Literature Tumbuh Bersama Berbagi Kehidupan Menciptakan Dunia Kecil yang Damai
- Title (Other local language)
- Photograph by
- Author(s)
- Reference for photograph
- Instagram: @flourishrva
- Subject(s)
- Reference
- Related Places
- Event
- Related scholarly work
- Reference
- Competition
- Pengungsi
Description
In English
In Balinese
In Indonesian
Warga sipil lainnya yang selamat banyak menjadi pengungsi dengan meninggalkan negaranya dan tinggal di tempat penampungan sementara negara tetangga di wilayah Eropa. Berdasarkan data dari Badan Pengungsi PBB, jumlah pengungsi dalam dua bulan sejak invasi telah mencapai sekitar tujuh juta dikarenakan hilangnya tempat tinggal mereka. CNN Internasional memberitakan para wanita dan anak-anak mendominasi sebesar 90% pengungsi Ukraina. Suami mereka sebagian menetap di Ukraina berjuang untuk Negaranya dan melindungi harta benda mereka yang tersisa. Terlepas dari permasalahan besar antar dua negara yang terjadi ditengah harapan seluruh dunia damai sejahtera. Para pengungsi juga masyarakat seperti kita. Masyarakat yang ingin hidup seperti sedia kala. Tidak ada ancaman yang merenggut keseluruhan hidup mereka maupun nyawa sekalipun. Perbedaannya dengan kita, mereka adalah seorang korban dari konflik kenegaraan. Bila kita pandang sebagai sesama manusia, hal yang mereka inginkan dasarnya adalah kehidupan yang tentram dan aman. Berbicara tentang manusia, secara naluriah keinginan membantu pada dasarnya tentu ada. Rasa tanggung jawab untuk menolong sesama muncul terlebih bila berkaitan dengan permasalahan besar seperti yang dialami para pengungsi hingga merenggut hak berkehidupan dengan layak sebagai manusia. Penghambat pergerakan naluriah tersebut salah satunya adalah pemahaman yang minim. Individu cenderung bersikap menjauh atau melawan pada suatu hal yang tidak pasti membentuk sebuah sinyal bahaya. Sikap menerima tanpa penilaian atau penghakiman. Tidak lupa dengan sikap keterbukaan dan apa adanya juga akan membantu kedua belah pihak. Bagi pengungsi dapat secara terbuka menceritakan kehidupannya di lain hal kita sebagai masyarakat menjadi lebih paham. Masyarakat dapat dengan yakin mengambil sebuah keputusan. Sambut kehadiran mereka dengan berfokus pada tujuan indah yang di inginkan yaitu memiliki rumah yang aman dan damai walaupun itu hanya sementara. Kita dapat berbagi rumah kita ini kepada mereka. Mendukung mereka untuk dapat melanjutkan hidup dengan gambaran dan harapan kehidupan yang aman dan damai. Bahkan untuk anak mereka kelak di masa depan agar dapat hidup dalam lingkungan yang baik dibandingkan hidup dalam relung kegelapan akibat konflik kenegaraan.
Pemberian bantuan dalam banyak bentuk tentu bisa sangat membantu bagi pengungsi Ukraina terutama kebutuhan sehari-hari mereka. Selama jalannya program bantuan di Indonesia, perlu juga dilakukan evaluasi dan pengawasan agar menghindari ataupun dapat cepat mengatasi apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Selain pengungsi, masyarakat juga berhak untuk mendapatkan edukasi secara keseluruhan terkait keberadaan pengungsi Ukraina dan memberikan pemahaman agar masyarakat tidak merasa diberatkan serta tergerak hatinya untuk berusaha membantu sebisa mungkin bagi orang yang membutuhkan terutama pengungsi Ukraina. Tidak perlu barang mewah, cukup dapat makan dan tinggal dengan layak serta mendapat perlakuan yang baik sudah termasuk dalam membantu pengungsi Ukraina. Bantuan kecil itu secara tidak terasa akan berdampak jangka panjang bagi mereka maupun kita sebagai pemberi bantuan akan membentuk pribadi yang baik juga.
Enable comment auto-refresher