How to reduce waste at school canteen? Post your comments here or propose a question.

Mangku Mura

20220210T070614170Z768142.jpg
Full Name
Mangku Mura
Pen Name
-
Photograph by
Link to Photograph
Website for biography
Place
Klungkung
Related Music
Related Books
Related Scholars Articles


Add your comment
BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Biography


In English

In Balinese

In Indonesian

Mangku Mura (1920-1999) bernama asli I Wayan Mura, dilahirkan di Banjar Siku, Desa Kamasan, Klungkung, Bali. Ia adalah maestro seni lukis wayang Gaya Kamasan. Ia juga dikenal sebagai pemangku atau pemimpin upacara Hindu di banjarnya. Selain keterampilan melukis, ia juga ahli membuat peralatan ritual dari perak, namun tidak ia kembangkan. Ia lebih tertarik melukis. Ia belajar melukis pertama kali pada Kak Lui. Kemudian ia menimba ilmu melukis kepada seniman dari Banjar Sangging, Kamasan, di antaranya Pan Ngales, Wayan Kayun, Nyoman Dogol dan Pan Seken.

Pada tahun 1971-1972, Mangku Mura bertemu dengan Profesor Anthony Forge yang melakukan penelitian tentang lukisan Bali di Desa Kamasan. Mangku Mura menjadi informan utama dan mitra dalam penelitian tersebut. Berkat penelitian itu, seni lukis Kamasan dikenal luas hingga mancanegara.

Lukisan Mangku Mura banyak menghiasi bangunan-bangunan keagamaan di Banjar Siku. Selain itu juga dikoleksi oleh beberapa galeri dan museum di Indonesia dan luar negeri. Pada tahun 1960-an, ia terlibat dalam proyek renovasi Kerta Gosa di Klungkung, dibawah pimpinan Pan Seken. Pada tahun 1980-an, Mangku Mura memamerkan lukisannya di Italia. Pada tahun 1988, ia mendapat tugas dari Pemerintah Indonesia untuk melukis peta dunia berukuran besar, yang ditampilkan sebagai mural di paviliun Indonesia di World Expo di Brisbane, Australia. Luas lukisan yang dikerjakannya adalah 1.300 meter persegi. Selain adegan tradisional, lukisan itu juga memuat gambar turis Australia di Bali. Pada tahun 2011, Mangku Mura secara anumerta menerima anugerah dari Pemerintah Indonesia atas pelestarian dan pengabdiannya pada bidang seni lukis Gaya Kamasan.

Bakat melukis Mangku Mura menurun kepada anaknya, yakni Nyoman Kondra dan Mangku Muriati. Bahkan, Mangku Muriati sejak dini membantu ayahnya melukis dan dididik menjadi seniman. Mangku Muriati juga menempuh pendidikan seni di Universitas Udayana, Denpasar. Selain itu, Muriati juga melanjutkan tugas ayahnya sebagai seorang pemangku.

Examples of work

Lukisan 1
Mura.jpg
Lukisan 2
Mura8-.png
Lukisan 3
Mura7.jpg