How to reduce waste at school canteen? Post your comments here or propose a question.

Literature SILA KEDUA PANCASILA SEBAGAI LANDASAN PERILAKU MENOLONG KORBAN PEPERANGAN ANTARA UKRAINA DENGAN RUSIA

20220518T021906311Z971291.jpg
0
Vote
Title (Other local language)
Photograph by
Author(s)
Reference for photograph
Subject(s)
    Reference
    Related Places
    Event
    Related scholarly work
    Reference
    Competition
    Pengungsi


    Add your comment
    BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    What is your attitude and responsibility to refugees who come to your area because of a conflict such as what's happening in Ukraine?

    Description


    In English

    In Balinese

    In Indonesian

    Perang Rusia-Ukraina adalah perang berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina. Konflik ini dimulai pada Februari 2014 setelah Revolusi Martabat Ukraina, dan awalnya berfokus pada status Krimea dan bagian dari Donbas, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Ukraina.Konflik yang dimulai pada tanggal 20 Februari 2014 sampai sekarang.

    Berdasarkan info dari Liputan 6, ada 3 alasan yang menjadi penyebab Rusia menyerang Ukraina. 1. Kejayaan pada masa dahulu Hal ini diperkuat dengan retorika Presiden Putin beberapa hari sebelum peperangan terjadi. Presiden Putin berkata Ukraina adalah bagian lama dari Rusia. Ia juga berkata bahwa Rusia telah "dicuri" ketika Uni Soviet runtuh pada 1991. Ia pun menuduh Ukraina sebagai "koloni" AS. 2. Permasalahan NATO (North Atlantic Treaty Organization) Rusia sudah lama menolak Ukraina untuk bergabung ke dalam NATO di karenakan Rusia khawatir apabila NATO membawa senjata ke perbatasan Ukraina yang bisa menyebabkan kota-kota besar di Rusia menjadi sasaran yang mudah ditarget. 3. Separatisme Rusia diketahui mendukung separatis di daerah Ossetia Selatan dan Abkhazia, hal itu memicu reaksi keras dari Georgia. Namun, dua daerah itu berhasil dikuasai pengaruh Rusia, meski tak diakui dunia. Sebelumnya, Rusia juga mendukung para separatis di Semenanjung Krimea milik Ukraina. Dan baru-baru ini, Putin mengakui kedaulatan daerah Donetsk dan Luhansk.Vladimir Putin (Presiden Rusia) mengirim beberapa pasukan ke daerah Donetsk dan Luhansk. Pada 24 Februari 2022, Rusia melancarkan operasi militer berskala besar ke Ukraina, salah satu negara tetangganya di sebelah barat daya. Ini menandakan peristiwa penting dalam perang Rusia-Ukraina yang dimulai tahun 2014. Beberapa pejabat dan analis menyebut ini sebagai serangan militer konvensional terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkap alasannya berperang dengan Ukraina karena adanya permintaan bantuan dari para pemimpin kelompok separatis di Ukraina timur. "Sehubungan dengan itu, saya membuat keputusan untuk mengadakan operasi militer khusus. Tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran pelecehan dan genosida dari rezim Kiev selama delapan tahun," kata Putin, dikutip dari TASS, Jumat (25/2/2022). Dalam sesi darurat Majelis Umum PBB yang diadakan pada hari Rabu, 2 Maret 2022, Indonesia bersama 140 negara menyetujui resolusi PBB untuk menekan Rusia menghentikan serangannya ke Ukraina. Inti dari resolusi PBB itu adalah agar Rusia angkat kaki dari Ukraina, berhenti merebut daerah separatis, serta menghargai Piagam PBB. Ada 7 poin penting di Resolusi PBB yang menuntut agar Rusia berhenti menyerang Ukraina, dikutip dari situs Uni Eropa, Jumat (4/3/2022) yaitu kecaman keras, wilayah separatis, stop menyerang, wilayah yang direbut dengan kekuatan militer tidak akan diakui, piagam PBB, dampak pangan, nuklir. Rusia telah mengumumkan akan memberlakukan gencatan senjata kemanusiaan di Ukraina pada Rabu (9/3/2022) pagi waktu setempat untuk melakukan evakuasi penduduk sipil. "Mulai pukul 10.00 waktu Moskwa (07.00 GMT) pada 9 Maret 2022, Federasi Rusia menyatakan 'rezim diam' dan siap untuk menyediakan koridor kemanusiaan," kata Sel Kementerian Pertahanan Rusia yang bertanggung jawab atas operasi kemanusiaan di Ukraina pada Selasa (8/3/2022), lapor kantor berita Rusia. Adanya peperangan pasti akan ada warga yang menjadi korban. Dan korban perperangan tersebut pasti akan mengungsi untuk melindungi dirinya walaupun harus meninggalkan rumah dan pekerjaan yang dimilikinya. Berdasarkan data dari PBB pada tanggal 24 Februari 2022, terdapat 2.975 korban sipil yang telah di catat yang di antaranya 1.151 orang tewas termasuk 54 anak-anak, 1.824 orang terluka. PBB juga menegaskan angka sebenarnya jauh lebih tinggi. Adapun jumlah data pengungsi dari 24 Februari - 6 April 2022, data ini bersumber dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), 6 April 2022. Pada Februari 2022 terdapat 670.415 orang , pada Maret 2022 terdapat 3,4 Juta orang dan pada April 2022 terdapat 215.668 orang. Untuk menyikapi masalah pengungsi tersebut, atas dasar kemanusiaan, kita harus bisa menerima pengungsi yang datang, karena mereka adalah korban dari perang yang terjadi.Kita bisa menghubungi dinas sosial atau pemerintah kota untuk solusi penampungan mereka, pemerintah kota dapat memberikan posko penampungan bagi mereka korban dari peperangan. Kita juga dapat membantu memberikan kebutuhan primer bagi refugee/pengungsi seperti beras, minyak goreng, bahan-bahan masakan serta pakaian dan kita juga bisa memberikan sumbangan dana dengan cara mengumpulkan dari orang-orang bisa melalui langsung maupun melalui internet. Selain dari sumbangan makanan dan dana, kita bisa memberikan pemeriksaan kesehatan fisik dan mental bagi pengungsi. Semua sumbangan ini dapat dilakukan berdasarkan apa yang dimiliki dan berdasarkan keinginan untuk membantu. Seperti contohnya : Seseorang memiliki beras lebih, ia dapat memberikannya kepada pengungsi yang memerlukan. Sikap tolong-menolong ini termasuk salah satu pengamalan sila kedua Pancasila yaitu Kemanusian Yang Adil Dan Beradab. Selain itu, Rusia dan Ukraina seharusnya bisa menahan diri untuk tidak berperang dan agar mementingkan rasa kemanusiaan. Perang antara Rusia dengan Ukraina ini seharusnya bisa diakhiri di karenakan banyak sekali akibat yang ada jika perang terus di lakukan. Dari permasalahan ekonomi, kesehatan dan berbagai macam masalah lagi yang diakibatkan oleh peperangan. Peperangan juga dapat mengikis persatuan dan hubungan yang ada, dapat membuat hubungan antar daerah/negara menjadi renggang. Peperangan juga mengakibatkan kesulitan ekonomi, kehilangan harta benda, serta yang paling parah ialah banyaknya korban jiwa akibat perperangan.


    DAFTAR PUSTAKA

    https://m.liputan6.com/global/read/4896728/3-alasan-yang-jadi-penyebab-perang-rusia-vs-ukraina

    https://id.m.wikipedia.org/wiki/Invasi_Rusia_ke_Ukraina_2022

    https://amp.kompas.com/global/read/2022/03/09/064000970/rusia-umumkan-gencatan-senjata-baru-persilakan-ukraina-evakuasi-warga#referrer=https://www.google.com&csi=0

    https://www.cnbcindonesia.com/news/20220303090659-4-319734/ri-setujui-resolusi-pbb-soal-serangan-rusia-ke-ukraina?_gl=1*1rwds2r*_ga*RURxa2c5NGt4VVUtanlMV210NTNBRFZpWGlOU0pQcGRsSFpRM3NlS0ZSYTEyd2VfTC1SM2trOUhFS3VMT0txVA

    https://m.liputan6.com/global/read/4902577/7-poin-penting-resolusi-pbb-yang-kecam-invasi-rusia-ke-ukraina

    https://www.aa.com.tr/id/dunia/pbb-1151-sipil-tewas-di-ukraina-jumlah-pengungsi-luar-negeri-hampir-3-9-juta/2548565