Property:Biography example text id
From BASAbaliWiki
D
Pupuh Kadiri diambil dari sekar madya atau kidung pisacarana yang mengisahkan bidadari Menaka menggoda Sang Ari Dharma yang telah ditinggal mati oleh permaisurinya. +
Karya sastra Geguritan yang mengisahkan makna dan filosifi matatah +
Karya sastra geguritan yang menceritakan tentang cara bertani di sawah +
Karya sastra Bali modern yang mengisahkan tentang seorang nenek yang menghidupi dirinya sendiri yang dikira memiliki ilmu gaib +
Sebuah karya sastra yang mengandung makna dalam tentang upacara Melasti, Pangrupukan atau Tawur Agung/Kesanga, Nyepi dan Ngembak Geni +
Musik gamelan yang digubah oleh Colin McPhee dimainkan dengan cello dan piano +
F
Penyimpangan perilaku wisatawan mancanegara kerap terjadi di Kabupaten Badung, bentuk penyimpangan perilaku tersebut meliputi perilaku agresif, perilaku menentang otoritas, perilaku tidak sopan dan perilaku bodoh. Diperlukannya suatu upaya pengendalian sosial preventif dalam mengantisipasi terjadinya penyimpangan perilaku wisatawan mancanegara di masa mendatang. Penentuan informan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan uji kreditabilitas dan uji depentabilitas. Pembahasan menghasilkan satu model kerangka display konstruksi dari pengendalian sosial preventif di Kabupaten Badung dibentuk berdasarkan fakta ataupun fenomena penyimpangan perilaku yang kerap terjadi. Dalam pengenalan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku wisatawan mancanegara terdapat 4 bentuk dan memiliki total 17 perilaku dan total bentuk penyimpangan tersebut memerlukan pengendalian sosial dengan pendekatan preventif. Dalam pendekatan preventif terdapat 10 cara yang bisa mengendalikan wisatawan mancanegara melakukan penyimpangan. Untuk dibutuhkan peran stakeholder pariwisata (masyarakat lokal, pemerintah dan pengusaha pariwisata) menyebarkan brosur Do’s and Dont’s in Bali. Brosur nantinya akan berisi gambar atau ilustrasi pendukung untuk menarik minat pembaca, memahami maksud dalam setiap kalimat. Materi pengendalian sosial preventif dengan membagi 3 materi disajikan, yaitu: Do’s in Bali, Dont’s in Bali, dan Why in Bali. Setelah mekanisme penyebaran brosur dilaksanakan oleh stakeholder dan masih terjadi penyimpangan perilaku wisatawan, tahapan selanjutnya para pelanggar akan dikenakan sanksi. +
G
Lapangan Tiananmen
Di sini, aku mendengar suara seruling
yang menyayat hati, dilapis keluh lapar
dari orang-orang terkapar.
Dan aku hanyut dalam keriuhan
gumam yang tak kupahami maknanya
namun, aku bisa merasakan rintih lirih
para kurcaci yang sembunyi di bilik jantungku.
Darahku mengalir deras
ketika terik matahari membakar aspal jalanan
tak bisa kubedakan derap sepatu lars
dan cerita tentang peradaban keindahan.
Aku hanya ingat seorang gadis kecil
menaruh seikat mawar putih di tengah jalan
mungkin bunga itu untuk kita
yang memahami bahwa kebenaran
bisa terbaca pada kematian
yang tertera di kelam awan
atau meredupnya pelangi senja hari
Beijing, 2012 +
Hartanto
Elegi Sebuah Kedai
Dingin senja di jalan Wang Fu Jing
serasa menusuk tulang tualangku.
sayup, kudengar nyanyian misa di gereja tua
dilapis riuh kanak-kanak yang bermain
gasing nasib, seirama putaran rembulan.
Di kedai perempuan cantik, bir tak mampu
menghangatkan tubuh dan ruh
meski pendiangan hanya sedepa di sisiku
dan gerimis kembali menyentuh ingatanku
tentang gereja tua yang terhimpit
keriuhan para pejalan dan masa silam
“Ni hao ma”, sapa dan senyum manis
Gadis penjaja bir buyarkan lamunan
dan angananku yang mengembara
di altar tanpa jiwa, tanpa darah penebusan.
Hujan memacu malam, dan jiwa-jiwa
kian membeku di dingin alam.
Siapa sembunyi di remang lampu
ketika kudengar derit bambu
milik para dinasti yang beranjang
di singgasana sunyi.
Di mata beningmu, tergurat
nganga luka dari kuil di desamu
yang roboh dilanda air bah
sebab, rahib dan para pemuja kesunyian
kehilangan jejak perjalanan silam.
Cahaya bulan malam ini semburat
jadi simponi pemandu hati
ketika kau memuja Sun Yat Sen
dari serpihan duka purbamu.
Mari bersulang,
melupakan perang kemarin petang
ketika candu mengkoyak rumpun suku.
Kudengar lirih gemertak gigi rapimu
di tengah malam kian kelam.
Ada yang meleleh dari kelopak matamu
Itu bukan air mata, tapi perih dan rintih
Yang mengkristal di putaran waktu
Beijing – Denpasar, 2012-2020. +
Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetuhui hubungan antara keyakinan konspirasi, kepercayaan terhadap media, dan sumber informasi dari otoritas, dengan penerimaan terhadap vaksin Covid-19. Metode: Kami melakukan survei daring kepada warga usia dewasa di Provinsi Bali dari 14 September hingga 30 Oktober 2020, mengumpulkan data demografi, dampak pandemi, kepercayaan konspirasi, kepercayaan pada media konvensional dan sumber resmi, dan penerimaan vaksin. Kami melakukan analisa bivariat dan multivariat untuk determinan penerimaan vaksin dengan SPSS 23.0. Hasil: Kami merekrut 779 responden dengan proporsi 38.9% laki-laki, median usia adalah 24 tahun (IQR 20-26 tahun). Hasil penelitian menunjukkan penerimaan vaksin sebesar 60.8%. Penerimaan vaksin berkorelasi dengan keyakinan konspirasi, kepercayaan pada media konvensional dan sumber-sumber otoritatif dengan Spearman’s Rho masing-masing sebesar 0.350, 0.269, dan 0.287. Mengontrol variabel demografi dan dampak pandemi, menunjukkan keyakinan konspirasi yang kuat dan kepercayaan pada media konvensional sebagai satu-satunya variabel penentu bebas dengan OR masing-masing sebesar 0.33 (CI95% 0.20 – 0.54) and 1.91 (CI95% 1.37 – 2.65). Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan dampak infodemik yang cukup besar, yang diwakili oleh keyakinan konspirasi, kepercayaan pada media, dan sumber otoritatif, terhadap penerimaan vaksin COVID-19. Pesan kesehatan masyarakat yang efektif harus dilakukan bersamaan dengan peluncuran vaksin untuk meningkatkan penerimaan dan mencapai kekebalan kelompok. +
Pandemi COVID-19 merupakan krisis kesehatan dan ekonomi masyarakat yang terjadi bersamaan. Keterkaitan antara dampak ekonomi dan kesehatan masyarakat akibat pandemi COVID-19 perlu dikaji untuk meningkatkan upaya mitigasi. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara ketidakamanan ekonomi dan stres yang dirasakan dengan kepatuhan terhadap rekomendasi perilaku pencegahan.Metode:Penelitian analitik potong lintang ini dilakukan pada orang dewasa di wilayah pelayanan Puskesmas I Denpasar Timur. Sampel direkrut dengan consecutive sampling dan data dikumpulkan dengan kuesioner yang diisi sendiri. Variabel yang diteliti meliputi demografi, indikator kerentanan ekonomi, persepsi stres, kepatuhan mencuci tangan, pemakaian masker, jarak fisik, dan pembatasan aktivitas sosial. Analisa korelasi, regresi linier, dan analisis jalur dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS 23.0. Sebanyak 161 responden yang terdiri atas 34,2% laki-laki memiliki usia rata-rata 36,31 (± 7,16) tahun. Jenis kelamin perempuan, kerentanan pekerjaan, kerentanan pendapatan, dan stres yang dirasakan ditemukan sebagai determinan independen. Jenis kelamin perempuan dan kerentanan pekerjaan yang lebih tinggi ditemukan berhubungan dengan perilaku pencegahan yang lebih baik dengan nilai adjusted β masing-masing 0,276 dan 0,306. Sementara itu, terdapat hubungan yang yang berlawanan antara kerentanan pendapatan dan persepsi stres dengan nilai β masing-masing -0,247 dan -0,224. Terdapat hubungan antara ketidakamanan ekonomi dan praktik perilaku preventif selama pandemic COVID-19. Penelitian ini menyarankan agar kebijakan kesehatan masyarakat terhadap COVID-19 membahas tentang langkah-langkah dalam jaring pengaman ekonomi untuk meningkatkan kepatuhan. +
Gm. Sukawidana
Cerita-cerita Kuta – Seminyak
menjelang siang
seorang bule tidur telentang setengah telanjang di pasir pesisir kuta
terpesona dengan kehangatan matahari tropis yang menjilati tubuhnya
dibiarkan saja orang berlalu lalang.
“hi, sir! are you ready?
lets go metajen!”
usik lelaki pribumi setengah baya dengan penuh semangat
badannya penuh rajah
di kalangan tajen
orang-orang bersorak riuh
brumbun sangkur tajian temberang
mulutnya semakin menganga dan membesar
ni dirah pakembar menebar sihir
sekali patuk sebidang tanah warisan melayang
selalu begitu sampai habis!
menjelang malam
sepanjang jalan seminyak - kuta
lampu-lampu restoran mulai berbagi cahya
dari yang remang sampai yang benderang
para bule hilir mudik sepanjang trotoar
mencari tempat yang aman dan nyaman
untuk santap malam
masakan eropa, cina, atau …
seorang lelaki berambut kriting
hidungnya mancung ada tindik di bagian kanan
menawarkan menu special malam ini
bahasa inggrisnya sulit dipahami
“hi, sir! we have special menu today
do you like rw bumbu kering or basah
please mampir ke warung restoran kami
we have sofi, ya, hard drink!”
sialan!
siapa saja bisa meraup untung besar
asal bisa bersilat lidah dengan rayuan gombal selangit
menjelang tengah malam
sepanjang jalan raya kuta – seminyak
para bule hilir mudik mencari hiburan
sorot lampu diskotik berputar-putar membuat kepala pusing
berbagai irama lagu mulai berdentum memekakkan telinga
sementara para bencong dan perempuan malam
seperti laron mencari cahaya
berbagi ruang dengan berbagai aksi dan siulan
menuggu penawaran kencan
menjelang pagi
sepanjang jalan raya kuta – seminyak
suara hingar bingar musik mulai reda
pertanda pesta akan segera berakhir
para bule keluar diskotik dengan sumpah serapahnya
di jalan yang gelap berpasang mata mengintai
ingin hidup enak dan gampang
“nak mule jaen idup di bali
i have no money karena itu i nodong you! nyambret you!”
risiko babak belur digebuk massa atau didor pak polisi
itu urusan belakang!
pagi hari
jalan raya menuju seminyak – kuta macet
seperti tak memberi ruang liar bagi keliaran pikiranku!
H
Penelitian ini berangkat dari minimnya penggambaran karakter beridentitas Indonesia dan maraknya marjinalisasi karakter perempuan dalam komik superhero. Salah satu komik yang mewujudkan tradisi budaya dan kearifan lokal Indonesia adalah Luh Ayu Manik Mas, yang menampilkan kebudayaan Bali. Tulisan ini membahas bagaimana Luh Ayu Manik Mas merepresentasikan perempuan Bali yang terwujud dalam karakternya sebagai superhero. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis isi terhadap empat edisi komik Luh Ayu Manik Mas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Luh Ayu Manik Mas ditampilkan memanifestasi identitas lokal melalui sumber kekuatan, yang dinamakan dengan gelang Tri Datu, dan kepercayaannya pada Tri Hita Karana. Tri Datu diyakini sebagai sumber kekuatan hidup, sedangkan Tri Hita Karana diyakini sebagai prinsip hidup yang menjamin keharmonisan dalam setiap aspek kehidupan. Agama dan Budaya merupakan hal yang berbeda. Luh Ayu Manik Mas merepresentasikan superhero perempuan Bali yang dimuliakan oleh ajaran agama Hindu (sebagai agama dominan di Bali), ketika budaya Bali masih tunduk pada sistem patriarki. +
Artikel ini membahas berbagai strategi yang diterapkan oleh janda (karena meninggal dunia ataupun bercerai) dalam menghadapi batasan-batasan kultural dan stigma sosial pada era Bali kontemporer. Di lingkungan patriarki Bali, perempuan kurang diuntungkan dalam hal akses terhadap pekerjaan dan umumnya menerima pendapatan yang lebih rendah dari laki-laki. Ketika sebuah pernikahan berakhir, seorang janda tidak hanya kehilangan pasangannya namun juga sumber pendapatan penting bagi keluarganya. Janda mungkin juga harus menerima beban tambahan dari menyokong kehidupannya sendiri dan keluarganya, yang artinya menjadi lebih rentah secara ekonomi. Selain itu, janda juga sering dianggap mudah untuk diajak berhubungan seksual, dapat menjadi target hasrat seksual laki-laki, akibatnya menjadi sumber gosip. Sistem pemerintahan dualisme, desa – nasional,di Bali turut menambah kerumitan proses perceraian dan pernikahan kembali di masyarakat patriarkal Bali. Untuk memahami bagaimana janda di Bali menghadapi tekanan sosial dan budaya ini, artikel ini fokus pada membandingkan sejarah hidup 3 orang janda. Menerapkan konsep modal ekonomi, budaya, sosial dan simbolisme oleh Pierre Bourdieu, analisis penelitian ini menunjukkan bahwa akses terhadap berbagai bentuk modal diatas berperan penting dalam kelangsungan hidup para janda di Bali. Dengan sumber ekonomi yang memadai, seorang janda tidak hanya dapat menunjukkan independensi dan kemampuan untuk menghidupi keturunannya, namun juga berbagai kewajiban sosial dan keagamaan lainnya. Dengan begitu, mereka tetap dapat diterima dan dihormati oleh komunitasnya. Temuan ini juga berkontribusi dalam memberikan gambaran yang lebih luas dan kompleks mengenai kehidupan janda di Bali. +
I
Tabuh Caru Wara gubahan dari komposer I Dewa Ketut Alit yang berasal dari Banjar Pengosekan, Desa Mas, Ubud. Dewa Alit lahir dari keluarga seniman di Bali. Sebagai komposer, ia dikenal memiliki pendekatan "avant garde" namun tetap mempertimbangkan nilai-nilai tradisi. Dewa Alit kerap diundang untuk mengajar dan membuat komposisi gamelan Bali di luar negeri, diantaranya: Boston, Massachusetts, New York, Munich, Frankfurt, dan lain-lain. Pada tahun 2007, Dewa Alit mendirikan Gamelan Salukat dan telah melakukan tur ke Amerika pada tahun 2009 dan 2010. Tabuh Caru Wara diciptakan pada tahun 2005 yang memiliki makna mengharmonikan dinamika yang kompleks dari nilai-nilai, gesekan, benturan, konflik, arah yang berlawanan, konsep saling mengisi dan kerumitan yang terkandung dalam perputaran hari-hari berdasarkan kalendar Bali. +
Legong Somia mengisahkan tentang sejarah spiritual mengenai keberadaan dari burung bangau atau kokokan di Desa Bedulu, Ubud. Dikisahkan bahwa pada tahun 60an ketika terjadi tragedi kemanusiaan di Indonesia, Desa Bedulu melakukan suatu upacara keagamaan agar jiwa-jiwa yang meninggal dalam tragedi yang terjadi di banyak desa di Bali termasuk di Bedulu bisa lebur dan menyatu dengan Sang Pencipta. Maka ketika upacara tersebut dilaksanakan, tiba-tiba hadir puluhan bahkan ratusan burung bangau yang sampai saat ini banyak menghuni pepohonan yang ada di Bedulu. Rakyat di sana percaya bahwa burung-burung tersebut merupakan perwujudan dari jiwa-jiwa yang kini telah tenang berkat diadakannya upacara 'nyomya' atau penyucian jiwa-jiwa yang diadakan di Desa Bedulu. Burung-burung ini juga dianggap pembawa berkah, sehingga keberadaannya sangat dilindungi di Desa Bedulu. +
Pandemi COVID - 19 telah berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat
Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan langkah dan framework yang tepat
yang memungkinkan persebaran dan fatalitas dari kasus persebaran COVID - 19 dapat
ditekan secepat dan seminimal mungkin, sehingga dampak lanjutan terhadap ekonomi
sosial dapat ditekan. Penelitian didasarkan pada data sekunder terpublis yang
dikumpulkan dari hasil observasi yang diolah secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari struktur kependudukan dan
ketenagakerjaan Bali memiliki potensi tinggi untuk persebaran pandemi COVID-19
disebabkan karena tingkat mobilitas penduduk yang tinggi, baik antar wilayah di dalam
negeri, maupun antar negara, kedua struktur penduduk Bali yang sudah tergolong tua
sangat potensial mempercepat potensi tingginya case fatality rate dari pandemi. Berdasarkan hasil studi tersebut direkomendasikan untuk memperketat
kemungkinan penyebaran melalui rapid test pertama dan kedua menyangkut
sebanyak-banyaknya penduduk yang berpotensi sebagai carrier penyebaran COVID19, baik melalui transmisi lokal maupun imported case. +
Masalah utama pembangunan di negara berkembang adalah tingginya ketimpangan antara pengangguran dan kemiskinan. Hal ini disebabkan karena keduanya saling terkait satu sama lain. Kemiskinan, pada banyak kasus, umumnya diawali dari rendahnya akses lapangan pekerjaan bagi penduduk usia produktif. Kompleksitas permasalahan kemiskinan ini kemudian mendorong komitmen bangsa-bangsa untuk mengurangi tingkat kemiskinan di dunia dengan disusunnya Tujuan Pembangunan Milenium. Untuk mendorong pembangunan, upaya pengentasan kemiskinan yang disebabkan oleh pengangguran harus melibatkan masyarakat. Pola partisipasi memungkinkan pendekatan yang lebih mengakar dan memacu komitmen antar anggota masyarakat untuk mengurangi angka kemiskinan. Kearifan lokal, seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dimiliki oleh desa adat memiliki peran yang sangat strategis melalui peran sosialnya disamping untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Fungsi sosial LPD mencakup komitmen dan kebersamaan antara anggota dengan pengurus, serta antar para anggota. +
PERTEMUAN
ku buang jauh tubuhku
selangkah demi langkah
: ke pusar waktu
kutemukan kita saling mencari
seperti gelap merindu pekat
dan dengan kata
kubunuh jarak
yang membelah kita
tanpa jeda +
SENJA DI BULAN MEI
kita sedang bercakap dengan masa depan
saling menerka mata dan senyum malu malu
sambil menepi pada sebaris puisi
yang belum selesai
senja membuat kita tidak mengenali satu sama lain
tidak juga paham makna sajak yang ditulis angin
pada ranting, daun-daun, sekar kelabu
dan masa lalu
hadiah senja di bulan Mei
usia dan gang sempit yang sesat
menerima sebagaimana adanya
[Jyesta, 1941] +