UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Biography text id" with value "Aldwin bekerja sebagai senior analyst untuk AkarAsia. Ia baru lulus deng". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 10 results starting with #1.

View (previous 20 | next 20) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • AG Pramono  + (AG Pramono lahir di Negara, Bali, 23 MareAG Pramono lahir di Negara, Bali, 23 Maret 1973. Mengawali keterlibatan teater dan seni sastra sejak tahun 1990. Pernah mendirikan Sanggar Susur Jembrana tahun 1991.Tulisan berupa cerpen, puisi serta artikel budaya dimuat di beberapa media. Sejumlah puisinya, terhimpun dalam buku antologi Puisi 19 ( tahun 1995), Kidung Kawijayan (1996), Detak (1997), Antologi Puisi Indonesia (KSI) Jakarta tahun 1997, Serambi Hening (1998) dan Cerita Pendek Berhenti di Rumahmu (2014).. Sejak tahun 1993 aktif di Bali Eksperimental Teater serta tahun 1998 ikut dalam Komunitas Kertas Budaya. Kini bekerja sebagai jurnalis di salah satu koran lokal di Bali dan sekarang tinggal di rumAh kecil Serambi Hening, Loloan Timur , Jembrana.l Serambi Hening, Loloan Timur , Jembrana.)
  • Kemacetan ring Daerah Pariwisata  + (Agar kemacetan dapat dikurangi saya menawaAgar kemacetan dapat dikurangi saya menawarkan solusi untuk mengatur lalu lintas dan lebih memperketat aturan parkir bagi masyarakat ataupun wisatawan, agar lalu lintas tidak tersedak perlu diberlakukan aturan parkir bagi masyarakat dan wisatawan agar mereka tidak parkir dipinggir jalan sehingga dapat mengganggu lalu lintas.</br>Dengan begitu kemacetan saya kira dapat dikurangi.egitu kemacetan saya kira dapat dikurangi.)
  • Agoes Andika  + (Agoes Andika dilahirkan di Banjar BaleagunAgoes Andika dilahirkan di Banjar Baleagung, Buleleng, 5 Maret 1963. Pada tahun 1981 menetap di Mataram, Lombok. Dia banyak belajar menulis pada Putu Arya Tirtawirya dan Umbu Landu Paranggi di Bali Post. Tahun 1985 berkesempatan diundang ke Taman Ismail Marzuki Jakarta dengan beberapa penyair Bali serta penyair tanah air lainnya membaca puisi. </br>Karya puisi pernah dimuat di Bali Post, Karya Bhakti, Nusa Tenggara, Simponi, Swadesi, Nova, Berita Buana, Suara Karya, Suara Nusa, Horizon, dan beberapa buletin sastra di mataram, pontianak. Sekarang menetap di Singaraja. pontianak. Sekarang menetap di Singaraja.)
  • Agung Bawantara  + (Agung Bawantara lahir di Klungkung, 30 JanAgung Bawantara lahir di Klungkung, 30 Januari 1968. Lulusan Fakultas Peternakan, Universitas Mataram, NTB. Menulis puisi sejak 1980-an di Bali Post, Karya Bakti, Nova, Berita Buana, Swadesi, Media Indonesia, dll. Puisinya juga terkumpul dalam buku Sahayun (1994), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). Dia adalah penggagas Denpasar Film Festival. Dia juga menulis cerpen, cerita anak, dongeng, dan novel.s cerpen, cerita anak, dongeng, dan novel.)
  • Agung Wiyat S. Ardhi  + (Agung Wiyat S. Ardhi lahir di Puri Anyar KAgung Wiyat S. Ardhi lahir di Puri Anyar Keramas Gianyar, pada 3 Februari 1946. Beliau menamatkan diri untuk gelar sarjana muda di ASTI dan sarjana Agama Hindu serta sempat menjadi guru di PR Saraswati Gianyar. Beliau juga sempat menjadi Kepala SPG Saraswati Gianyar, Kepala SMA Saraswati Gianyar, Anggota Madya Kabupaten Gianyar, Tim Penyeleksi Penerimaan Penghargaan Wija Kusuma Kabupaten Gianyar, Tim Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar, Tim Pembina Utama Dharma Gita Kabupatén Gianyar, dan Tim Pembina Nyastra Kabupatén Gianyar. Selain itu, beliau juga terkenal sebagai pemain/penari Drama Gong. </br></br>Beliau mendapatkan hadiah Sastra Rancage tahun 2001 dengan karya yang berjudul “Gending Girang Sisi Pakerisan” dan atas jasanya dalam bidang sastra Bali Moderen tahun 2010. Pada tahun 2015 beliau kembali mendapatkan penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali atas karya sandiwara berbahasa Bali yang berjudul “Bogolan”.ra berbahasa Bali yang berjudul “Bogolan”.)
  • Agus Vrisaba  + (Agus Vrisaba adalah sastrawan kelahiran KlAgus Vrisaba adalah sastrawan kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 15 Mei 1941. Pada era 1970-an dia menetap di Bali dan bergaul dekat dengan banyak seniman Bali. Pada akhir 1980-an dia pindah ke Tawangmangu, Jawa Tengah. Dia meninggal pada 17 Februari 1992. Agus adalah penulis cerpen yang sangat produktif. Karya-karyanya diterbitkan oleh Kompas, Sinar Harapan. Belakangan juga di Suara Pembaharuan, Vista, Jawa Pos, Bali Post, Intisari, Surabaya Post, Suara Indonesia, Zaman, dan juga berbagai koran daerah lainnya. Penerbit Buku Kompas (PBK) berupaya menghadirkan kembali karya-karyanya dan menyuntingnya dalam sebuah buku kumpulan cerpen tunggalnya yang pertama berjudul “Dari Bui Sampai Nun” yang tahun 2004. Agus sendiri hingga akhir hayatnya belum sempat membukukan karya-karyanya. Hanya ada satu cerpennya yaitu “Sodom dan Gomorah” yang diikutsertakan dalam antologi “Dua Kelamin bagi Midin”, yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2003.erbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2003.)
  • Dinor Gen  + (Ahli foto dari Bali)
  • Kepadatan Penduduk di Bali  + (Akhir akhir ini banyak orang luar Bali yanAkhir akhir ini banyak orang luar Bali yang menetap di Bali ,dalam hal itu Bali jadi semakin banyak penduduk dan terlihat dominan orang luar Bali ,bagaimana menurut anda dalam hal ini? </br></br>Kota kota besar di Bali sudah terlihat sangat macet , jika di lihat Bali sudah padat penduduk,dan juga banyak di lihat orang tawuran di jalan(tidak tahu ini orang lokal atau luar pulau) tapi saya harap penjagaan di jalan dan sekitar nya lebih di pantau.</br></br>Di sini saya menyampaikan tentang cara mengatasi penduduk luar pulau yang menetap di Bali dan ke amanan di jalan, bagaimana mereka yang ingin menetap di Bali makin bertambah dan banyak warga asli Bali jadi kurang tempat tinggal atau semacam nya?</br>Terimakasih atas perhatiannyasemacam nya? Terimakasih atas perhatiannya)
  • Bagas Tri Prastyo  + (Aksara Bali dalam Gunungan Wayang)
  • Aldwin Yusgiantoro  + (Aldwin bekerja sebagai senior analyst untuAldwin bekerja sebagai senior analyst untuk AkarAsia. Ia baru lulus dengan gelar master dalam Studi Pembangunan Internasional di Elliott School of International Affairs Universitas George Washington, yang berspesialisasi dalam pengembangan sektor swasta. Dia menerima gelar S.IP dalam Hubungan Internasional dari Universitas Colorado di Boulder, dengan fokus pada politik dan ekonomi Asia Tenggara.us pada politik dan ekonomi Asia Tenggara.)
 (Aldwin bekerja sebagai senior analyst untuk AkarAsia. Ia baru lulus deng)
  • Alit S. Rini  + (Alit S.Rini lahir dan tinggal di Denpasar Alit S.Rini lahir dan tinggal di Denpasar dengan nama Ida Ayu Putu Alit Susrini.Menulis puisi sejak th 1980 dan dipublikasi di koran Bali Post yang kemudian menjadi tempatnya bekerja sejak 1988, kemudian dipercaya memegang desk budaya, agama, pendidikan, opini dan tahun 1998 sebagai redaktur pelaksana, lalu terakhir memegang desk opini dan pensiun 2015. “Karena Aku Perempuan Bali” (2003) adalah kumpulan puisi tunggalnya. Puisi-puisinya juga terangkum dalam buku “Cinta Disucikan Kehidupan Dirayakan”, “Bali Living In Two World” (2002), “Dendang Denpasar Nyiur Sanur” (2016), “Klungkung: Tanah Tua Tanah Cinta” (2017). September 2017 lalu sekumpulan puisinya, Inferior, terbit duet dengan Nyoman Wirata berjudul “Pernikahan Puisi”.Nyoman Wirata berjudul “Pernikahan Puisi”.)
  • I Made Sanggra  + (Alm. I Made Sanggra merupakan sosok sastraAlm. I Made Sanggra merupakan sosok sastrawan hebat yang lahir pada Sabtu Pon Gumbreg, 01 mei 1926 di Banjar Gelulung Desa/kecamatan Sukawati (Gianyar) dan meninggal pada Jum'at Umanis Klawu, 20 Juni 1997. Ia merupakan sosok ayah dari sastrawan hebat I Made Suarsa. Bahkan tahun 1938 saat itu beliau sudah mampu mengawi/mengarang gending (Sastra Bali Purwa) yang saat itu beliau menempuh pendidikan di Vervolg School.</br></br>Buku terakhirnya yaitu Bir Bali (pupulan Cerpen dan Puisi Bali Anyar) yang pada tahun ini (2022) Bir Bali diterjemahkan ke dalam Bahsa Indonesia oleh Balai Bahasa Denpasar (sedang dalam proses). Beliau dikenal sebagai pelopor karya sastra modern dengan karyanya yaitu Cerpen Ketemu Ring Tampak Siring (2004) yang merupakan karya hebat dari beliau sewaktu hidup kemudian memperoleh penghargaan Sastra Rancage pada tahun 1988 dengan bukunya yang berjudul Kidung Republik (1997) dan masih banyak lagi penghargaan yang diterima beliau. </br></br>Selain menulis karya sastra modern beliau juga banyak menulis karya sastra Bali Purwa seperti Kidung dan Geguritan salah satunya Geguritan Pan Balang Tamak (1993). Beberapa karya beliau yang lain yaitu Hikayat Prabu Maya Denawa (karya pertama yang berupa Geguritan Sinom) dan yang sudah dibukukan yaitu, Geguritan I Gede Basur (1958), Babad Timbul/Sukawati (1971), Geguritan Pan Balang Tamak (1993), dan beberapa geguritan yang telah disumbangkan yaitu mengenai keluarga berencana, sapta usaha tama, pat sehat lima sempurna, dll. </br></br>Dalam karya Bali Purwa beliau yang terunik yaitu Geguritan Pan Balang Tamak (1993) yang menggunakan Bahasa Indonesia dalam penulisannya, dalam Geguritan Pan Balang Tamak memakai 7 Pupuh diantaranya: Pupuh Ginada, Pupuh Pangkur, Pupuh Mijil, Pupuh Durma, Pupuh Ginada, Pupuh Semarandana, dan Pupuh Sinom. Geguritan Pan Balang Tamak berasal dari kata "Walang" yang artinya menghalangi dan "Tamak" yaitu ketamakan jadi tokoh Balang Tamak sengaja dihadirkan untuk menghalangin/mencegah/menghilangkan sifat-sifat tamak dari raja/penguasa. Pesan moral yang disampaikan pun bagimana kita hidup di bali agar terhindar dari raja tamak itu, sehingga perlunya pencegahan.a tamak itu, sehingga perlunya pencegahan.)
  • Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik  + (Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik lahirAnak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik lahir di Deventer, Belanda, 8 September 1947. Dia merupakan putri tertua dari Dr. dr. Anak Agung Made Jelantik (Dokter PBB). Dia mencintai seni tari sejak kanak-kanak. Dia adalah seorang maestro tari Legong. Selain dikenal sebagai penari, dia berprofesi sebagai dokter spesialis THT dan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung. Bulantrisna adalah cucu dari Anak Agung Anglurah Djelantik yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Karangasem, Bali. Kakeknya mencarikan Bulantrisna guru tari yang terkenal pada masa itu, antara lain Bagus Bongkasa dan Gusti Made Sengog. Pada usia sepuluh tahun, Bulantrisna diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring, Gianyar, Bali untuk menghibur para tamu Istana. Mentor utamanya adalah Anak Agung Mandera dan Gusti Made Sengog, penari Legong generasi pertama. Selain tari Legong, Bulan juga menguasai tari lain, seperti Oleg. Menari bagi Bulan adalah pelepasan emosi, kreativitas, kegembiraan, bergerak dengan penuh penjiwaan, dan sebagai sarana berdoa. Kecintaannya pada tari tak hanya sebatas gerak saja, tetapi ia juga mendirikan sanggar tari yang diberi nama "Ayu Bulan" pada tahun 1994. Salah satu kreasi tari ciptaan yang telah dibuatnya ialah tari Legong Asmarandana. Bulantrisna meninggal pada tanggal 24 Februari 2021 di RS Siloam, Semanggi, Jakarta karena kanker pankreas yang dideritanya.a karena kanker pankreas yang dideritanya.)
  • Anak Agung Ayu Puspa Aditya Karang  + (Anak Agung Ayu Puspa Aditya Karang alias DAnak Agung Ayu Puspa Aditya Karang alias Dita Karang, lahir di Yogyakarta, 25 Desember 1996. Ayahnya bernama Anak Agung Chandra Karang, berasal dari Karangasem, Bali. Ibunya bernama Mega Puspa Arifin, berasal dari Yogyakarta. Dita adalah seorang penyanyi yang berkarier di Korea Selatan. Ia dikenal karena menjadi anggota grup Secret Number, sekaligus sebagai perempuan Indonesia pertama yang memulai debutnya sebagai idola di industri K-pop. Ia menempati posisi sebagai penari utama dan vokalis di grup tersebut.</br></br>Dita bercita-cita menjadi idola K-pop sejak masa sekolah. Setelah lulus SMA, ia menimba ilmu di Akademi Drama dan Musik Amerika di New York, Amerika Serikat. Ia menyelesaikan kuliahnya pada tahun 2017. Setelah lulus kuliah, ia mengikuti audisi K-pop dan diterima. Sebelum debut, ia menjalani masa pelatihan (trainee) di Born Star Training Center di New York. Ia juga pernah bergabung dalam komunitas menari ternama di Korea Selatan, 1MILLION Dance Studio.</br> </br>Dita kemudian melakukan debutnya bersama Secret Number, grup idola wanita asal Korea Selatan yang berada di bawah agensi Vine Entertainment, pada tanggal 19 Mei 2020. Album & single yang telah dirilisnya: Who Dis? (2020), Got That Boom (2020), Fire Saturday (2021), DOOMCHITA (2022), TAP (2022). Selain menyanyi dan menari, ia juga bermain film. Salah satu film yang dibintanginya adalah DJS the Movie: Biarkan Aku Menari (2022) produksi SinemArt Pictures.</br></br>Pada akhir Agustus 2022, Dita dipilih oleh Duta Besar RI untuk Korea Selatan sebagai Duta Hubungan Bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan ke-50 yang dirayakan pada 2023. Korea Selatan ke-50 yang dirayakan pada 2023.)
  • Anak Agung Bagus Sutedja  + (Anak Agung Bagus Sutedja (lahir 1923 – hilAnak Agung Bagus Sutedja (lahir 1923 – hilang 27 Juli 1966) adalah Gubernur Bali yang pernah dua kali memimpin Bali. Ia pertama kali menjabat pada tahun 1950 sampai 1958, diangkat berdasarkan keputusan Dewan Pemerintahan Daerah sebagai pemimpin badan eksekutif Bali, sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) menggantikan wewenang Paruman Agung yang terdiri dari wakil-wakil delapan kerajaan di Bali sebagai badan legislatif. Setelah diselingi oleh I Gusti Bagus Oka sebagai Pejabat Sementara Kepala Daerah Bali pada tahun 1958 sampai 1959, ia kembali terpilih pada bulan Desember 1959 sebagai Gubernur Bali. Masa jabatannya yang kedua berakhir beberapa bulan setelah terjadinya G30S/PKI tahun 1965. Selanjutnya ia digantikan oleh I Gusti Putu Martha. Ia “hilang” pada tanggal 29 Juli 1966 di Jakarta, diperkirakan menjadi korban penculikan politik yang terjadi pada masa itu.ulikan politik yang terjadi pada masa itu.)
  • Anak Agung Gde Mandera Erawan  + (Anak Agung Gde Mandera Erawan (Agung BanglAnak Agung Gde Mandera Erawan (Agung Bangli), maestro tari asal Puri Kaleran Peliatan, Ubud. Besar dengan garis darah keluarga seniman, putra dari Gung Kak Mandera, maestro tabuh pendiri Kelompok Musik dan Tari Gunung Sari dan seorang ibu yang juga penari. Gung Kak Mandera adalah salah satu dari beberapa seniman Bali yang berkeliling Eropa dan melakukan pertunjukan di Paris pada tahun 1930an. </br></br>Hampir seluruh penjuru dunia sudah Gung Aji datangi untuk mempertunjukkan Tari Bali kepada dunia. Bisa dibilang seluruh hidupnya didedikasikan kepada seni tari dan musik Bali. Menjaga dan melestarikan supaya budaya ini terus ada. </br></br>Beliau meneruskan peran mendiang ayahnya memimpin grup Gunung Sari Peliatan, yang setiap minggu mengadakan pertunjukan di Balerung Peliatan. Legong Nandira, yaitu Tari Legong dengan penari pria adalah salah satu sendratari ciptaannya.a adalah salah satu sendratari ciptaannya.)
  • Anak Agung Gde Rai  + (Anak Agung Gde Rai atau biasa dipanggil AgAnak Agung Gde Rai atau biasa dipanggil Agung Rai, lahir di Peliatan, Ubud, 17 Juli 1955. Dia adalah budayawan dan tokoh seni yang berjasa besar melestarikan dan mempromosikan karya-karya seni Indonesia (khususnya Bali). Dia adalah pendiri ARMA (Agung Rai Museum of Art). Kemiskinan di masa kanak memotivasi Agung Rai untuk mengubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik dengan terus menerus bekerja keras. Ketika masih muda, dia pernah menjadi “pedagang acung” (pedagang asongan) benda-benda seni untuk turis yang berkunjung ke Bali.</br></br>Agung Rai bercita-cita menjadi guru, namun kandas karena tidak ada biaya sekolah. Kemudian dia belajar melukis. Namun dia menyadari bakatnya tak cukup sebagai pelukis. Akhirnya dia kursus bahasa Inggris dan menjadi pemandu wisata. Dari interaksinya dengan para turis, naluri bisnisnya muncul untuk mencoba peruntungan sebagai penjual benda-benda seni yang dibikin orang-orang di kampungnya. Sejak itulah dia menjadi pedagang acung di wilayah Sanur, Kuta, hingga Padangbai. Sebagai pedagang acung, naluri bisnis dan seninya terus berkembang. Dia kemudian bergaul dengan banyak kolektor seni. Dan, pada akhirnya dia pun ikut menjadi kolektor seni karya para maestro. Dari kolektor dia menjadi kurator pameran benda-benda seni. Misalnya, tahun 1989, Agung Rai berangkat ke Jepang memboyong seratus lukisan karya lima puluh pelukis yang tergabung dalam Sanggar Seniman Agung Rai. Lukisan-lukisan itu dipamerkan di Jepang selama dua bulan. </br></br>Rasa cemas dan kahwatir akan kelesatarian budaya negerinya terutama di bidang kesenian membuat Agung Rai terobsesi mendirikan museum dan galeri seni. Maka, dengan perjuangan sangat luar biasa, pada tanggal 9 Juni 1996, ARMA Museum diresmikan oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. ARMA merupakan salah satu museum dengan koleksi terlengkap di Indonesia. Mulai dari lukisan-lukisan klasik hingga kontemporer, baik karya seniman lokal maupun manca negara. Selain itu, ARMA juga secara berkali menggelar pameran seni rupa.</br></br>Popularitas ARMA melejit cepat karena juga sering menghelat berbagai kegiatan seni budaya seperti pertunjukan musik, teater, menyediakan ruang baca dengan koleksi aneka buku bagi para pengunjung, menyelenggarakan seminar tentang budaya dan seni. Kegiatan-kegiatan di ARMA sebagian besar berskala internasional dan tak jarang diselenggarakan dengan berbagai pekerja seni dan budaya dari berbagai negara. Dengan berbagai rangkaian kegiatan berskla internasional tersebut, ARMA mendapat predikat sebagai museum terpopuler dan terbaik di Indonesia menurut para wisatawan sebagaimana dihimpun oleh situs traveling dunia, TripAdvisor.</br></br>Berkat perjuangannya untuk melestarikan kesenian, Agung Rai dianugerahi sejumlah penghargaan. Antara lain, tahun 2000 dia dianugerahi penghargaan oleh Pemerintah Indonesia sebagai “Pelopor Memajukan Seni Rupa”. Tahun 2012 dia terpilih sebagai ketua Himusba (Himpunan Museum Bali) 2012-2017. Tahun 2016 “TripAdvisor” menobatkan ARMA sebagai museum terbaik Indonesia. Pilihan ditentukan oleh para wisatawan yang telah mengunjungi berbagai museum di Indonesia.</br></br>Buku-buku tentang Agung Rai dan ARMA bisa dibaca dalam “Gung Rai, Kisah Sebuah Museum” (KPG, 2013), “Saraswati in Bali: A Temple, A Museum and A Mas” ( BAB Publishing Indonesia, 2015), “Agung Rai, Sang Mumpuni” (Lestari Kiranatama, 2017). Sang Mumpuni” (Lestari Kiranatama, 2017).)
  • Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga  + (Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga lahir di Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga lahir di Denpasar, 7 Juli 1965. Ia menamatkan S-1 di Universitas Ngurah Rai, Denpasar, pada tahun 1991. Ia adalah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Ia menjabat dari 2014 hingga 2019. </br></br>Sebelum menjadi menteri, ia pernah menjabat sebagai Wali Kota Denpasar dua periode, yakni 1999-2004 dan 2005-2010. Pada periode kedua, di tengah jalan, ia terpilih menjadi Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013.adi Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013.)
  • Anak Agung Gede Raka Payadnya  + (Anak Agung Gede Raka Payadnya, lahir di AbAnak Agung Gede Raka Payadnya, lahir di Abianbase, Gianyar, 14 Agustus 1944. Ia menempuh pendidikan di Konservatori Karawitan (Kokar) pada tahun 1965 dan sempat kuliah di Fakultas Teknik Jurusan Seni Rupa Unud. Ia adalah perintis seni drama gong dengan mendirikan sekaa/kelompok drama gong “Wijaya Kusuma” Abianbase pada tahun 1966. Dalam pementasan drama gong ia populer dengan perannya sebagai raja muda. Atas dedikasinya di bidang seni drama gong, ia dianugerahi penghargaan Dharma Kusuma 2004 oleh Pemda Propinsi Bali. Ia meninggal pada tanggal 22 September 2022. meninggal pada tanggal 22 September 2022.)
  • Anak Agung Made Cakra  + (Anak Agung Made Cakra, lahir di Denpasar, Anak Agung Made Cakra, lahir di Denpasar, 11 November 1928. Ia adalah seorang musisi dan pencipta lagu pop Bali yang sangat popular pada zamannya. Ia belajar seni musik secara otodidak sejak usia tujuh tahun. Tahun 1943, ketika masih SR (Sekolah Rakyat), ia ikut lomba lagu Jepang di Singaraja, dan berhasil memikat perhatian seorang pemusik Jepang yang hadir saat itu. Pemusik Jepang itu kemudian mengajarinya bermain musik yang benar. Setamat SR, ia dipekerjakan oleh Jepang dan dilatih bermain musik.</br></br>Tahun 1950 ia mengumpulkan pecinta musik di Denpasar dan membentuk grup orchestra dan tahun 1953 grup itu pentas di seputar Denpasar. Ia juga bergabung dengan grup orkes keroncong Puspa Teruna pimpinan Ida Made Rai. Lalu bergabung dengan orkes keroncong Melati Kusuma pimpinan Merta Suteja, grup orkes keroncong Merta Kota dan orkes keroncong Cendrawasih. Ia juga terlibat kegiatan rutin bermusik di RRI Stasiun Denpasar. Kemudian ia membentuk dan memimpin grup orkes keroncong Fajar Baru. </br></br>Selain bermusik, Gung Cakra juga menciptakan lagu dan komposisi musik. Salah satu lagunya yang paling terkenal berjudul “Kusir Dokar”. Pada 1963, lagu itu sering dimainkan oleh grup band Putra Dewata yang didirikan Gung Cakra dan rekannya. Alat-alat musik grup band itu dibuat sendiri oleh Gung Cakra dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Tahun 1976, Gung Cakra mulai masuk dapur rekaman lewat Bali Record. Selain “Kusir Dokar”, lagu ciptaaannya yang popular hingga kini adalah “Bungan Sandat” dan “Ada Kene Ada Keto”.h “Bungan Sandat” dan “Ada Kene Ada Keto”.)