UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Anak Agung Pandji Tisna

From BASAbaliWiki
Revision as of 05:30, 7 October 2021 by Clara yaya dewi (talk | contribs)
Pandji tisna.jpg
Full Name
Anak Agung Pandji Tisna
Pen Name
Pandji Tisna
Photograph by
Link to Photograph
Website for biography
Place
Buleleng
Related Music
Related Books
Related Scholars Articles


Add your comment
BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Biography


In English

Anak Agung Pandji Tisna (11 February 1908 – 2 June 1978), also known as Anak Agung Nyoman Pandji Tisna, I Gusti Nyoman Pandji Tisna, or just Pandji Tisna, was the 11th descendant of the Pandji Sakti dynasty of Buleleng, Singaraja, which is in the northern part of Bali, Indonesia. He succeeded his father, Anak Agung Putu Djelantik, in 1944.

On the last page of Pandji Tisna's book, I Made Widiadi, written in 1955, he wrote his life story in chronological order. He was a writer and a novelist. He refused to be the king of Buleleng, but being the eldest son, the Japanese occupancy troops forced him to be "syucho" after the death of his father in 1944.

During his reign, he became the leader of the Council of Kings of all of Bali from 1946 to 1947 (Paruman Agung) and the Regent of Buleleng. In 1947, because his uniquely Christian faith did not fit in with the predominant Hindu religion, Pandji Tisna surrendered the throne to his younger brother, Anak Agung Ngurah Ketut Djelantik or I Gusti Ketut Djelantik, also known as Meester Djelantik, until 1949.

He died 2 June 1978 and was buried in the graveyard on the eastern side of his land near the chapel he built years before.

There is a museum in Lovina dedicated to AA Pandji Tisna and his family: https://www.facebook.com/pg/The-Little-Museum-Anak-Agung-Panji-Tisna-KM-0-Lovina-Bali-1402058299856241/about/

In Balinese

In Indonesian

Anak Agung Pandji Tisna (11 Februari 1908 - 2 Juni 1978), juga dikenal sebagai Anak Agung Nyoman Pandji Tisna, I Gusti Nyoman Pandji Tisna, atau hanya Pandji Tisna, adalah keturunan ke-11 dari dinasti Pandji Sakti Buleleng, Singaraja, yang merupakan di bagian utara Bali, Indonesia. Ia menggantikan ayahnya, Anak Agung Putu Djelantik, pada tahun 1944.

Pada halaman terakhir buku Pandji Tisna, I Made Widiadi, yang ditulis pada tahun 1955, ia menulis kisah hidupnya dalam urutan kronologis. Dia adalah seorang penulis dan novelis. Dia menolak menjadi raja Buleleng, tetapi sebagai putra tertua, pasukan penjajah Jepang memaksanya untuk menjadi "syucho" setelah kematian ayahnya pada tahun 1944.

Selama masa pemerintahannya, ia menjadi pemimpin Dewan Raja di seluruh Bali dari tahun 1946 hingga 1947 (Paruman Agung) dan Bupati Buleleng. Pada tahun 1947, karena kepercayaan Kristennya yang unik tidak cocok dengan agama Hindu yang dominan, Pandji Tisna menyerahkan tahta kepada adiknya, Anak Agung Ngurah Ketut Djelantik atau I Gusti Ketut Djelantik, juga dikenal sebagai Meester Djelantik, hingga 1949.

Dia meninggal 2 Juni 1978 dan dimakamkan di kuburan di sisi timur tanahnya dekat kapel yang dibangunnya bertahun-tahun sebelumnya.

Ada sebuah museum di Lovina yang didedikasikan untuk AA Pandji Tisna dan keluarganya: https://www.facebook.com/pg/The-Little-Museum-Anak-Agung-Panji-Tanji-Tisna-KM-0-Lovina-Bali-1402058299856241/tentang/

Examples of work

Nothing was added yet.