UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Biography example text id" with value "test3". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 29 results starting with #1.

View (previous 500 | next 500) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

    • I Nyoman Cerita  + (The Garuda Wisnu Kencana tells about the sThe Garuda Wisnu Kencana tells about the struggle of Lord Vishnu (Dewa Wisnu) who is assisted by the Garuda bird as his mount to seize Tirta Amerta (water of life) against the power of giants. Through a very deadly war, Tirta Amerta can be seized by The Lord Vishnu. The Tirta Amerta then is used to maintaining life.a Amerta then is used to maintaining life.)
    • Dewi Dian Reich  + (The Living Masks of Bali adalah seri kami The Living Masks of Bali adalah seri kami yang mengeksplorasi dan merayakan topeng tradisional Bali. Kami kembali hari ini dengan melihat dari dekat Topeng Tua, Topeng Tua. Percakapan dengan Penari dan Pembuat Topeng Kadek Sudiasa dari Mas Ubud. Serangkaian potret Topeng Tua. Diiringi perbincangan dengan Kadek Sudiasa yang mengulik hubungan dan kenangannya dengan Topeng Tua. Sebagai penari dan pembuat topeng.ng Tua. Sebagai penari dan pembuat topeng.)
    • Ni Wayan Adnyani  + (tiba-tiba aku teringat pertama kali menemtiba-tiba aku teringat pertama kali </br>menemukanmu di panggung benderang</br>mata berbinar,</br>diam-diam warna merahmu </br>menyalakan wajah perempuanku </br>dengan semua kecantikan semesta</br></br>tiba-tiba juga puisinya pecah dengan nyaring, </br>ketahuilah ini bukan nyaring yang sering kau asingkan</br>nyaring ini paling merdu yang pernah aku dengar</br>lakon Kumbakarna takluk dengan sempurna</br>terurai kisahnya dalam kelopak-kelopak jepun berwarna merah</br>ada terselip satu dua tembang di ujung cerita </br>dan gamelan menggila di ujung jemarimu</br>panggung sungguh menjadi gemintang</br></br>dan aku,</br>tiba-tiba ingin menjadi perempuan </br>berwarna emas di antara warna merahnya</br></br></br>(Jayasabha, Januari 2020; </br>catatan pertama kali bertemu ibu PS)020; catatan pertama kali bertemu ibu PS))
    • Dewi Dian Reich  + (Topeng Dalem. Raja, Topeng dan Tarian. ToTopeng Dalem. Raja, Topeng dan Tarian.</br></br>Topeng Dalem mewakili Raja, Dalem Waturenggon, terkait dengan Zaman Keemasan Kerajaan Gelgel Bali pada abad ke-16. Dia dikenal dalam narasi ini sebagai pengasih, baik hati dan bijaksana. Raja yang penyayang. Itu sebabnya, menurut Kadek Sudiasa, untuk mengukir dan menangkap esensi Topeng Dalem sulit dilakukan. Untuk menangkap ketenangan dan kelembutan Raja ini, dengan apa yang dia gambarkan memiliki kelembutan tertentu di sekitar matanya. Kehalusan dalam karakternya inilah yang membuatnya sulit untuk ditangkap. Ia tidak memiliki ciri-ciri nyata yang terkandung dalam Topeng Keras atau Topeng Tua.andung dalam Topeng Keras atau Topeng Tua.)
    • Kadek Sudiasa  + (Topeng Tuli merupakan bagian dari Topeng BTopeng Tuli merupakan bagian dari Topeng Bondres. Itu dilakukan di masa lalu sebagai hiburan selama upacara dan acara komunitas. Topeng ini dibuat oleh Kadek Sudiasa untuk Pameran 'Dunia Tanpa Suara Antologi' di Galeri Sawidji.</br></br>"Mereka yang tidak bisa mendengar, jangan anggap enteng atau kurang dari mereka.. karena mereka memiliki sesuatu yang ekstra, sesuatu yang istimewa yang mungkin tidak dimiliki orang lain. Ciptaan Tuhan penuh dengan keseimbangan dan keadilan. Jika mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup mendengar.. mereka memiliki hal lain yang ekstra yang mungkin tidak kita lihat." ~ Kadek Sudiasamungkin tidak kita lihat." ~ Kadek Sudiasa)
    • Made 'Kaek' Dharma Susila  + (Tounges of Fire karya Made Kaek adalah bagTounges of Fire karya Made Kaek adalah bagian dari karya baru yang menampilkan dimensi misterius Made Kaeks serta kesadaran komunitas yang tajam. Dipamerkan dalam 'Dunia Tanpa Bunyi Antologi' di Galeri Sawidji.</br>"Karya ini adalah cerminan betapa kacaunya dunia nyata. Di dunia nyata, penting juga untuk memiliki dunia yang sunyi. Kita memang membutuhkan keseimbangan keheningan ini." ~Made Kaekn keseimbangan keheningan ini." ~Made Kaek)
    • Putu Desy Apriliani  + (Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, investasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap kondisi kemiskinan di Kabupaten Karangasem. Wilayah ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena hingga kini Kabupaten Karangasem masih memiliki persentase kemiskinan yang relatif lebih tinggi dibandingkan delapan kabupaten lainnya di Provinsi Bali. Observasi non-partisipan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem adalah metode pengambilan data yang penulis pilih untuk menjawab sejumlah permasalah penelitian. Data tingkat pendidikan, investasi, pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan yang terkumpul dari tahun 2010-2019 kemudian dianalisa dengan menggunakan teknik analisa regresi linier berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa tingkat pendidikan, investasi dan pertumbuhan ekonomi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kondisi kemiskinan di Kabupaten Karangasem. Tingkat pendidikan, investasi dan pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kondisi kemiskinan di kabupaten Karangasem. Variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap kondisi Kemiskinan di kabupaten Karangasem adalah variabel investasi.aten Karangasem adalah variabel investasi.)
    • Luh Putu Kirana Pratiwi  + (Tujuan pembangunan pertanian adalah untuk Tujuan pembangunan pertanian adalah untuk meningkatkan pendapatan petani dan pelaku bisnis pertanian. Permasalahan utama berupa terbatasnya modal yang dimiliki oleh para petani. Penelitian ini menentukan beragam aktivitas agrobisnis serta menganalisa efektivitas Koperasi Agrobisnis Terpadu terhadap tingkat pendapatan petani Subak Guama, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Subyek penelitian ini adalah petani Subak Guama yang menerima bantuan modal, sedangkan objek penelitian adalah pendapatan petani dimaksud. Penelitian menggunakan data kuantitatif dengan teknik analisa berupa analisa deskriptif, yaitu t-test sampel berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Subak Guama melaksanakan sejumlah kegiatan seperti pengelolaan padi terpadu, kegiatan integrasi padi-ternak, dan tugas penguatan modal usaha rumah tangga berupa pinjaman usaha mandiri; 2) terdapat perbedaan tingkat pendapatan usaha tani petani Subak Guama sebelum dan sesudah menerima bantuan modal koperasi agribisnis sebesar 7.24% dengan tingkat efektivitas sebesar 86.69% dengan kriteria efektif.as sebesar 86.69% dengan kriteria efektif.)
    • I Wayan Muka  + (Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapaTujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dari masing-masing OPD Provinsi Bali terkait penerapan E-Government (SPBE), menentukan kondisi penerapan E-Government (SPBE) di Provinsi Bali dan menentukan langkah strategis untuk meningkatkan indeks tingkat kematangan SPBE Provinsi Bali. Metode penilaian evaluasi dilakukan melalui pengukuran tingkat kematangan berdasarkan e-Government Maturity Model (eMM). Kajian ini mengungkap bahwa kelemahan utama dalam implementasi SPBE Provinsi Bali, terutama di beberapa OPD yang memberikan layanan publik, adalah belum terintegrasinya aplikasi atau sistem dan masih lemahnya SDM dan infrastruktur IT di masing-masing OPD. Langkah yang perlu dilakukan adalah menyusun Rencana Induk Pengembangan SPBE yang memiliki kelengkapan pada sisi muatan visi dan misi SPBE, arsitektur SPBE, peta jalan SPBE serta integrasi sistem aplikasi dan penggunaan aplikasi umum secara menyeluruh.enggunaan aplikasi umum secara menyeluruh.)
    • Desak Ayu Putu Suciati  + (Tujuan studi ini adalah merancang wujud opTujuan studi ini adalah merancang wujud optimalisasi peran pecalang dalam membantu penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Tim Gugus Tugas Pencegahan Pandemi Covid-19. Studi ini berbentuk deskriptif-kualitatif yang lebih banyak menggunakan dan mengumpulkan informasi dengan cara mendalami setiap fenomena sosial yang terjadi. Pembagian kewenangan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali dalam upaya pencegahan pandemi Covid-19 mengalami banyak hambatan. Diperlukan optimalisasi peran pecalang dalam membantu penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Tim Gugus Tugas Pencegahan Pandemi Covid-19.m Gugus Tugas Pencegahan Pandemi Covid-19.)
    • Putu Ayu Sani Utami  + (Tujuan: Stres pada lansia adalah perasaan Tujuan: Stres pada lansia adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang yang diakibatkan oleh stresor berupa perubahan fisik, mental, dan sosial lansia yang mempengaruhi status emosional dan menimbulkan penyakit. Pengelolaan stres lansia dapat dilakukan dengan terapi reminiscence yang menggunakan memori dan kenangan masa lalu untuk menjaga kesehatan mental lansia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi reminiscence terhadap stres lansia. Metode: Desain pada penelitian ini adalah quasi-experimental yaitu nonequivalent control group design. Sampel terdiri dari 34 lansia yang dipilih secara purposive sampling, dibagi menjadi 17 lansia kelompok perlakuan dan 17 lansia kelompok kontrol dan pengumpulan data dilakukan menggunakan Stress Assessment Questionnaire (SAQ). Hasil: Hasil analisis uji independent sample t-test dengan tingkat kemaknaan 95% menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terapi reminiscence terhadap stres pada lansia. Simpulan: Kegiatan bercerita kenangan masa lalu dapat membantu lansia berinteraksi dan mengungkapkan perasaannya kepada keluarga dan teman sehingga lansia mampu beradaptasi terhadap stres.a lansia mampu beradaptasi terhadap stres.)
    • Gede Benny Setia Wirawan  + (Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetuhTujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetuhui hubungan antara keyakinan konspirasi, kepercayaan terhadap media, dan sumber informasi dari otoritas, dengan penerimaan terhadap vaksin Covid-19. Metode: Kami melakukan survei daring kepada warga usia dewasa di Provinsi Bali dari 14 September hingga 30 Oktober 2020, mengumpulkan data demografi, dampak pandemi, kepercayaan konspirasi, kepercayaan pada media konvensional dan sumber resmi, dan penerimaan vaksin. Kami melakukan analisa bivariat dan multivariat untuk determinan penerimaan vaksin dengan SPSS 23.0. Hasil: Kami merekrut 779 responden dengan proporsi 38.9% laki-laki, median usia adalah 24 tahun (IQR 20-26 tahun). Hasil penelitian menunjukkan penerimaan vaksin sebesar 60.8%. Penerimaan vaksin berkorelasi dengan keyakinan konspirasi, kepercayaan pada media konvensional dan sumber-sumber otoritatif dengan Spearman’s Rho masing-masing sebesar 0.350, 0.269, dan 0.287. Mengontrol variabel demografi dan dampak pandemi, menunjukkan keyakinan konspirasi yang kuat dan kepercayaan pada media konvensional sebagai satu-satunya variabel penentu bebas dengan OR masing-masing sebesar 0.33 (CI95% 0.20 – 0.54) and 1.91 (CI95% 1.37 – 2.65). Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan dampak infodemik yang cukup besar, yang diwakili oleh keyakinan konspirasi, kepercayaan pada media, dan sumber otoritatif, terhadap penerimaan vaksin COVID-19. Pesan kesehatan masyarakat yang efektif harus dilakukan bersamaan dengan peluncuran vaksin untuk meningkatkan penerimaan dan mencapai kekebalan kelompok.enerimaan dan mencapai kekebalan kelompok.)
    • Ni Ketut Sri Rahayuni  + (Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikaTulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan wacana politik yang memiliki kaitan dengan gender dalam kampanye media luar ruang. Media kampanye luar ruang merupakan ruang publik yang paling efektif untuk dapat menyampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan seorang calon baik pemimpin maupun anggota parlemen apalagi jika dikaitkan dengan gender yang masih menjadi masalah utama di Indonesia. Gender dalam politik Indonesia masih belum seimbang mengingat belum optimalnya dan keseimbangan kontribusi laki-laki dan perempuan dalam dunia politik. Hal itu menjadi perhatian utama media luar ruang kampanye sejumlah caleg perempuan pada pemilu legislatif 2014. Sumber data dari makalah ini diambil dari daerah - Badung, Jembrana, Klungkung, dan Denpasar. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara perekaman dengan memotret media kampanye luar ruang yang berisi informasi terkait gender. Selanjutnya, metode deskriptif kualitatif menjadi pilihan untuk mendeskripsikan data – data penelitian yang berkaitan dengan teori wacana dan teori gender dalam penggunaan bahasa. Hasil analisis menunjukkan bahwa gender merupakan salah satu wacana pemilihan calon wakil rakyat, khususnya perempuan untuk mendapatkan suara dan simpati. Untuk itu, proyeksi penggunaan istilah gender, kesetaraan hak, dan perjuangan dengan laki-laki menjadi pilihan utama untuk menunjukkan perjuangan kesetaraan gender. Variasi penggunaan juga terlihat namun dengan tetap mempertahankan sisi gender perempuan sebagai pihak yang memperjuangkan haknya. sebagai pihak yang memperjuangkan haknya.)
    • I Wayan Juniarta  + (Uled (Ulat) Jika tidak ada hujan tidak adUled (Ulat)</br></br>Jika tidak ada hujan tidak ada angin, tiba-tiba desa anda diserbu oleh ribuan ulat bulu, adakah ini pertanda sesuatu?</br></br>“Itu pertanda bahwa ulat tersebut tidak tahu tukang cukur atau salon. Jika ada tukang cukur Maduratna atau salon, tentu tidak akan seragam model bulunya; ada ulat yang keriting, gundul, cepak, dan juga rebonding,” kata I Putu Tawah Matah.</br></br>Mereka pada tertawa semua. Begitulah akibatnya jika bertanya pada orang yang kurang waras, jawabannya pun menjadi tidak waras.</br></br>“Itu artinya peringatan terhadap diri kita. Mungkin ada sesaji yang kita haturkan kurang, atau baktinya yang tidak tulus, sahut I Made Tirtayatra Miratdana.</br></br>Begitulah akibatnya jika senang sekali merasa seperti paling tahu kehendak Ida Bethara (Tuhan). Ketika terjadi gunung meletus, katanya Ida Bethara murka, ketika terjadi tsunami, katanya Ida Bethara ngambek. Ada ulat mewabah, katanya Ida Bethara tersinggung karena sesaji (aci-aci) nya kurang. Sepertinya Ida Bethara tidak punya pekerjaan lain selain membuat bencana dan mala petaka.</br>“Pola pikirmu sama seperti Ketua DPR yang dengan santainya mengatakan bahwa wabah ulat bulu merupakan peringatan Tuhan. Jika Tuhan memang senang memberi peringatan tentu “barang” ketua DPR nya yang direbut ulat bulu terlebih dahulu karena memang tidak tahu malu; tetap bersikukuh membuat gedung baru untuk dipakai tidur,” komentar I Wayan Bungut Lengut.</br></br>Jika memang setiap kali Ida Bethara emosi lantas membuat bencana—gunung meletus, gempa bumi, wabah rabies, wabah ulat—lantas apa yang akan dibuatnya jika Ida Betara merasa senang? Pasti hujan emas, gunung mengeluarkan uang serta angin yang membawa supermi.</br></br>“Karena sampai sekarangpun belum ada hujan emas, maka sampai jika kita ingin mempunyai uang kita harus bekerja mengeluarkan keringat, dan jika kepingin supermi mesti beli sendiri; artinya cuma satu: Ida Bethara tidak ada kaitannya dengan urusan gunung meletus maupun wabah ulat,” begitu kesimpulan I Wayan.</br></br>Mereka semuanya mengangguk-angguk setuju. Memang tidak ada yang suka jika dibilang Ida Betara dikatakan hipertensi atau emosi tinggi, sedikit-sedikit membuat bencana, sedikit-sedikit tersinggung.</br></br>“Ida Bethara kita memang santai, tidak senang marah-marah. Muara sungai di urug oleh investor, tanah milik pura di kontrakkan menjadi vila, pura yang dijadikan obyek wisata, upakara/upacara dijadikan proyek, tetap saja Ida Bethara kita santai.”</br></br>Ida Bethara percaya manusia sudah pintar, bisa berfikir sendiri, sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk.</br></br>“Manusia lahir sudah membawa otak. Itu artinya kita disuruh untuk berfikir, supaya tidak setiap ada bencana , kita langsung menyatakan bahwa itu kehendak Tuhan. Jika kita berfikir seperti itu, sepertinya rugi Ida Bethara memberi manusia kemampuan untuk berfikir (idep).</br></br>Artinya, urusan ulat tidak ada kaitannya dengan Ida Bethara.</br></br>“Bisa jadi wabah ulat bulu ini disebabkan oleh semakin berkurangnya populasi semut dan burung yang berfungsi memakan ulat. Bisa pula karena ulatnya tidak tahu soal KB. Apalagi sekarang ini lagi musim hujan sehingga terasa dingin , tentu ulatnya tidak mempunyai kegiatan lainnya selain sibuk “membuat anak” saja,” kata I Wayan lagi.</br></br>Mereka semua menggangguk setuju. Jika ulatnya tahu KB, tahu tingginya biaya sekolah, asuransi kesehatan, cicilan dan kredit di sana sini, tentu ulatnya tidak akan berani beranak, minimal bulunya akan lepas sehingga menjelma menjadi ulat yang botak karena stress memikirkan hidup.</br>Akan tetapi, sejelek-jeleknya ulat, dia tetap lebih baik dari orang jahat. Tidak ada orang jahat yang bisa berubah menjadi “kupu-kupu” (orang baik), apalagi menghasilkan benang sutra yang bagus (menghasikan sesuatu yang berguna).” Paling-paling orang jahat akan berubah menjadi orang yang bertampang insyaf dan tobat, ke sana kemari membawa-bawa nama Tuhan dan sepertinya paling tahu kehendak Tuhan.dan sepertinya paling tahu kehendak Tuhan.)
    • I Ketut Suwidja  + (Umbu, Daya tangkap tak nampaklah MembawakuUmbu,</br>Daya tangkap tak nampaklah</br>Membawaku di bawah museleum</br>Yang besar tak terkira</br>Batu perkasa penyangga udara?</br>Seraya mengamati batu batu tembok</br>Berwarna cadas namun keras</br>Dilepa sekian waktu berlalu</br>Siapa jadi pengap</br>Resah di tengah rumah</br>Buronan kampung halaman?</br>Menyapa</br>Dan mengapa hatiku bicara</br>Tanpa sepatah kata</br>Burung burung segera menampak darat</br>Tak mungkinbisa lewat</br>Dalama perangkap yang menjebak</br>Jadi pelarian di bawah kolong langit kita</br>Seraya melumatkan diri dari masing masing kecemasan</br>Umbu,</br>Air tenang dan misteri tak terlupakan</br>Kuyakinkan padamu</br>Bahwa kau dan aku menyadari keterbatasan itu</br>Di bawah matahari menyinarkan</br>nyala emasnya</br>Tanpa bimbingan menyinarkan nyala emasnya Tanpa bimbingan)
    • I Made Suastra  + (Undang-Undang dasar 1945 Pasal 32 ayaUndang-Undang dasar 1945 Pasal 32 ayat 2 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memberikan ruang yang luas kepada daerah untuk berkiprah dalam setiap aspek kehidupan. Dalam penyelenggaraan Otonomi, daerah mempunyai kewajiban untuk melestarikan nilai-nilai sosial budayanya sebagai identitas manusianya. Sosok yang menunjukkan bahwa seseorang beridentitas manusia Bali dapat berwujud bahasa (dalam bentuk bunyi) dan tradisi (dalam bentuk fisik). Dalam kaitan ini hampir dalam setiap kesempatan simbol-simbol itu dipergunakan sebagai sebuah identitas manusia Bali dalam pergaulan baik nasional maupun Internasional. Simbol identitas inilah yang perlu dilestarikan jikalau kita ingin melestarikan manusia Bali seutuhnya. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan sejauhmana bahasa Bali masih berfungsi sebagai simbol identitas manusia Bali pada era globalisasi ini. Pembahasan dalam kajian ini terfokus pada kajian identitas manusia Bali dari perspektif bahasa. Bahasa Bali sebagai salah satu simbol identitas dapat merupakan sebuah kebanggaan. Bukti-bukti dari sebuah kebanggaan ini dapat dilihat dari perkembangan pemakaiannya yang merupakan sebuah dinamika. Bahasa Bali pada dasarnya memiliki fungsi yang sangat penting untuk mengekspresikan khasanah budayanya. Akan tetapi pada masa global ini sesuai dengan proses alami, bahasa Bali mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan pemakaiannya. Dalam menyikapi perkembangan ini, tantangan bagi bahasa Bali baik secara internal maupun eksternal sangat perlu diinventarisir, sehingga dapat ditemukan langkah-langkah ke depan untuk mempertahankan bahasa Bali agar tetap dapat berfungsi sebagai salah satu simbol identitas manusia Bali. salah satu simbol identitas manusia Bali.)
    • Dewa Gede Purwita  + (Unsur seni lukis Tradisional Bali menganduUnsur seni lukis Tradisional Bali mengandung unsur naratif, ilustratif, figuratif, fungsional, hal tersebut membentuk struktur seni rupa Bali yang sangat erat kaitannya dengan keberadaan teks sebagai latar belakang penciptaannya. Penelitian ini bertujuan untuk membaca pengaruh yang diakibatkan oleh narasi sebagai hal yang mempengaruhi wimba dan cara wimba objek pada lukisan tradisional Bali yang difokuskan pada lukisan Sutasoma dengan gaya wayang Kamasan di Bale Kambang Kerta Gosa, Klungkung dan lukisan Prabu Salya oleh I Ketut Gede Singaraja. Metode penelitian ini mempergunakan metode penelitian seni kualitatif dengan desktiptif analitik, teori yang dipergunakan sebagai analisa adalah sistem Ruang-Waktu-Datar dari teori Bahasa Rupa. Hasil analisa menunjukan bahwa narasi membentuk sistem tata cara penggambaran seni lukis Tradisional Bali yang dapat dilihat dari cara pengaplikasian perspektif dari berbagai sisi, pola penggambaran figur tokoh yang mengganti ekpsresi wajah dengan gestur, juga kehadiran matra waktu yang simbolik. Melalui pembacaan dengan sistem Ruang-Waktu-Datar didapatkan bahwa lukisan tradisional Bali dipengaruhi oleh narasi yang sangat kuat tercermin dalam bahasa rupanya.angat kuat tercermin dalam bahasa rupanya.)
    • Agoes Andika  + (UPACARA DIRI Belum lagi usai irama genderUPACARA DIRI</br></br>Belum lagi usai irama gender</br>bermuara pada sudut malam ku</br>di atas nya suara lain juga bergema</br>tapi belum berakhir tanpa tarian</br>yang tertulis sejak lama</br>tangis pertama sampai</br>Lima puluh tujuh tahun disini</br>bersimpuh tanpa siapa siapa yang menyapa</br></br>A ... U ... M</br>aku ingin tetap menari dengan iramaMU</br>entah sampai dimana</br>dan kapan berakhir</br>aku hanyalah penari tanpa busana</br>yang melukis lakon sendiri</br>dengan irama angin</br>tangan dan kaki yang tiada</br>tanpa mata</br>tanpa telinga</br>juga jalan yang engkau buka</br>adalah garis tanganku</br>yang terus menabuh</br>dan menatap ramai di sekitar rumahku</br></br>adalah kesadaranku kini</br>didalam samadiku</br>dengan mata terbuka</br>suara sekecil apapun akan kutata</br>menjadi doa</br>menjadi lilin di malam hari</br></br>Baleagung, tengah hari 04032020 menjelang hari kelahiran 0503202004032020 menjelang hari kelahiran 05032020)
    • Arya Lawa Manuaba, Ida Bagus  + (Wabah virus SALCON menghantam Bali. Nagapuspa belum ditemukan. Epsilon marah besar. Haricatra menghilang ditelan Bumi!)
    • Ni Luh Sutjiati Beratha  + (Warga Bali yang tinggal di Desa Ubud, KabuWarga Bali yang tinggal di Desa Ubud, Kabupaten Gianyar adalah bilingual karena mereka mampu menggunakan lebih dari satu bahasa. Berdampingan dengan Bahasa Bali, terdapat pula beragam Bahasa seperti Bahasa nasional Indonesia, dan Bahasa asing seperti Bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, Korea, dll. Orang Bali pada masa kini kesulitan dalam menggunakan Bahasa Bali sehingga mereka umumnya menggunakan bahasa ‘campuran,’ yaitu gabungan antara Bahasa Bali dengan Bahasa Indonesia, Mandarin ataupun Korea, dll. Fenomena ini mungkin menjelaskan bahwa Bahasa Bali semakin termarjinalisasi. Paper ini bertujuan untuk meneliti bahasa apa saja yang digunakan dalam lingkungan Bahasa Bali, karena berdasarkan tradisi, lokalitas berbasis ekologis sangatlah penting untuk dijelaskan karena ini memiliki hubungan yang erat dengan keberlangsungan penggunaan Bahasa Bali, serta lingkungan alami dengan keragamannya. Pendekatan sosiokultural, yaitu pendekatan yang menggunakan konsep keragaman bahasa yang dikaitkan dengan eksistensi sebuah bahasa digunakan dalam paper ini. Metode kualitatif berbentuk teknik observasi dan wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi. Teori-teori berkaitan dengan penggunaan bahasa digunakan untuk menganalisa data. Hasil studi menunjukkan bahwa marginalisasi Bahasa Bali memang terjadi dikarenakan adanya sejumlah group etnis imigran yang hidup di Desa Ubud. Desa ini telah dihuni oleh ekspatriat yang datang dan menetap di Ubud. Alasan mereka memilih Ubud dibandingkan wilayah lainnya adalah karena bisnis pariwisata, perkawinan lintas budaya, budaya Bali dan kesenian, dll. Kondisi dimaksud mempengaruhi pilihan dan penggunaan berbagai bahasa.hi pilihan dan penggunaan berbagai bahasa.)
    • Wayan Kerti  + (Wayan Kerti Lakon Semesta Matahari telWayan Kerti</br></br>Lakon Semesta </br></br></br>Matahari telah usai sajikan hidangan pagi </br>di meja perjamuan semesta </br>desau pepohonan</br>melantun dari balik rimbun </br></br>Sayup di kejauhan</br>kecipak riak telaga memetik dawai harpa </br>ada nyanyian alam</br>syahdu dan melenakan sukma</br></br>Tabir menyemburat berbias biru di bingkai waktu </br>memantulkan cahaya</br>di bentang samudra </br></br>Genta alam </br>berdenting menyusup di setiap pori-pori kembang </br>mewangi menyelimuti hamparan semesta</br></br>Segerombolan burung-burung</br>menukik dari gugus awan </br>serupa jalinan sutra </br>silih berganti kepakkan sayap </br>kabarkan berita</br></br>Pada butiran enau </br>menggantung janji manis kisah semesta </br>dalam lakon hati berbunga </br>menyuarakan girang batin</br>dalam tarian alam</br>mengusir mendung di cakrawala</br></br>Setangkai pagi </br>di hangat Sasih Kedasa¹ </br>terangkai kisah semanis madu </br>tentang nyanyian di belantara </br>serta bentang wana </br>tentang panen beragam-rupa </br>melimpah-ruah </br></br></br>Sasih Kedasa¹: Sasih ke-10 dalam perhitungan tahun saka (bulan April, tahun masehi) diyakini sebagai renungan suci dalam hal pengendalian diri dan hawa nafsu dalam keyakinan agama Hindu.an hawa nafsu dalam keyakinan agama Hindu.)
    • I Gusti Ayu Diah Yuniti  + (WHO atau badan kesehatan dunia telah menetWHO atau badan kesehatan dunia telah menetapkan Covid-19 sebagai sebuah pandemi. Pada bulan Februari 2020, WHO juga mendeklarasikan novel corona virus pada tubuh manusia sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Covid-19 memiliki dampak yang sangat luar biasa bagi perekonomian Bali dan sektor pariwisata. Pemerintah menyatakan bahwa Bali sangat terdampak oleh Covid-19 dimana pariwisata terhenti dan 96& hotel tutup sementara. Akibatnya, banyak pemutusan hubungan kerja dan komunitas banyak yang menjadi pengangguran. Kehidupan menjadi cukup mengkhawatirkan. Covid-19 sangatlah berpengaruh bagi kehidupan masyarakat Bali di masa datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Covid-19 terhdapat kebutuhan makanan, kebutuhan pokok, dan daya tahan komunitas di wilayah Bali. Populasi sebanyak 1500 orang dengan kisaran usia 15-60 tahun dan bekerja di sektor pariwisata. Jumlah sampel adalah 150 responden atau 10% dari total populasi. Data dikumpulkan terkait dengan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan dari rumah tangga selama pandemic. Analisa deskriptif berbentuk grafi, table, dan gambar. Temuan utama, selama kurun waktu 60 hari outbreak Covid-19 di masyarakat, telah terinfeksi 343 orang, sembuh 232 orang, dan meninggal 4 orang. Tekanan kepada sektor pariwisata di Bali menyebabkan perekonomian menjadi kolaps. Sebagian besar dari 80% pekerja sektor informal di Bali diberhentikan, yang kemudian meningkatkan jumlah pengangguran terbuka di Bali. Keaslian, bahwa 95% dari penduduk Bali mengalami perubahan dalam perilaku sosial, gaya hidup, dan menjaga kebersihan lingkungan. Kecemasan terhadap Covid-19 masih dikategorikan wajar dan tidak menyebabkan disfungsi sosial. Terlepas dari kesulitan berinteraksi antar komunitas, berdiam diri di rumah 75% kekerabatan menguat.berdiam diri di rumah 75% kekerabatan menguat.)
    • Luh Yesi Candrika  + (Wibisana tidak dapat menyembunyikan kesediWibisana tidak dapat menyembunyikan kesedihannya, saat mengetahui kakak tertuanya Rahwana telah gugur di medan perang. Sekali pun Rahwana berada dalam jalan ketidak benaran, Wibisana merasa bersedih hati, meratapi kepergian saudara kandungnya itu. Pada saat itu juga, Rama pun hadir menghibur hati Wibisana yang sedang diliputi mendung kedukaan. Rama memuji Rahwana sebagai seorang yang terpuji melakukan tapa dan terkenal sebagai raja besar dunia yang tidak gentar gugur di medan perang. Setiap orang yang gugur dalam pertempuran mendapatkan sorga (prasasta sira nguni sampun tapa, gahan ta sira cakrawartting jagat, pejah sir ataman surud ring rana, asing mati mamuk ya moksatmaka).. Demikianlah sang maha bijaksana, senantiasa memberikan keteduhan dan memberikan kesejukan dalam setiap kata-katanya. Kemenangannya atas kekalahan Rahwana tidak menjadikan Sang Rama jumawa. Ia justru menempatkan dirinya dalam suasana kedukaan di Kerajaan Alengka. Kemudian, Rama pun meminta Wibisana yang memiliki perilaku susila dan patuh pada ajaran agama untuk memimpin kerajaan. Selanjutnya, nasihat-nasihat Rama itu pun dialirkannya pada Wibisana.</br></br>Salah satu fragmen dalam Kakawin Ramayana di atas, memberikan wawasan yang penting mengenai persoalan pemimpin (orang yang memimpin) dan kepemimpinan (cara memimpin), yang dapat dipelajari dalam konteks kehidupan saat ini. Pemimpin sering kali menjadi figur keteladan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin atau raja hendaknya berperilaku baik dan mendidik sehingga layak dijadikan contoh. Kakawin Nitisastra telah mempertegas hal tersebut bahwa kewajiban seorang raja memberi pelajaran kepada segenap rakyatnya, dari golongan utama, madya, nista sekalipun. Pemimpin harus mendidik mereka berkelakuan baik (tingkahnikang prabhu sumiksa ri bhretya sanggya, sakwehnya kottama kamadhya lawan kanista, yeka warah warahaneka ya karma yukti). Untuk itu, penjadi pemimpin tidaklah mudah sehingga ada istilah bahwa sebelum memimpin orang lain, hendaknya terlebih dahulu belajar memimpin diri sendiri. Hal ini pun dinasehatkan Rama kepada Wibisana bahwa diri pribadi hendaknya dinasihati terlebih dahulu dengan inti kebenaran. Kemudian, setelah yakin berpegang dan melaksanakan ajaran agama, maka para hulubalang dan menteri pun akan mengikuti (awakta rumuhun warah ring hayu, telas ta mapageh magom agama, teke rikang amatya mantra tumut).</br></br>Lebih lanjut, selain Kakawin Ramayana dan Kakawin Nitisastra yang telah diungkapkan di atas, ajaran-ajaran kepimimpinan yang tersimpan dalam karya sastra lainnya sebagai dokumen intelektual sangat baik untuk dibaca, direnungkan, dan diamalkan. Misalnya, dalam teks Kakawin Sutasoma yang menekankan cinta kasih dalam kepemimpinan, Geguritan Niti Raja Sasana yang memuat tentang nilai-nilai dari seorang pemimpin, Udyogaparya, Arjunawiwaha, dan lain sebagainya. Teks-teks ini memberikan rujukan penting untuk para pemimpin dalam memangku tanggung jawabnya. Hanya saja, sejauh mana kegiatan literasi dilakukan oleh seorang pemimpin? Jika tidak melalui aktifitas literasi dengan kegiatan membaca salah satunya, lalu dari manakah sumber pengetahuan seorang pemimpin itu? Apalagi pemimpin yang hendak dijadikan panutan oleh masyarakat?</br></br>Sejauh ini, dalam catatan sejarah sosok pemimpin Bali yang dikenal kepemimpinannya, yaitu I Gusti Ngurah Made Agung atau Cokorda Denpasar. Raja Badung yang juga dikenal dengan sebutan Cokorda Mantuk Rinng Rana memimpin perang puputan saat melawan penjajah Belanda pada tanggal 20 September 1906. Sementara itu, kepemimpinan I Gusti Ngurah made Agung sebagai raja Badung, memiliki kekuasaan yang tidak hanya dirasakan di Badung, tetapi juga di Bali pada umumnya. Konsentrasi Belanda yang menganggap raja Badung adalah representasi kekuatan Bali yang menyebabkan Belanda mengarahkan perhatiannya ke wilayah ini.</br></br>I Gusti Ngurah Made Agung sebagai seorang pemimpin yang bersenjatakan keris, juga mempersenjatai dirinya dengan pisau tulis. Maksudnya, beliau melakukan aktifitas literasi dengan mengarang sejumlah karya sastra. Untuk itu, beliau juga disebut sebagai pemimpin yang bertongkatkan sastra. Sejumlah karya sastra yang beliau tulis seperti, Geguritan Loda, Niti Raja Sasana, Hredaya Sastra, Dharma Sasana, Nengah Jimbaran, dan Purwa Sanghara (Agastia, 2006: 7). Kemampuan mengolah rasa dan bahasa yang dimiliki oleh I Gusti Ngurah Made Agung sangat luar biasa. Misalnya dalam salah satu karyanya yang berjudul Geguritan Dharma Sasana, beliau menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan bahasa Jawa-Mlayu (Basa cara Jawa Mlayu). Selain itu pada Geguritan Cara Mlayu (Geguritan Nengah Jimbaran), I Gusti Ngurah Made Agung menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan bahasa Mlayu. Sementara itu, pada geguritan yang terpanjang dan terbesar yang beliau tulis, yaitu Geguritan Purwa Sanghara menggunakan bahasa Bali dengan jenis tembang ala Surakarta (nanging tembang cara Surakarta/ basa Bali pangikete). Demikianlan seorang pemimpin yang bersastra, mampu menuntun rakyatnya pada jalan kebenaran. </br></br>Pemimpin yang mampu menuntun jika diumpamakan dalam sebuah banawa (kapal), maka seorang pemimpin adalah nahkodanya. Seorang nahkoda di sebuah kapal, memiliki peranan sebagai penyelamat atau dapat pula menjadi penyebab atas kematian dan kesengsaraan para penumpangnya saat badai besar menyerang. Pemimpin yang dapat menjadi payung peneduh (catraning jagad), yaitu melindungi dan mengayomi seluruh rakyatnya secara adil sehingga mewujudkan kesejahteraan hidup.l sehingga mewujudkan kesejahteraan hidup.)
    • Raechelle Rubinstein  + (Women of the Kakawin World adalah studi seWomen of the Kakawin World adalah studi sejarah tentang pengalaman wanita, khususnya wanita kerajaan dan rekan-rekan mereka, di istana Jawa pra-Islam dan Bali modern awal. Creese memanfaatkan latar belakangnya di bidang filologi untuk meneliti kumpulan epos kakawin (puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dalam syair) yang digubah di pusat-pusat istana selama lebih dari satu milenium, karena mereka memberikan wawasan yang kaya tentang kehidupan perempuan yang tidak tersedia dari tempat lain. Dengan ketertarikannya pada representasi perempuan, buku ini memberikan kontribusi yang berharga bagi studi gender di Indonesia, terlebih lagi karena banyak berfokus pada periode kontemporer. Ini juga merupakan studi penting tentang institusi sosial pacaran dan pernikahan. Akhirnya, meskipun ini bukan tujuan utama buku ini, buku ini berkontribusi pada pengetahuan tentang genre kakawin dengan menganalisis kakawin dari perspektif baru.menganalisis kakawin dari perspektif baru.)
    • Raechelle Rubinstein  + (Women of the Kakawin World adalah studi seWomen of the Kakawin World adalah studi sejarah tentang pengalaman wanita, khususnya wanita kerajaan dan rekan-rekan mereka, di istana Jawa pra-Islam dan Bali modern awal. Creese memanfaatkan latar belakangnya di bidang filologi untuk meneliti kumpulan epos kakawin (puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dalam syair) yang digubah di pusat-pusat istana selama lebih dari satu milenium, karena mereka memberikan wawasan yang kaya tentang kehidupan perempuan yang tidak tersedia dari tempat lain. Dengan ketertarikannya pada representasi perempuan, buku ini memberikan kontribusi yang berharga bagi studi gender di Indonesia, terlebih lagi karena banyak berfokus pada periode kontemporer. Ini juga merupakan studi penting tentang institusi sosial pacaran dan pernikahan. Akhirnya, meskipun ini bukan tujuan utama buku ini, buku ini berkontribusi pada pengetahuan tentang genre kakawin dengan menganalisis kakawin dari perspektif baru.</br></br>Ulasan lengkap dari buku ini tersedia di: https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/54386s://ecommons.cornell.edu/handle/1813/54386)
    • Richard Fox  + (“Berlandaskan riset etnografi dan arsip te“Berlandaskan riset etnografi dan arsip tentang pulau Bali, Indonesia, “More Than Words” menantang pemahaman konvensional mengenai tekstualitas dan tulisan sebagaimana mereka terkait dengan tradisi religius di Asia Tenggara. Melalui sebuah kajian penuh nuansa atas tulisan Bali sebagaimana dipergunakan dalam ritus penyembuhan, tenung, dan bela diri, Biography of Richard Fox menelusuri tujuan dan hasrat yang bersemayam dalam pembuatan dan penggunaan manuskrip lontar, azimat, dan objek-objek bertatah aksara lainnya.” dan objek-objek bertatah aksara lainnya.”)
    • I Putu Tangkas Adi Hiranmayena  + (“Laku”: perilaku aktif seseorang; arah ya“Laku”: perilaku aktif seseorang; arah yang menunjukkan permintaan. Ini juga menggambarkan aura ketersediaan. Ini adalah karya baru yang disusun sebagai tarian selamat datang yang mewujudkan gagasan perubahan. Gerakan-gerakan simultan mengikuti dan berangkat dari musik tersebut secara bersamaan, namun berbeda dengan tarian tradisional “penyambutan” yang cenderung kompak, dalam Lelaku, gerakan dinamis dan asimetris menjadi hal yang biasa. Ketika popularitas perjalanan menjadi normal, bagaimana perilaku manusia berubah? Bagaimana kita menyambut orang-orang yang mengganggu ruang kita? Apakah umat manusia berubah seiring dengan sumber daya apa yang tersedia? Jawabannya terletak pada penjajaran co-motion.bannya terletak pada penjajaran co-motion.)
    • Nyoman Butur Suantara  + (“Sihir adalah melihat keajaiban dalam seti“Sihir adalah melihat keajaiban dalam setiap hal kecil di alam, melihat betapa indahnya kunang-kunang dan betapa ajaibnya capung.”</br>― Ama H.Vanniarachchy</br>Fotografi karya ManButur Suantara yang mendalami fotografi Makro, khususnya hanya menggunakan cahaya alami di lingkungan alam tanpa pementasan.</br></br>Definisi kamus Fotografi Makro hanya mengambil gambar yang sangat dekat, lebih besar dari ukuran aslinya.</br></br>Fotografi makro adalah tentang menampilkan subjek yang lebih besar daripada aslinya — close-up ekstrim dari sesuatu yang kecil. Serangga full-frame dalam foto lima kali tujuh inci dan bidikan produk cornflake empat inci jauh di atas ukuran sebenarnya: keduanya adalah contoh fotografi makro. - keduanya adalah contoh fotografi makro. -)