Title of Journal
International Journal of Psychosocial Rehabilitation
Volume and Issue number
24, 10
Date of Publication
Page Numbers
1918-1929
Link to whole article
https://www.psychosocial.com/article/PR300214/23732/
Related Places
Related Holidays
    Related Books
      Related Lontar


        Add your comment
        BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

        Abstract


        In English

        WHO established Covid-19 as the Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). On 12 February 2020, WHO declared a novel coronavirus in humans as Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). The Covid-19 pandemic had a severe impact on Bali's economic and tourism sectors. The government said the Bali region was suffering from Covid-19 where all tourism stopped and 96% of hotels were temporarily closed. As a result, there are many layoffs and a community that did not have jobs. In everyday living life becomes very alarming. Covid-19 is very influential in the Balinese people future life. The purpose of this research is to find out the impact of Covid-19 on food needs, basic needs and survival community in the Bali area. Methodology: the research done by survey. The distance and location given, use the google form application. The population of 1500 people with aged 15-60 years and working in the tourism sector. The number of samples was 150 respondents or 10% of the total population. Data collected is related to economic, socials and environmental conditions of the household during the Covid-19 outbreak. Descriptive data analysis in the form of visual research results in the form of graphs, tables and figures. Main Findings: During the 60-day outbreak of Covid- 19 the community infected 343 people, recovered 232 people and died 4 people. Pressure on the tourism sector in Bali resulted in the economic collapse. Most of the 80% of informal workers in Bali are laid off (not working), further increasing the number of open unemployment in Bali. Originality / Novelty that 95% of Balinese people experience changes in social behavior, healthy living and maintaining environmental cleanliness. The anxiety towards Covid-19 is still reasonable not get to social dysfunction. Despite the difficulty of interacting between communities, stay at home 75% kinship at home is tighter.

        In Balinese

        WHO utawi Badan Kesehatan Dunia sampun mitegesang Covid-19 pinaka pangering jagat ngawit sasih Februari 2020. WHO taler mastikayang pangering agung corona virus ring padewekan i manusa kasengguh Corona virus disease 2019 Covid-19 . Covid-19 ngawinang pakeweh kelintang dahat risajeroning pariwisata lan ekonomi ring sejebag Bali. Guru Wisesa ngawedarang gumanti Bali dahat katiben kamewehan riantukan pariwisata ring Bali yukti yukti timbis padem. Lintangan ring 96 persen hotel raris kasineb, nika mawinan akeh wargi sane dados pengangguran seantukan kapegatan pekaryan.Warga Bali rumasa sayan ajerih ring kahuripannyane maniwekas. Tatujon pangulatian puniki tan sios mangda kauningin sapunapi mungguing keajegan wargi ring Bali natingin pekewehnyane ngeninin pangupa jiwa. 1500 diri wargi sane mayusia 15-60 warsa sane makarya ring widang pariwisata dados pangulatian. 150 diri utawi 10 persen kedadosang responden. Data sane kapupul raris katelengin antuk analisa diskriptif marupa grafik, tabel lan gambar. Majalaran pangulatian raris kepanggihin 60 dina outbreak Covid-19, 340 diri keni panyungkan, 232 diri prasida mawali seger, 4 diri raris seda. Pariwisata sane tambis padem ngawinang 80 persen wargi sane makarya ring widang pariwisata raris kapegatan pekaryan. Kasujatianyane 95 persen wargi ring Bali sampun magentos ngeninin parilaksana sosial, gaya hidup taler uratiannyane mapikelatang wawidangan. Covid - 19 gumanti sampun ngawinang ajerih ring manah warga Baline nanging nenten kantos ngawinang biota risajeroning paiketan. Ngelempas saking saluwiring pikobet mabukti jenek ring paumahan ngawinang 75 persen paiketan ring kulewarga sayan raket.

        In Indonesian

        WHO atau badan kesehatan dunia telah menetapkan Covid-19 sebagai sebuah pandemi. Pada bulan Februari 2020, WHO juga mendeklarasikan novel corona virus pada tubuh manusia sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Covid-19 memiliki dampak yang sangat luar biasa bagi perekonomian Bali dan sektor pariwisata. Pemerintah menyatakan bahwa Bali sangat terdampak oleh Covid-19 dimana pariwisata terhenti dan 96& hotel tutup sementara. Akibatnya, banyak pemutusan hubungan kerja dan komunitas banyak yang menjadi pengangguran. Kehidupan menjadi cukup mengkhawatirkan. Covid-19 sangatlah berpengaruh bagi kehidupan masyarakat Bali di masa datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Covid-19 terhdapat kebutuhan makanan, kebutuhan pokok, dan daya tahan komunitas di wilayah Bali. Populasi sebanyak 1500 orang dengan kisaran usia 15-60 tahun dan bekerja di sektor pariwisata. Jumlah sampel adalah 150 responden atau 10% dari total populasi. Data dikumpulkan terkait dengan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan dari rumah tangga selama pandemic. Analisa deskriptif berbentuk grafi, table, dan gambar. Temuan utama, selama kurun waktu 60 hari outbreak Covid-19 di masyarakat, telah terinfeksi 343 orang, sembuh 232 orang, dan meninggal 4 orang. Tekanan kepada sektor pariwisata di Bali menyebabkan perekonomian menjadi kolaps. Sebagian besar dari 80% pekerja sektor informal di Bali diberhentikan, yang kemudian meningkatkan jumlah pengangguran terbuka di Bali. Keaslian, bahwa 95% dari penduduk Bali mengalami perubahan dalam perilaku sosial, gaya hidup, dan menjaga kebersihan lingkungan. Kecemasan terhadap Covid-19 masih dikategorikan wajar dan tidak menyebabkan disfungsi sosial. Terlepas dari kesulitan berinteraksi antar komunitas, berdiam diri di rumah 75% kekerabatan menguat.