UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of values that have the property "Biography text id" assigned.

Showing below up to 50 results starting with #501.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Murda: “Kaletuhan Leluu Plastik ring jagatMurda: “Kaletuhan Leluu Plastik ring jagat Bali”</br>Om Swastyastu,</br>Sane wangiang tityang para angga panureksa, sapunika taler Ida Dane para sameton sareng sami sane gumanti dahat kusumayang tityang.</br>Maka pamurwaning atur, lugrayang tityang ngaturang sesanti angayu bagia saha dreda subakti majeng ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa, majanten sampun sangkaning sih paswecan Ida, Ratu Ida Dane sareng sami ping kalih tityang sida mapadu wedana ri acara Wiki thon Partisipasi Publik Bali Berorasi. Ring subadewasa sane becik puniki lugrayang tityang ngaturang orasi sane mamurda “Kaletuhan Leluu Plastik ring Jagat Bali”</br>Ratu Ida Dane para sameton Bali sareng sami, kawentenan panglimbak sane marupa polusi leluu plastik ring jagat Bali dahating ngobetin pisan. Riantukan pamargi kauripan para janane nenten sida kapalasang antuk ngawigunayang piranti plastik. Parindikan leluu plastik makeh pisan ngawinang pikobet makadi kaletuhan ri sajeroning kawentenan ambara, toya maka miwah pertiwi. Majanten sampun sangkaning kaletuhanne punika presida ngawinang pinyungkan-pinyungkan sane rahat ring para kramane.</br>Iriki gumanti patut pisan para pemimpin sane kapilih ring warsa 2024 nginggilang pisan pamargi-pamargi saha ilikita-ilikita parindikan pengolahan leluu sane manut sekadi tata titi ipun. Sekadi pengolahan ring suang-suang kulawarga, bebanjaran, desa adat make miwah sane siosan, mangda sida wicaksana ri sajeroning ngangge piranti plastik.</br>Ngiring para jana Bali sareng sami, mangdane satata sayaga tur pariyatna pisan sajeroning kawentenan baya leluu utaminnyane leluu pastik. Mawastu raris Pulau Bali sane kaloktah ngantos ka dura nagara setata presida ngajegang kaasrian palemahannyane mangda taksu Baline sane katamiang prasida ajeg tur lestari.</br>Inggih kadi sapunika sida antuk titiang matur, maka kakirangan ipun banget tityang nunas agung pangampura. Maka wasana, puputang tityang antuk ngaturang parama santi, “Om Santih, Santih, Santih, Om”ama santi, “Om Santih, Santih, Santih, Om”  +
  • NARKOBA YANG TAK PANDANG UMUR Dijaman sNARKOBA YANG TAK PANDANG UMUR</br> </br></br>Dijaman sekarang dengan pergaulan yang sebebas ini banyak remaja-remaja yang terpengaruh untuk mengunakan hal –hal yang seharusnya tidak digunakan dan harusnya dijahui contohnya narkoba. Saya pernah melihat anak smp yang sudah terbiasa menggunakan dan bisa disebut sebagai pencandu narkoba, karena tak hanya satu jenis narkoba yang pernah ia gunakan melainkan ada banyak jenis narkoba yang pernah ia gunakan. Mengunakan narkoba ada banyak caranya salah satunya mengunakan jarum suntikan dan bisa juga dengan cara menghirup dari hidung. Dengan adanya permasalahan ini apa solusi dari pemerintah untuk mencegah peredaran narkoba yang setiap hari semakin banyak. </br></br></br>Dampak yang kita rasakan jika kita mengunakan narkoba tubuh kita akan menjadi lebih kuat setelah kita menggunakanya, namun ketika kita tidak menggunakannya maka tubuh kita akan mengalami rasa resah, panic, dan cemas yang membuat kita berfikiran yang tidak-tidak dan membuat kita tidak bisa berfikir fositif. Dampak dari pengunaan narkoba tidak hanya itu saja ada juga dampak dari mengunakan narkoba salah satunya yaitu, sering mengurung diri, menjauhkan diri dari keluarga</br>Peran pemerintah sangatlah penting dalam masalah ini karena dengan diadakannya sosialisasi mengenai bahayanya narkoba, hal ini belum cukup untuk membantu menekan peredaran narkoba yang setiap hari semakin meluas maka dari itu pemerintah perlu merencankan program-program yang membantu dan bisa menekan peredaran narkoba di lingkungan masyarakat bali serta lebih mem perketat hukum bagi para pengedar narkoba.perketat hukum bagi para pengedar narkoba.  +
  • Nama : I Gede Anom Ranuara, S.Pd., S.Sn., M.Si., M.Ag. Tanggal lahir : 7 September 1968 Pekerjaan : Seniman Status : Sudah berkeluarga  +
  • Nama : I KOMANG ADI SAPUTRA ORASI PEMILU Nama : I KOMANG ADI SAPUTRA</br></br>ORASI PEMILU 2024 </br>Om Swastiastu </br>Om Awighnam astu nama sidham </br>Om sidhirastu tat astu ya nama sidham </br>Angayubagia uningayang titiang majeng ring Sang Hyang Widhi Wasa, Duaning majanten sakeng asung kerta wara nugraha idaa mawinang titiang jagi mebebaosan nanginin indik “PEMILIHAN UMUM 2024” </br>Pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 , Indonesia akan dihadapkan dengan banyak perubahan Politik yang akan mendatang pada awal tahun 2024 dengan banyak pemilihan secara umum yang meliputi pemilihan legislatif yang akan dilanjutkan dengan pemilihan presiden baru yang memiliki banyak perubahan yang besar pada bangsa Indonesia terutama pada pemilu 2024 akan diwarnai oleh generasi milenial dan generasi gen Z yang akan berkontribusi besar pada pemilihan umum yang akan dilaksanakan 2024. </br>Sebagai generasi milenial dan generasi gen Z yang akan ikut mewarnai pemilihan umum yang dilaksanakan pada tahun 2024, jadilah pemilih yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap pilihan yang kita dan tidak memilih calon secara asal – asal maupun memiliih tanpa ada rasa paksaan ataupun sogokan dari calon-calon pemilu 2024. Namun pada masa kini banyak generasi milenial maupun generasi GEN Z yang tak mengerti mengenai politik dan hukum yang membuat banyak generasi milenial menjadi golongan netral atau yang biasa disebut GOLPUT (Golongan Putih) karena banyaknya isu isu calon pemilu yang memiliki visi mis yang tidak sesuai dengan jalannya,membuat banyak pemuda generasi milenial maupun gen Z ragu dengan visi misi yang disampaikan hal ini banyak pemuda generasi milenial dan generasi Gen Z yang menjadi golongan putih karena ketidakpedulian mengenai pemimpin negara yang akan memimpin negara kedepannya. </br>Dengan adanya keraguan maupun golongan netral hal ini membuat banyak pemuda Indonesia yang akan ikut mewarnai pemilihan umum yang akan dilaksanakan tahun 2024 ini membuat banyaknya pilihan secara asal-asalan tanpa adanya dasar rasa pilihan sesuai dengan hatinya maupun sesuai kriteria yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada 5 tahun yang mendatang. Hal ini akan banyaknya suapan ataupun sogokan-sogokan dari calon kepada warga negara terutama generasi milenial maupun generasi GEN Z yang tidak mengerti apapun mengenai politik hal ini akan membuat banyak pengaruh negatif yang akan merusak jalannya pemilu 2024. </br>Dengan demikian, dengan adanya pemilu 2024 yang akan diwarnai oleh generasi milenial dan generasi gen Z akan ikut mewarnai pemilihan umum pada tahun dengan pilihannya. Karena setiap pilihan suaramu untuk memajukan bangsa Indonesia kedepan yang lebih baik. Dengan memilih tanpa menjadi golongan putih, karena Golongan Putih itu tidak keren. </br>Terimakasih, semoga dengan adanya orasi yang saya sampaikan. Semoga dengan ini generasi milenial maupun generasi GEN Z dapat memilih calon dengan visi dan misi yang sesuai dengan Negara Indonesia yang dibutuhkan. Sehingga tidak ada lagi yang akan menjadi golongan putih atau netral pada pemilu 2024 nanti. </br>Piniki maenawi Ten Wenten iwang atur titiang , titiang nglungsur geng rena pengampura, ngiring sineb antuk ucapan Parama Santhi. </br>Om Santi Santi Santi oman Parama Santhi. Om Santi Santi Santi om  +
  • Nama : Ni Kadek Ulandari Oktapiani Om SwaNama : Ni Kadek Ulandari Oktapiani</br></br>Om Swastiastu</br>Om Awighnam Astu Nama Sidham</br>Sane Wangiang Titiang</br>Ida Dane sane Wangiang Titiang Ibu Bapak Dewan Juri</br></br>Saya, sebagai seorang orator, bersyukur dan bangga dapat berbicara di depan kalian semua mengenai suatu peristiwa besar yang akan segera kita saksikan, yaitu Pemilihan Umum 2024.</br></br>Pemilihan Umum bukanlah sekadar ritual politik, melainkan sebuah momentum penting dalam perjalanan demokrasi kita. Pada Pemilu 2024, kita akan menentukan arah masa depan Bali, pulau indah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.</br></br>Namun, di tengah euforia demokrasi ini, kita tak bisa mengabaikan kenyataan bahwa ada sejumlah masalah mendesak yang memerlukan perhatian serius dari calon pemimpin Bali. Pemimpin yang akan kita pilih harus memiliki visi yang jelas, komitmen yang kuat, dan kemampuan untuk menangani tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat Bali.</br></br>Salah satu masalah paling mendesak yang harus segera ditangani oleh calon pemimpin Bali adalah isu lingkungan. Bali, yang dikenal dengan keindahan alamnya, saat ini menghadapi ancaman serius terkait kerusakan lingkungan. Pembangunan yang tidak terkendali, limbah plastik, dan kerusakan ekosistem menjadi ancaman nyata bagi keberlanjutan pulau ini. Calon pemimpin Bali harus memiliki rencana konkret untuk menjaga keindahan alam Bali, menjaga keseimbangan ekosistem, dan memastikan pembangunan berkelanjutan yang menghormati lingkungan.</br></br>Selain itu, masalah ketidaksetaraan dan kemiskinan juga harus menjadi fokus utama calon pemimpin. Meskipun Bali memiliki daya tarik pariwisata yang luar biasa, masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Calon pemimpin harus memastikan bahwa kekayaan pulau ini dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, bukan hanya sebagian kecil. Program-program pengentasan kemiskinan dan peningkatan akses pendidikan serta kesehatan harus menjadi prioritas.</br></br>Selanjutnya, kita juga tidak boleh melupakan pentingnya membangun tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan. Calon pemimpin harus berkomitmen untuk memberantas korupsi dan meningkatkan akuntabilitas pemerintahan. Hanya dengan tata kelola yang baik, kita dapat memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil benar-benar menguntungkan masyarakat.</br></br>Sebagai penutup, mari kita jadikan Pemilu 2024 sebagai panggung untuk memilih pemimpin yang tidak hanya memiliki visi besar, tetapi juga keberanian untuk bertindak. Pemimpin yang peduli terhadap lingkungan, adil terhadap semua lapisan masyarakat, dan memiliki integritas dalam menjalankan tugasnya. Mari bersama-sama membangun Bali yang lebih baik, lestari, dan adil untuk generasi yang akan datang.</br></br>Terima kasih, semoga kita semua diberi petunjuk dan kebijaksanaan dalam memilih pemimpin yang tepat. Hormat kami untuk Bali, pulau yang kita cintai.</br></br>"Kepemimpinan bukanlah tentang pemilihan berikutnya, ini tentang generasi berikutnya." Om Santhi, Santhi, Santhi Om berikutnya." Om Santhi, Santhi, Santhi Om  +
  • Nama lengkapnya Pande Putu Widya Okta PratNama lengkapnya Pande Putu Widya Okta Pratama, S.Kom. Anak muda Bali asal Desa Dadap Putih, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini akrab dipanggil Pande. Dia adalah alumni ITB STIKOM Bali angkatan 2015. Saat ini, Pande aktif sebagai co-founder dan CTO (Chief Technology Officer) di BTW Edutech, sebuah perusahaan edukasi digital yang mempunyai misi besar membantu siswa untuk lolos seleksi masuk perguruan tinggi kedinasan, perguruan tinggi negeri, CPNS dan TNI atau POLRI. </br></br>Startup digital yang didirikan pada tahun 2018 di Denpasar tersebut memiliki aplikasi Smart BTW yang sudah diakses oleh 180.000 pengguna di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, startup ini sudah memiliki 15 kantor cabang di 12 kota besar di seluruh Indonesia hanya dalam waktu 2 tahun. </br></br>Mantan mahasiswa dengan gelar skripsi terbaik ini mengawali karirnya dalam dunia wirausaha digital semasa dia kuliah dulu. Pande mendapatkan banyak pengalaman berharga tatkala aktif di organisasi mahasiswa dan mengambil beberapa pekerjaan sampingan sebagai web developer. Setelah lulus kuliah, Pande langsung mulai meniti karirnya di dunia IT sebagai back-end programmer dan tim ahli IT dalam pembangunan sistem LAPERON ( layanan perizinan online) Kabupaten Badung. Kemudian, Pande fokus dalam pengembangan dan operasi sebagai DevOps engineer dan mengambil proyek pengembangan sistem-sistem enterprise di beberapa instansi pemerintahan. Akhirnya, dia dan rekannya berhasil membangun startup BTW Edutech yang terus berkembang hingga kini.</br></br>Kepada tim BASAbali Wiki, Pande juga membeberkan sederet prestasi yang telah diraih BTW Edutech hingga kini. “Antara lain, 10 Besar program HATCH Gerakan 1000 Startup Digital. Kami juga memberikan 402 beasiswa bagi pendaftar PTK daerah 3T dan non 3T serta 1500 beasiswa pendaftar CPNS 2021,” paparnya. Selain itu, startup kebanggaannya itu telah melangsungkan berbagai pelatihan dan pendampingan pembelajaran melalui platform digital bagi siswa daerah 3T. “Kami memiliki ribuan alumni di PTN, PTK, CPNS, TNI dan POLRI seluruh Indonesia,” pungkasnya. </br></br>Sebagai wirausahawan digital yang berprestasi, Pande pernah diundang menjadi narasumber talkshow “NGOPI” di Kompas TV. Saat ini dia tengah mengembangkan rintisan Edisi XI: “PROFIL STARTUP” untuk perusahaannya itu. “PROFIL STARTUP” untuk perusahaannya itu.  +
  • Nama sebernarnya adalah I Gde Gita PurnamaNama sebernarnya adalah I Gde Gita Purnama Arsa Putra. Lahir di Denpasar, 29 Oktober 1985. Pada 2008 menyelesaikan pendidikan sarjana pada program studi Bahasa dan Sastra Bali Universitas Udayana, setelah itu melanjutkan pascasarjana pada konsentrasi Wacana Sastra Prodi Linguistik Universitas Udayana. Kini menjadi dosen di IHDN Denpasar. Beliau gemar menulis puisi, cerita pendek serta esai sejak SMP. Karya-karyanya dimuat pada Bali Orti (Bali Post), Bali Post, Médiaswari (Pos Bali). Gita Purnama menjadi penyusun pada kumpulan puisi “Dendang Denpasar Nyiur Sanur”, kumpulan puisi, “Denpasar lan Donpasar,” serta kumpulan puisi “Angripta Rum”. Buku yang sudah diterbitkan adalah kumpulan cerita pendek bersama istrinya yang berjudul “Smara Reka” tahun 2014. Selain itu, beliau juga sebagai salah satu tim penulis Biografi I Wayan Bratha Seniman Bali Kelas Dunia. Pada 2016 ia mendapat hadiah Sastra Rancage atas jasa-jasanya dalam melestarikan dan mengembangkan sastra Bali Modern. </br></br>Berikut adalah salah satu karyanya yang berupa cerita pendek dengan judul “ Ngalih Sampi Galang Bulan” yang diambil dari buku “Smara Reka”.ulan” yang diambil dari buku “Smara Reka”.  +
  • Nama: Kadek Desy Sita Dewi Asal sekolah: SNama: Kadek Desy Sita Dewi</br>Asal sekolah: SMA NEGERI 5 DENPASAR </br>OM SWASTYASTU</br>BONUS DEMOGRAFI diwilayah Bali</br>Napi nike demografi? Demografi inggih punika ilmu sane ngenenin indik penduduk utawi manusa terutama indik kelahiran, kematian, lan perpindahan penduduk.</br>Bali merupakan salah satu Provinsi yang ikut menikmati bonus demografi. Bali diproyeksikan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2020-2030 dengan dependency ratio terendah antara 42,2-43,2 persen.</br>Tidak hanya itu Untuk mengetahui suatu wilayah maju, berkembang atau terbelakang dan juga mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup pada umumnya menggunakan Indeks Pembangunan Manusia. Indeks Pembangunan Manusia diukur dari angka harapan hidup, angka harapan sekolah, dan standar hidup atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu wilayah. Usia harapan hidup yang tinggi di Bali bisa menjadi modal pertama dalam bonus demografi, karena dengan jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan non produktif diharapkan bisa mendongkrak khususnya perekonomian di Bali</br>Usia harapan hidup yang tinggi di Bali bisa menjadi modal pertama dalam bonus demografi, karena dengan jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan non produktif diharapkan bisa mendongkrak khususnya perekonomian di Bali. Indeks Pembangunan Manusia diukur dari angka harapan hidup, angka harapan sekolah, dan standar hidup atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu wilayah. Data menunjukkan lulusan SD, tidak punya ijazah SD, dan tidak/belum bersekolah apabila digabungkan berjumlah 37,13% yang dapat diartikan masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Bali. Pendidikan menjadi salah satu penentu kualitas manusia yang ada di suatu wilayah, dan angka pendidikan Bali masih tergolong rendah apabila dikaitkan dengan bonus demografi yang menjadikan kualitas manusia sebagai faktor penentu menuju Indonesia Emas 2045.</br></br>Dampak positif ring bonus demografi:</br>1. Kemajuan ekonomi</br>Bonus demografi adalah kondisi ketika populasi usia produktif mampu mencukupi kehidupan mereka sendiri bahkan menopang mereka yang tidak lagi produktif. Oleh karena itu, hal ini akan berdampak langsung pada kondisi ekonomi negara. Perekonomian dan kesejahteraan akan membaik bahkan meningkat.</br>2. Peningkatan peluang tenaga kerja</br>Banyak bisnis membuka kandidat kompeten untuk mengisi posisi penting perusahaan. Hal ini tentu juga menjadi peluang bagi para usia produktif untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.</br>3.Perkembangan sektor pemerintah di bidang lainnya</br>Peluang bonus demografi yang dipersiapkan dan dimanfaatkan dengan baik tentu tidak hanya menguntungkan sektor ekonomi. Sejumlah bidang lainnya, seperti pendidikan juga akan mengalami perkembangan dan peningkatan. Dimana sistem pendidikan akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan bonus demografi di masa mendatang. Persiapan yang optimal tentu akan berdampak pada hasil optimal.</br></br>Dampak negatif bonus demografi:</br>1. Jumlah pengangguran meningkat</br>Dampak negatif pertama dari bonus demografi adalah membludaknya jumlah pengangguran. Pada masa bonus demografi, jumlah usia produktif diperkirakan berapa pada kisaran 60%-70% dari total populasi. Tanpa adanya persiapan untuk menjemput peluang, persentase angka tersebut akan menjadi ancaman bagi suatu negara. Angka pengangguran akan meningkat drastis jika tidak ada tindakan antisipasi untuk mencapai generasi berkualitas. Oleh karena itu, persiapan di sejumlah bidang terkait perlu dilakukan untuk mencegah skenario terburuk.</br>2. Peningkatan jumlah aging population</br>Aging population adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan populasi lansia. Tanpa adanya persiapan yang baik untuk menyambut bonus demografi, suatu negara hanya akan didominasi oleh masyarakat usia lanjut.</br>3. Kualitas SDM rendah</br>Selain menjadi peluang, bonus demografi adalah tantangan yang membutuhkan persiapan baik. Persaingan industri akan semakin tinggi dimana hanya mereka yang berkompeten akan mendapatkan kesempatan. Oleh karena itu, bonus demografi adalah bentuk tantangan bagi pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia berkualitas.</br></br>Strategi mengoptimalkan kesempatan bonus demografi:</br>1. Peran pemerintah</br>Program dan peran aktif pemerintah adalah vital untuk menentukan keberhasilan bonus demografi. Pemerintah dituntut untuk bersikap inovatif dan solutif melalui sejumlah program, terutama untuk menyiapkan sumber daya manusia berkualitas. </br>2. Peran pengusaha</br>Sebagai seorang pengusaha, kita dapat turut serta untuk mewujudkan keberhasilan bonus demografi melalui pembukaan peluang kerja. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko tingginya angka pengangguran.</br>3. Peran setiap individu usia produktif</br>Sebagai tokoh vital yang berperan aktif untuk kesuksesan bonus demografi, kita harus mampu mengoptimalkan setiap potensi diri. Eksplorasi dan sikap kritis dibutuhkan untuk menjangkau kesempatan-kesempatan tak terbatas. Dengan demikian, kiya bisa menggunakan kompetensi tersebut untuk menjadi individu yang berkualitas dan berkompeten.</br></br>Jadi kita sebagai warga Bali harus mempersiapkan persiapan yang lebih matang lagi untuk menjalankan bonus demografi, agar terciptanya kehidupan yang lebih maju lagi kedepannya serta dapat memanfaatkan kesempatan yang ada sebaik mungkin.</br>Om Santih, Santih, Santih Ombaik mungkin. Om Santih, Santih, Santih Om  +
  • Nanoq da Kansas bernama asli Wayan Udiana,Nanoq da Kansas bernama asli Wayan Udiana, lahir di Moding, Candikusuma, Jembrana, 2 Desember 1965. Dia adalah pendiri Teater Kene, Bali Eksperimental Teater, Komunitas Kertas Budaya. Dia juga pernah bersentuhan dengan Sanggar Minum Kopi. Karya sastranya dimuat di Bali Post, Kompas, Nusa Tenggara, Karya Bhakti, Swadesi, Nafiri, dll. Buku-bukunya yang telah terbit adalah: Ladang Angin (1993) dan Berabad-abad Setelah Perempuan Bersembunyi dalam Tubuhku (2006), Sebuah Negeri Jangan-jangan Tak Sempat Mendengar, Martabak & Kabinet, Anak Desa Penantang Zaman.abak & Kabinet, Anak Desa Penantang Zaman.  +
  • Narkoba Semoga dalam keadaan selamat atasNarkoba</br></br>Semoga dalam keadaan selamat atas karunia dari Sang Hyang Widhi,</br></br>Pada saat ini, Anda dapat menemukan Badung dan diberi kesempatan untuk berbicara tentakoba.</br></br>Hal yang Anda katakan adalah perhatikan dalam diskusi narkoba ini adalah untuk anggota nasihat kepada pemuda-pemudi agar lebih sadar akan masalah narkoba. Sebelumnya, saya minta maaf karena sudah terlambat data ke sini.</br></br>Para pemuda-pemuda sekalian, yang saat ini memasuki Era Globalisasi di Indonesia, banyak dari sini untuk informasi lebih lanjut tentang lebih lanjut tentang lebih lanjut tentang lebih lanjut tentang lebih dari satu jam, hilangnya semangat, kata krama yang tidak baik, dan banyak anak muda yang masuk ke dunia gelap narkotika. Kejadian ini sangat memicu kontroversi di Indonesia.</br></br>Seharusnya, anak laki-laki tidak ada yang menggunakan narkoba tercebut. Nami, meski kami telah menegur para pemakai dengan berbagai macam cara banyak hari mereka yang masih tidak mau menerima ajakan baik tercebut.</br></br>Memberi nasihat dari yayasan sesial, sekolah, guru, dan juga termasuk di Beberapa seminar.</br>Berhari-hatilah dengan ketakwaan.</br>Anak-anak seharusnya merokok dan meminum alkohol.</br>Hal ini di bawah ini untuk melihat lebih banyak tentang orang-orang yang suka.</br>Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, mohon dimaafkan jika ada salah-salah kata, saya akan memberikan Prama Shanti.</br></br>Semoga dalam keadaan baik atas karunia Sang Hyang Widhi.eadaan baik atas karunia Sang Hyang Widhi.  +
  • Ngakan Made Kasub Sidan, lahir di desa SatNgakan Made Kasub Sidan, lahir di desa Satra Klungkung bertepatan dengan hari suci Saraswati pada tahun 1959. Sejak tahun 1982 beliau mempublikasikan tulisan-tulisannya yang berupa puisi, cerpen, artikel, sekar alit dan essay berbahasa Bali pada harian Bali Post, Nusa Tenggara Post, Karya Bhakti, Satwa, Canang Sari, tur Nglimbak ring Anita Cemerlang dan Zaman (Jakarta), Mimbar Masyarakat (Samarinda). Karangannya juga telah diterbitkan dalam bentuk kumpulan, seperti:</br></br>Tembang Tanah Tonja (kumpulan puisi bersama Nyoman Mastra) diterbitkan oleh IKIP PGRI Bali Tahun 1993.</br></br>123 nyanyian Pramuka, diterbitkan oleh Kwarran Klungkung pada tahun 1997, 2001, 2005, 2009, dan 2010.</br></br>Puputé Tan Sida Puput (Antologi Puisi 26 Pengarang seluruh Bali) diterbitkan oleh majalah SARAD dan Balai Bahasa Denpasar, tahun 2001.</br></br>Perani Kanti (Antologi Puisi 26 Pengarang seluruh Bali) diterbitkan oleh Majalah Canang Sari Gianyar, tahun 2002.</br></br>Sekar Rampe Basa Bali, Peyangkepan KTSP Muatan Lokal Basa Bali, diterbitkan oleh Pelawa Sari Denpasar, Tahun 2008 dan 2015.</br></br>Aneka Permainan Pramuka, Pengawal Pendidikan Karakter, diterbitkan oleh Dwi Jaya Mandiri Denpasar tahun 2015.</br></br>Leak Siwa Klakah, Pupulan Puisi dan Prosa Lirik Bali Anyar, diterbitkan oleh Pelawa Sari Denpasar tahun 2016.</br></br>Daha Ayu Ring Tengai Tepet, Kumpulan Cerita Pendek Bali Modern, diterbitkan oleh Pelawa Sari Denpasar, Tahun 2016.</br></br>Beliau juga mendapatkan berbagai macam juara, seperti: Juara I menulis Sekar Macapat Prov. Bali (2000), diselenggarakan oleh Paramasastra Bali, Juara II menulis Puisi Bali Prov. Bali (2000) syang diselenggarakan oleh Paramasastra Bali, Jayanti I Guru Berprestasi Kab. Klungkung tahun 2004, tahun 2005 mendapat “Ranking I Diklat Instruktur PPKN Nasional”, Juara I Kepala SD Berprestasi Prov. Bali dan Juara III Nasional, tahun 2009, Juara II Dongeng Prov. Bali tahun 2010 oleh KPAID Bali, mendapatkan anugrah “Widya Kusuma” (Tokoh Pendidikan Bali) dari Gubernur Bali Tahun 2010.</br></br>Sekarang ini beliau mengabdi sebagai pengawas SD/MI Kecamatan Klungkung.ebagai pengawas SD/MI Kecamatan Klungkung.  +
  • Ngurah Adil Widana, lahir di Negara, Bali,Ngurah Adil Widana, lahir di Negara, Bali, 14 September 1963. Tamat SMA di kota Negara, melanjutkan pendidikan di Akademi Kesehatan dan lanjut ke Fakultas Ilmu Komunikasi di Denpasar. Kemudian bekerja di Departemen Kesehatan di Jembrana, di Humas Pemkab Jembrana dan terakhir bekerja di Komisi Pemilihan Umum Jembrana. Belajar menulis sastra secara otodidak. Beberapa tulisan berupa puisi dan juga catatan budaya pernah dimuat di Bali Post dan koran lain di Bali. Buku puisi bersamanya adalah “Blengbong” (2021). Sekarang masih bekerja di kantor Komisi Pemilihan Umum Jembrana. di kantor Komisi Pemilihan Umum Jembrana.  +
  • Ni Desak Putu Lambon lahir di Kamasan, KluNi Desak Putu Lambon lahir di Kamasan, Klungkung, 1922 dan meninggal tahun 1980. Ia adalah putri pelukis terkenal I Dewa Putu Kebes. Awalnya ia belajar melukis gaya Kamasan pada ayahnya. Kemudian ia tertarik pada seni lukis gaya Batuan sejak berkenalan dengan Nyoman Patera, seorang pelukis Batuan. Ia kemudian tinggal di Batuan, Gianyar, Bali. Ia juga pernah tinggal di Sanur dan bekerja di studio pelukis Swiss, Theo Meier. Lukisan-lukisannya banyak menggambarkan adegan kehidupan sehari-hari dengan media tinta di atas kertas.ri-hari dengan media tinta di atas kertas.  +
  • Ni Kadek Anggreni, S.Pd. adalah penulis buNi Kadek Anggreni, S.Pd. adalah penulis buku Trilingual Illustrated Dictionary (Bali-Indonesia-English) yang disusunnya berdasarkan penelitian skripsinya. Dia sejak kecil menekuni puisi dan bercita-cita ingin menjadi guru yang dicintai siswanya. Anggreni lahir dan besar di dataran tinggi Bangli dan sangat ingin mengubah kehidupan diri dan keluarganya menjadi lebih baik dengan pendidikan yang layak. Dia menamatkan pendidikan S1 di STKIP Suar Bangli (kini ITP Markandeya Bali) pada tahun 2021.kini ITP Markandeya Bali) pada tahun 2021.  +
  • Ni Kadek Diah Wulan adalah seorang pengawiNi Kadek Diah Wulan adalah seorang pengawi baru dan merupakan salah satu pengawi muda. Diah Wulan diketahui adalah mahasiswi program studi Sastra Bali tahun 2020, yang berarti tahun ini beliau menginjak semester 5. </br></br>Beliau lahir pada tanggal 2 Juli 2001 di Denpasar. Ni Kadek Diah Wulan merupakan putri dari pasangan I Made Dharmawan Aryana dan Ni Nyoman Wiasih yang diketahui berasal dari Banjar Celuk Kapal Kecamatan Mengwi, Badung, Bali.</br></br>Sesuai dengan program studi yang telah diambil, pengawi muda ini juga memiliki beragam prestasi di bidang Sastra dan Budaya, sering menjadi langganan juara. Contohnya Juara 1 Kidung Utsawa Dharma Githa Se-kabupaten Badung, Juara 3 Kakawin Pekan Seni Pelajar Se-Bali, Juara 1 Internasional Palawakya Putri, Juara 3 Mesatua Bali Smangi dan masih banyak lainnya. </br></br>Diah Wulan menggeluti sastra sedari kecil seperti kakaknya. Keluarga Diah Wulan termasuk keluarga yang memiliki darah sastra karena kakek dan nenek beliau dulunya juga seorang yang mumpuni di bidang sastra, secara tidak langsung hal itupun menurun pada kedua cucu mereka. </br></br>Karya yang telah diciptakannya yaitu Geguritan Roga Ksaya. Dimana karya ini berhasil diselesaikan dan di perlombakan pada ajang lomba Sastra Saraswati Sewana, Pamarisuddha Gering Agung yang diselenggarakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud. Itulah yang membuat Diah Wulan berkeinginan untuk belajar meningkatkan kualitas diri dan keluar dari zona nyaman. Dengan segala kesulitan yang dihadapi saat pembuatan karya tidak menghalanginya untuk terus berusaha hingga karya ini selesai. </br></br>Pelajaran penting yang kita dapat adalah jangan jadikan usia sebagai pembatas anda untuk bergerak dan berkarya. Teruslah berusaha dengan dibarengi oleh pemikiran positif, niscaya semua yang dilakukan akan membuahkan hasil yang baik.dilakukan akan membuahkan hasil yang baik.  +
  • Ni Kadek Novi Sumariani, lahir di KarangasNi Kadek Novi Sumariani, lahir di Karangasem, 15 November 1996. Dia menempuh pendidikan seni di Sekolah Tinggi Desain Bali. Sejak 2010 aktif dalam banyak pameran bersama, antara lain “Perkamen” di New Media (2015), pameran Instalasi (ART I) di Musem Puri Lukisan (2018), pameran Perupa Perempuan Bali (PBB) di Taman Budaya Bali (2018), Merdeka dalam Ekspresi di Taman Budaya Bali (2019).alam Ekspresi di Taman Budaya Bali (2019).  +
  • Ni Kadek Widiasih lahir di Banjar MagateluNi Kadek Widiasih lahir di Banjar Magatelu, Desa Tista, Kecamatan Abang, Karangasem tanggal 14 Juni 1984. Dia belajar mengarang sejak tahun 2007. Karya-karyanya berupa puisi dan prosa dan sudah pernah dimuat pada Bali Orti (Bali Post) dan Mediaswari (Pos Bali) sejak bulan November 2007. Tahun 2015 Widiasih mendapatkan penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali atas kumpulan Puisinya yang berjudul “Sang Kinasih”. Kumpulan karyanya yang telah diterbitkan yaitu:</br>“Gurit Pangawit” (Kumpulan Puisi, 2008).</br>“ Sang Kinasih” (Kumpulan Puisi, 2015).). “ Sang Kinasih” (Kumpulan Puisi, 2015).  +
  • Ni Kadek Yulia Puspasari lahir di Badung, Ni Kadek Yulia Puspasari lahir di Badung, Bali, 6 Juli 1979. Ia seorang penari dan koreografer yang mendalami tari tradisional Indonesia, berikut mengembangkan tari modern-kontemporer yang memiliki karakter khas. Sehari-hari ia dikenal sebagai guru tari, dan kini bermukim di Paris, Prancis, serta mendirikan Asosiasi Pantcha Indra - sebuah sanggar seni yang mengajarkan seni tradisi Indonesia seperti wayang, tari, dan tembang. Atas dedikasi dan pencapaian seni tarinya, ia dilibatkan dalam berbagai misi kebudayaan ke Bulgaria, Serbia and Montenegro, Hungaria, Slovakia dan Dubai. Tahun 2018 ia terpilih mengikuti residensi tari “Prototyphe” dari Abbey Royaumont France selama satu tahun. Setahun berikutnya, pada 2019, ia terpilih mengikuti “Incubateur des Chorégraphes” di Paris. Selama masa pandemi, ia menyuguhkan satu repertoar tari yang mengesankan melalui online dari Paris yang merespon ruang pribadi dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Hingga kini, dia aktif dalam berbagai kolaborasi seni internasional.am berbagai kolaborasi seni internasional.  +
  • Ni Ketut Arini lahir di Denpasar, 15 MaretNi Ketut Arini lahir di Denpasar, 15 Maret 1943. Dia adalah seorang maestro seni tari. Dia belajar menari dari pamannya sejak usia kanak. Awalnya, keluarganya tidak mengizinkan dia menari karena postur tubuh dan kulitnya dianggap kurang menarik. Namun hal itu justru membuatnya tambah bersemangat untuk terus belajar menari. Pada 1957 dia resmi menjadi penari Bali dan terpilih membawakan tari Sang Hyang Dedari di Banjar Pande, Sumerta Kaja, Denpasar. Tari tersebut termasuk jenis tari sakral dan para penarinya sangat dihormati oleh masyarakat. Seiring perjalanan waktu, Arini kemudian dikenal sebagai maestro tari Condong. Dia juga menekuni dan menghidupkan kembali tari Legong klasik yang langka. Di Bali ada 14 gaya tari Legong klasik dan Arini menguasai enam di antaranya, seperti Legong Pelayon, Lasem, Kuntul, Kuntir, Jobog, dan Smarandhana. Tahun 2010, ISI Denpasar melakukan dokumentasi terhadap enam tari tersebut dan menjadi bahan ajar bagi mahasiswa tari.an menjadi bahan ajar bagi mahasiswa tari.  +
  • Ni Ketut Reneng merupakan salah seorang maNi Ketut Reneng merupakan salah seorang maestro seni tari Bali. Dia lahir di Banjar Kedaton, Denpasar, 1909. Kedua orang tuanya meninggal sejak Reneng masih kecil. Kemudian dia mengabdikan diri di Geria Punia. Dia belajar menari sejak masih kanak kepada A.A. Ngurah Jambe, Salit Rengis dan Nyarikan Sriada. Reneng sempat belajar menari condong pada Ida Bagus Bodha dari Kaliungu Kelod dan A.A. Rai Perit dari Sukawati. Dia merupakan salah satu pencipta Tari Pendet. Bersama I Wayan Rindi, dia memutuskan membuat satu macam tarian dengan mengambil pakem Tari Pendet Wali sebagai roh tariannya. Kelompok Legong Keraton yang terbentuk tahun 1919 menjadi besar juga berkat jasa Reneng. Di masa itu pula ia menguasasi bermacam jenis tari palegongan seperti Tari Condong Pelayon, Legong Pelayon, Lasem, Kuntul, Jobog, Goak Macok dan Legod Bawa. Dia juga mendirikan kelompok Tari Janger di Banjar Kedaton pada tahun 1928 dan pernah mementaskannya di Batavia (Jakarta) pada tahun 1929. Bersama rekannya Ni Pollok, Reneng pernah bekerja sebagai model pelukis Le Mayeur yang menetap di Sanur. Reneng juga pernah menjadi guru tari di tepi Danau Batur atas permintaan sastrawan dan budayawan Sutan Takdir Alisyahbana.an dan budayawan Sutan Takdir Alisyahbana.  +
  • Ni Ketut Sudiani lahir di Denpasar, 7 SeptNi Ketut Sudiani lahir di Denpasar, 7 September 1989. Dia adalah wartawan dan sastrawan. Dia lulusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Beberapa puisinya pernah dimuat di berbagai media, antara lain Bali Post, Media Indonesia, Kompas, Jurnal Sundih, dll.</br>Sejumlah karyanya juga terkumpul dalam beberapa buku, seperti kumpulan esai 10 finalis dan 5 nominator lomba menulis esai tentang lingkungan, Kementrian Lingkungan Jakarta (2006), Buku Perjalanan Kreatif “Waktu Tuhan” Made Wianta (2008), antologi “Jalan Angin” (2006), antologi puisi “Kota di Utara Peta” (2007), antologi puisi “Seratus Puisi Terbaik, Inti DPP Jakarta” (2007), antologi Puisi “Kampung Dalam Diri” (2008). Dia pernah meraih penghargaan dalam ajang perlombaan sastra dan teater semisal Juara II sekaligus nominator Singa Ambara Raja Award (lomba cipta puisi 2007), Juara 1 Lomba Menulis Puisi di Universitas Ganesha (2007), Juara 1 Lomba Menulis Puisi Musibah se-Indonesia (2007), Juara 2 Lomba Membaca Cerpen Lautan, (2007). Dia juga pernah diundang dalam Ubud Writer and Reader Festival. Selain wartawan, dia juga aktif berteater dan bersastra di Komunitas Sahaja.rteater dan bersastra di Komunitas Sahaja.  +
  • Ni Komang Ariani dilahirkan di Bali, 19 MeNi Komang Ariani dilahirkan di Bali, 19 Mei 1978. Dia adalah penulis cerpen dan novel yang sangat produktif. Cerpen-cerpennya dimuat di Kompas, Jawa Pos, Media Indonesia, dll. Buku-bukunya yang telah terbit, antara lain: Lidah (2008), Senjakala (2010), Bukan Permaisuri (2012), Jas Putih (2014), Marigold (2019). Pada tahun 2008 menjadi Pemenang Pertama Lomba Menulis Cerita Bersambung Femina melalui novelette “Nyanyi Sunyi Celah Tebing”. Karya-karyanya juga beberapa kali masuk dalam Cerpen Pilihan Kompas. Kini dia menetap di Jakarta.lihan Kompas. Kini dia menetap di Jakarta.  +
  • Ni Komang Atmi Kristiadewi lahir di DenpasNi Komang Atmi Kristiadewi lahir di Denpasar, 24 Juni 1990. Menempuh pendidikan seni di SMSR (SMKN 1 Sukawati), lulus pada tahun 2008. Kemudian melanjutkan pendidikan ke IKIP PGRI Bali mengambil jurusan Seni Rupa. Lalu melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan di Pasca Sarjana ISI Denpasar dengan mengambil jurusan Penciptaan Seni pada tahun 2015.</br></br>Atmi terjun ke dunia seni karena terinspirasi animasi Jepang dan lalu mengembangkannya sebagai hobi. Pamannya berprofesi sebagai seniman dan banyak menginspirasi Atmi untuk menjadi seniman.</br></br>Lukisan Atmi bergaya naif dengan warna-warna cerah. Gaya lukis naif ini muncul melalui proses panjang yang tercipta karena usaha-usahanya untuk menempatkan diri di posisi anak-anak dan pengalaman berinteraksi dengan murid-murid yang dia ajar.</br></br> </br>Pada tahun 2011, Atmi menggelar pameran tunggal perdananya di Ten Art Gallery, Sanur dengan tema "Polusi Rasa". Pada tahun 2015 dia menggelar pameran tunggal kedua bertajuk “Apah” di Sudakara Art Space, Sanur. Selain itu dia juga aktif berpameran bersama, baik di dalam maupun luar negeri.</br></br></br>Melalui karya seninya, Atmi ingin membagi pengalamannya tentang dunia anak-anak yang berkelindan dengan persoalan lebih luas, seperti kritik lingkungan, teknologi, budaya, sosial dan sebagainya. Secara visual, Atmi memilih naivisme untuk mengekspresikan kegelisahan batinnya.</br></br>Pada tahun 2014, karya Atmi berhasil masuk dalam jajaran karya-karya ilustrator cerpen Kompas 2014.karya-karya ilustrator cerpen Kompas 2014.  +
  • Ni Luh Gde Vony Dewi Sri Partani, lahir diNi Luh Gde Vony Dewi Sri Partani, lahir di Denpasar, 28 Juni 1978. Dia belajar melukis secara otodidak. Sejak 2012 dia aktif menampilkan karyanya dalam berbagai pameran bersama, seperti pameran Hari Kartini di Warung Yaya, Sanur (2012), Pararelissmo di Farabi Bali (2013), "Alignment" di Bidadari Art Gallery, Ubud (2013), Bali Art Fair di Maha Art Gallery (2013), I Love My Mom di Seniwati Artspace, Ubud (2016), She Paint Her Sky di Krisnalila Foundation (2018), Jabuik Tabao Padang di Bentara Budaya Bali (2018), Luwih Utamaning Luh di Taman Budaya Bali (2018), Indonesia Satu di Hotel Pullman, Jakarta (2019), Vidya Diva di Taman Budaya Bali (2019). Dia menggelar pameran tunggal pertama pada tahun 2011 bertajuk “Perempuan” di Serambi Arts Antida, Denpasar, dan pada tahun 2012 menggelar pameran Make Up Artist Grafiti di Yaya Artspace. Selain melukis, dia menekuni seni merias wajah dan menata rambut.ekuni seni merias wajah dan menata rambut.  +
  • Ni Luh Gede Fridayani lahir di Marga, TabaNi Luh Gede Fridayani lahir di Marga, Tabanan, Bali, 8 Desember 1989. Dia menamatkan seni lukis di ISI Denpasar. Karya-karyanya pernah ditampilkan dalam sejumlah pameran bersama. Antara lain pameran “Nuansa Alam” di Taman Budaya Bali (2009), “Spirit” di Museum Sidik Jari, Denpasar (2010), “Reborn” di ISI Denpasar (2011), pameran perupa perempuan “Rupa, Gerak, Bunyi dan Cahaya” (2022), “Nandurin Karang Awak” di Tabanan (2022), “Meet in Bali (2022), “Pesan dari Barat” di Griya Santrian Gallery, Sanur (2023).” di Griya Santrian Gallery, Sanur (2023).  +
  • Ni Luh Gede Widiyani lahir di Pupuan, TabaNi Luh Gede Widiyani lahir di Pupuan, Tabanan, 20 April 1990. Ia menempuh pendidikan seni di SMKN 1 Sukawati dan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi di IKIP PGRI Bali, mengambil jurusan seni rupa. Lukisan-lukisannya banyak mengangkat tema kehidupan sehari-hari, figur wanita, seni dan budaya Bali, menggunakan teknik realis dan dekoratif, juga dipadukan dengan kolase. Ia aktif mengikuti pameran bersama, antara lain pameran di GK Artspace (2013), Seniwati Artspace (2013), Puri Anom Tabanan (2018), Bentara Budaya Bali (2019), Taman Budaya Bali (2019), hotel LV8 Canggu (2019), Museum Arma (2020), pameran Manifesto VIII “Transposisi” di Galeri Nasional Jakarta (2022), pameran “Pesan dari Barat” di Griya Santrian Gallery, Sanur (2023). Ia pernah memenangi beberapa penghargaan diantaranya tiga kali juara satu Porseni cabang melukis tingkat provinsi, lima karya terbaik lomba lukis antar SMA/ SMK se-Bali, dan beberapa penghargaan lainnya.se-Bali, dan beberapa penghargaan lainnya.  +
  • Ni Luh Putu Wulan Dewi Saraswati, berasal Ni Luh Putu Wulan Dewi Saraswati, berasal dari Desa Busung Biu, Buleleng. Lahir di Denpasar, 10 Juli 1994. Telah menempuh pendidikan S1 di Undiksha, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kemudian mendalami linguistik di Pascasarjana Universitas Udayana. Kini menjadi guru bahasa Indonesia untuk penutur asing di Yayasan Cinta Bahasa. Saat ini bergabung di Komunitas Mahima dan Teater Kalangan. Antologi puisinya bertajuk Seribu Pagi Secangkir Cinta telah terbit pada tahun 2017.angkir Cinta telah terbit pada tahun 2017.  +
  • Ni Luh Wida Apriliani, S.Pd. dengan nama pNi Luh Wida Apriliani, S.Pd. dengan nama pena Nulus Asih. Beliau merupakan salah satu sastrawan Bali pengawi geguritan yang bertempat tinggal di jln. Raya Semer, Gang Tunjung Mekar no.11, Lingkungan Peliatan, Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Beliau lahir di gelunggang pada tanggal 5 April 1993. Beliau merupakan putri dari pasangan I Wayan Wiartana dan Ni Ketut Sumartini. Pekerjaan beliau saat ini adalah sebagai penyuluh bahasa bali di Kelurahan Tanjung Benua.uh bahasa bali di Kelurahan Tanjung Benua.  +
  • Ni Made Ayu Marthini saat ini menjabat WakNi Made Ayu Marthini saat ini menjabat Wakil Menteri Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sebelumnya Bu Made adalah Direktur Perundingan Bilateral, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia di mana beliau mengawasi 19 perundingan perdagangan bilateral Indonesia yang sedang berlangsung dan yang akan datang dengan mitra dagangnya.</br></br>Sebelumnya, Bu Made menjabat sebagai Direktur Pusat Harmonisasi Kebijakan dan Direktur Pusat Isu Strategis Kementerian Perdagangan sekaligus staf Menteri selama satu tahun (2015-2016). Pada tahun 2011-2015 beliau ditugaskan di luar negeri sebagai Atase Perdagangan Indonesia di Washington D.C., AS.</br></br>Made memulai karirnya pada tahun 1996 sebagai staf Departemen Luar Negeri Republik Indonesia dan pernah menjabat beberapa posisi sebagai Kepala Bagian UNCTAD, Direktorat Kerjasama Ekonomi Multilateral, Departemen Luar Negeri Republik Indonesia. Selanjutnya beliau ditempatkan pada Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York, Amerika Serikat, mengurusi urusan Pembangunan dan Perekonomian. Sekembalinya ke Indonesia pada tahun 2004, beliau menjabat sebagai Kepala Subbagian Perjanjian Perdagangan Luar Negeri, Direktorat Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan PBB, Departemen Luar Negeri Republik Indonesia.</br></br>Setelah 10 tahun berkarir di Kementerian Luar Negeri, beliau pindah ke Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada tahun 2006, dimana beliau menjabat beberapa posisi sebagai Kepala Pusat Pemberitaan & Publikasi, pejabat di Biro Hukum dan Kepala Pusat Pemberitaan & Publikasi, Humas. , pada saat yang sama ia diperbantukan sebagai Asisten Menteri Perdagangan di kantor Menteri selama enam tahun, sebelum ia ditugaskan di Amerika. Made meraih gelar Magister Politik Ekonomi Dunia dari London School of Economics and Political Science, London, dan gelar Sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada,</br>Jogjakarta, Indonesia. Pada tahun 2015, ia bergabung dengan Pendidikan Eksekutif di Harvard Kennedy School di Boston untuk menguasai kebijakan perdaganganol di Boston untuk menguasai kebijakan perdagangan  +
  • Ni Made Darmi, lahir di Banjar Sengguan, DNi Made Darmi, lahir di Banjar Sengguan, Desa Tonja, Denpasar, 31 Desember 1938. Dia belajar menari sejak kanak-kanak di bawah asuhan maestro tari Nyoman Kaler. Ketika remaja, dia sering diundang menari di Istana Presiden, baik di Tampaksiring, Jakarta, maupun Bogor. Presiden Pertama RI, Soekarno, sangat mengagumi penampilannya saat menari. Bahkan dia kerap diajak menari di luar negeri, seperti Cina, Kolombia, dan beberapa negara lainnya. Soekarno juga sempat berkeinginan mengangkatnya sebagai anak dan akan disekolahkan hingga jenjang paling tinggi, namun orang tuanya tidak mengizinkan. Pada 1958, Darmi menikah dengan seorang pengagumnya, yakni I Wayan Kerthawirya. Mereka kemudian tinggal di Lombok, NTB. Namun pernikahan mereka tidak dikarunia anak. Darmi mendirikan Sanggar Tari Wijaya Kusuma di Lombok. Dia sepenuhnya mengabdikan hidupnya untuk seni tari.hnya mengabdikan hidupnya untuk seni tari.  +
  • Ni Made Frischa Aswarini. Lahir pada 17 OkNi Made Frischa Aswarini. Lahir pada 17 Oktober 1991. Pernah belajar Ilmu Sejarah di Universitas Udayana, Bali. Menulis karya jurnalistik, karya ilmiah, esai, puisi maupun cerita pendek. Puisi-puisinya disiarkan di pelbagai media termasuk diterjemahkan ke bahasa Perancis untuk jurnal Le Banian (2016) dan antologi puisi Couleur Femme (Forum Jakarta-Paris dan AF Denpasar, 2010); diterjemahkan ke bahasa Inggris dalam antologi Happiness, The Delight-Tree 2 (United Nations SRC Society of Writers, 2016). Dua buku puisinya berjudul Potret di Atas Meja (2012) dan Tanda bagi Tanya (GPU, 2017). Karena jejak kepenyairannya itu, ia menjadi salah satu pembicara di Ubud Writers & Readers Festival 2013, serta pembicara dialog budaya di Publika, Kuala Lumpur. Ia pernah terpilih mengikuti Canada World Youth (Kemenpora RI, 2014-2015) dan turut menyusun biografi perupa Made Wianta yang berjudul Waktu Tuhan (2008). Tanda bagi Tanya (2017) adalah buku kumpulan puisinya yang termasuk dalam 10 besar kategori Karya Pertama atau Kedua, Kusala Sastra Khatulistiwa 2017-2018.Kini, ia bekerja sebagai asisten riset sejarah dan presenter di TVRI Bali. Aktif di Komunitas Sahaja, Denpasar. Akun Instagram: @frischa_aswarini., Denpasar. Akun Instagram: @frischa_aswarini.  +
  • Ni Made Jujul lahir di Telepud, Sebatu, TeNi Made Jujul lahir di Telepud, Sebatu, Tegalalang, Gianyar, Bali, 1956. Dia belajar menari sejak kanak-kanak. Pada era 1970-an dia dikenal sebagai pemeran Dewi Sita dalam pementasan dramatari wayang wong. Pada tanggal 12 April 1975 dia keliling Eropa bersama sekaa (kelompok) wayang wong “Dewa Kesola Rata” Talepud dalam rangka misi kesenian Indonesia mengikuti Festival Ramayana Internasional. Mereka keliling Eropa selama tiga bulan dan tampil di beberapa negara, seperti Prancis, Belanda, Swiss, Monako, Yunani, Portugal, dll. Namun sayangnya, pada minggu pertama lawatan di Prancis, karena kelelahan Jujul jatuh pingsan di panggung dan sempat beberapa hari dirawat di rumah sakit. Dia akhirnya meninggal di Paris pada tanggal 25 Juli 1975. Saat itu dia baru memiliki seorang putra yang masih balita. Jenazahnya dikirim ke Bali dan diaben pada tanggal 2 Agustus 1975 di kuburan Desa Adat Pujung, Tegalalang, Gianyar. Di kuburan itu dibangun pula miniatur Menara Eifel dari batu padas sebagai bentuk kenangan terhadapnya. Jujul meninggal di Paris sebagai pahlawan kesenian pada usia yang sangat muda.</br> </br>(Keterangan: admin belum mendapatkan foto Ni Made Jujul)dmin belum mendapatkan foto Ni Made Jujul)  +
  • Ni Made Purnama Sari lahir di Klungkung, BNi Made Purnama Sari lahir di Klungkung, Bali, 22 Maret 1989. Menamatkan pendidikan di Jurusan Antropologi Universitas Udayana, lalu melanjutkan ke Magister Manajemen Pembangunan Sosial Universitas Indonesia. Dia menulis puisi, cerpen dan esai dan dipublikan di sejumlah surat kabar, antara lain Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Jawa Pos, Bali Post. Puisinya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Perancis. </br></br></br>Sejak 2007 meraih berbagai penghargaan penulisan, antara lain Juara II Sayembara Cerpen Balai Bahasa se-Bali, Harapan III Penulisan Cerpen Pusat Bahasa Jakarta, Juara Umum Lomba Penulisan dan Pembacaan Puisi Sampoerna AGRO 2007 se-Indonesia serta Juara II Lomba Penulisan Puisi Nasional Dewan Kesenian Semarang 2007. Esainya meraih juara I Lomba Esai Kompas Gramedia (2007). Kerap menjuarai berbagai perlombaan baca puisi, maupun baca cerpen sejak masih SMP.</br></br></br>Puisinya termasuk dalam Buku Antologi 100 Puisi Indonesia Terbaik Anugerah Sastra Pena Kencana (2007), buku antologi Temu Penyair 5 Kota di Payakumbuh “Kampung Dalam Diri” (2008), serta Antologi Puisi Indonesia Terbaik Anugerah Sastra Pena Kencana (2008 dan 2009), Temu Sastrawan Indonesia (2010 dan 2011), Antologi Ubud Writers and Readers Festival (2010), Antologi ‘Couleur Femme’: Kumpulan Puisi Indonesia-Perancis yang diterbitkan Alliance Francaise Denpasar beserta Forum Jakarta Paris (2010) dan sebagainya. Selain itu, karyanya (esai biografi) juga telah dibukukan dengan tajuk ‘Waktu Tuhan: Wianta” (2007). Ia juga turut dalam program Penulisan Cerita Rakyat dari Pusat Bahasa Jakarta tahun 2010.</br></br></br>Ni Made Purnama Sari telah diundang dalam berbagai acara, baik pertunjukan maupun diskusi sastra, di Bali serta di beberapa daerah lain di Indonesia antara lain Malang, Surabaya, Yogyakarta, Padang dan Jakarta, termasuk Diskusi dan Peluncuran Buku Antologi Cerpen ‘Lobakan’ yang membahas kaitan antara sastra dan sejarah peristiwa 1965 di Bali (2009) di Goethe Institut Jakarta. Selain itu, dia juga diundang dalam Program Penulisan Majelis Asia Tenggara (MASTERA): Esai yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta (tahun 2009), Mentor Program Penulisan Esai dan Workshop Kepemimpinan Tempo-Institute (2010), Temu Sastra Mitra Praja Utama (MPU) tahun 2010, festival sastra internasional Ubud Writers and Readers Festival (2010), Temu Sastrawan Indonesia IV di Ternate (2011), program Penulisan Writers Journey bersama para penulis Australia (2012), dan Padang Literary Biennale 2014. Antologi puisi pertamanya, “Bali – Borneo” (2014), mendapat penghargaan dari Yayasan Hari Puisi Indonesia 2014.</br></br></br>Tahun 2015 ia mendapatkan beasiswa penelitian dari Frans Seda Foundation dan Universitas Indonesia untuk melakukan riset sosial budaya bekerjasama dengan Universitas Tilburg, Belanda. Juga diundang dalam Emerging Writers Festival 2015 di Melbourne (atas kerjasama Australia-Indonesia Institute), Pembacaan Sajak di Monash Asia Institute (Monash University, 2015) serta Salihara International Literary Biennale 2015.</br></br></br>Buku-bukunya adalah Bali – Borneo (2014), Kawitan (2016), Kalamata (2016).o (2014), Kawitan (2016), Kalamata (2016).  +
  • Ni Made Rai Sri Artini. Dia lahir di KerobNi Made Rai Sri Artini. Dia lahir di Kerobokan, Badung, Bali, 17 November 1978. Dia menulis puisi dan cerpen sejak remaja. Karya-karyanya pernah dimuat di Bali Post, Denpost, Pos Bali, Tatkala.co, dan sebagainya. Beberapa puisinya juga terkumpul dalam buku bersama, seperti “Ning” (2001), Mengunyah Geram (2017).rti “Ning” (2001), Mengunyah Geram (2017).  +
  • Ni Made Sri Andani, lahir di Bangli, 10 OkNi Made Sri Andani, lahir di Bangli, 10 Oktober 1965. Dia menamatkan studinya di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Saat ini, dia menjabat sebagai Marketing Director dari sebuah perusahaan Fast Moving Consumer Goods di Jakarta. Dia hobi menulis, berkebun dan menggambar. Kiprahnya di dunia tulis-menulis dimulai sejak remaja dengan mengisi majalah sekolah atau kampus dengan puisi ataupun cerpen. Selain itu, dia banyak menyimpan tulisannya di blog pribadinya, yakni di https://nimadesriandani.wordpress.com. Ada sekitar seribuan tulisannya di blog itu. Dia juga rajin mengirim tulisannya ke Kompasiana dan Balebengong. Jenis tulisan yang dipublikasi di blog sangat beragam, kebanyakan tentang kehidupan, inspirasi, motivasi, gardening, traveling, seni dan budaya. Bukunya yang telah terbit adalah “Balanced Life, A Journey For Happiness, 100 Cerita Inspiratif” (Pustaka Ekspresi, 2021).rita Inspiratif” (Pustaka Ekspresi, 2021).  +
  • Ni Made Sri Purnami, S.Sos, dikenal denganNi Made Sri Purnami, S.Sos, dikenal dengan panggilan Kadek Purnami, lahir di Ubud, Bali, 19 April 1981. Dia adalah salah seorang penggerak Ubud Writers & Readers Festival (UWRF), sebuah festival berskala internasional yang dirintis tahun 2004 oleh Janet de Neefe. Jabatan kerjanya dalam festival tersebut adalah Community Development Manager, kemudian menjadi General Manager pada tahun 2014 - 2020. Dia juga terlibat dalam mendirikan Yayasan Mudra Swari Saraswati yang menaungi UWRF dan menduduki posisi sebagai sekretaris yayasan. Selain itu, dia juga sering terlibat dalam menyelenggarakan pameran-pameran seni rupa, instalasi dan video (2005 -2006). Dia pernah bekerja di sebuah production house di Bali dan menggarap sebuah program TV berjudul “Jejak Niaga”, yang mengulas kisah profil sukses yang ditayangkan di TVRI Bali (2003-2004). Dia lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Komunikasi bidang studi Public Relation, Universitas Atmajaya Jogjakarta dan Diploma Management, jurusan marketing. Dia juga suka mengisi waktunya dengan melukis, menulis cerita pendek dan puisi yang sesekali diterbitkan media cetak lokal. Tahun 2012, dia menerbitkan buku kumpulan cerpen berjudul “Sebab Cinta” yang berisi 12 cerpen tentang kehidupan yang banyak mengambil latar belakang budaya Bali.g banyak mengambil latar belakang budaya Bali.  +
  • Ni Made Suciarmi lahir di Banjar Sangging,Ni Made Suciarmi lahir di Banjar Sangging, Kamasan, Klungkung, Bali, 10 Oktober 1932. Dia adalah seorang pelukis wayang gaya Kamasan. Dia belajar melukis sejak kanak-kanak dengan menimba ilmu melukis dari ayahnya, Ketut Sulaya. Awalnya dia dilarang melukis karena tabu bagi perempuan melukis pada zaman itu. Namun dia mendobrak larangan itu dengan terus melukis hingga akhir hayatnya. Dia adalah perempuan pertama yang melukis wayang Kamasan. Tema-tema lukisannya berkisar antara kisah-kisah pewayangan Ramayana dan Mahabarata. Dia menggelar pameran pertamanya di Art Centre Denpasar tahun 1975. Kesuksesannya sebagai seorang seniman semakin berkembang sejak ia mulai mengadakan pameran di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Australia, dan Singapura. Dia meninggal pada tahun 2020. Singapura. Dia meninggal pada tahun 2020.  +
  • Ni Nengah Mega Risna Dewi, lahir di DenpasNi Nengah Mega Risna Dewi, lahir di Denpasar, 12 September 1995. Menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Sejak 2013 aktif dalam banyak pameran bersama, antara lain pameran “Human Space” di Taman Budaya Bali (2016), “Repositioning” di Discovery Mall Kuta (2018), “A Good Life For Orangutan” di Jogja National Museum (2019), “X-TION” di Bentara Budaya Bali (2019), “Merdeka dalam Ekspresi” di Taman Budaya Bali (2019).lam Ekspresi” di Taman Budaya Bali (2019).  +
  • Ni Nengah Widiasih lahir di Kubu, KarangasNi Nengah Widiasih lahir di Kubu, Karangasem, Bali, 12 Desember 1992. Dia menyelesaikan sekolahnya di SMA Dwijendra, Nusa Dua. Sejak remaja, dia dikenal sebagai atlet angkat berat (para-powerlifting) yang mengharumkan nama Indonesia. Dia mengalami kelumpuhan pada usia tiga tahun dan harus menggunakan kursi roda. Namun dia tidak patah semangat. Dia belajar olah raga angkat berat sejak SD. Saat SMP dia telah menjadi juara di Kejurnas Para Angkat Berat dengan memperoleh Medali Emas pada tahun 2006. Selain itu, dia memperoleh Medali Perunggu ASEAN Paragame di Thailand (2008), Medali Perak ASEAN Paragames di Malaysia (2009), Medali Emas ASEAN Paragames di Solo (2011), Medali Perak Asia Open di Malaysia (2013), Medali Emas ASEAN Paragames di Myanmar (2013), Medali Perak Asian Paragames di Incheon (2014), Medali Perunggu Paralympic Games di Brasil (2016), Medali Perak Asian Paragames di Jakarta (2014), Medali Perak Paralimpiade Tokyo (2020)., Medali Perak Paralimpiade Tokyo (2020).  +
  • Ni Nyoman Pollok adalah seorang penari yanNi Nyoman Pollok adalah seorang penari yang lahir di Banjar Kelandis, Denpasar, Bali, Maret 1917. Sejak kanak dia berlatih tari dan tumbuh menjadi seorang penari legong terkenal. Sekitar tahun 1932, Ni Pollok berkenalan dengan pelukis Belgia, Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres (1880 – 1958), yang menyewa rumah di Banjar Kelandis dan sering menyaksikannya menari. Le Mayeur terpesona pada kecantikan, keanggunan, kemolekan, dan gemulai gerak tari Ni Pollok. Le Mayeur kemudian menjadikan Ni Pollok sebagai model untuk lukisan-lukisannya. Pada tahun 1935, Le Mayeur melamar Ni Pollok dan mereka menikah. Le Mayeur membeli sebidang tanah di tepi Pantai Sanur yang dijadikannya sebagai rumah dan studio melukis. Selain sebagai istri, Ni Pollok adalah model tetap untuk lukisan-lukisan Le Mayeur. Ketika Le Mayeur meninggal sekitar tahun 1958, rumah dan seluruh isinya termasuk lukisan, dihibahkan kepada pemerintah Indonesia untuk dijadikan museum yang kini dikenal sebagai Museum Le Mayeur. Ni Pollok meninggal tahun 1985.e Mayeur. Ni Pollok meninggal tahun 1985.  +
  • Ni Nyoman Sani lahir di Sanur, Bali, 10 AgNi Nyoman Sani lahir di Sanur, Bali, 10 Agustus 1975. Dia lulusan seni rupa ISI Denpasar. Selain melukis, dia juga tertarik pada seni fotografi, puisi, dan fashion. Lukisan-lukisan Sani banyak berbicara tentang perempuan dalam konteks dunia fashion show. Warna-warna lukisannya lembut dan sangat feminim.</br></br></br>Sejak 1995, Sani aktif menampilkan karyanya dalam pameran bersama, baik di dalam maupun luar negeri. Pameran tunggalnya, antara lain Life Style di Seniwati Gallery (Ubud, 1997), Pose di Amankila Hotel (Candidasa, 1999), All About Women di Kiri Desa Gallery (Singapura, 2002), The Pleasure of Looking di Griya Santrian Gallery (Sanur, 2003), Antara Dua Dunia di O House Gallery (Jakarta, 2007), Perempuan di Curiocity Nafa Me Fashion Gallery (Singapura, 2008), Residency di Haarlem (Belanda, 2009), The Adventure of My Soul di Bentara Budaya Bali (2011), Enigma di Gaya Fusion (Ubud, 2012). Pada tahun 2000, sebuah lukisan karya Sani masuk dalam 100 Finalist of Philip Morris, Jakarta.am 100 Finalist of Philip Morris, Jakarta.  +
  • Ni Nyoman Srayamurtikanti adalah seorang mNi Nyoman Srayamurtikanti adalah seorang musisi gamelan dan juga sedang meniti karirnya menjadi seorang komposer. Sraya lahir pada tanggal 3 Oktober 1996 dan merupakan anak dari seorang seniman alam asal Desa Celuk, Sukawati, Gianyar. Ia belajar gamelan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia pernah mengenyam pendidikan di SMKN 3 Sukawati (KOKAR/SMKI Bali) jurusan Karawitan, Institut Seni Indonesia Denpasar jurusan Karawitan, dan saat ini sedang menempuh Porgram Studi Magister di Institut Seni Indonesia Surakarta. Sraya merupakan ketua dari Sanggar S’mara Murti yang didirikan oleh Ayahnya, yang kemudian dilanjutkan oleh Sraya. Sanggar ini bergerak di bidang kesenian tradisi khususnya Gamelan Bali dan juga pengembangan. Sraya mulai membuat komposisi musik pada tahun 2017 dengan tuntunan sang Ayah yang juga seorang komposer dan penyanyi. Karya musik yang diciptakan oleh Sraya berbasis tradisi dan inovasi. </br></br>Sraya pernah mendapatkan kesempatan untuk mewakili Indonesia dalam acara ASEAN Youth Camp di Sagada, Filipina (2015), Student Exchange AIM Programme di University Malaya (2016-2017), menjadi komposer dalam acara Komponis Kini - Tribute to Wayan Beratha (2019), menjadi komposer dalam acara Pawai Budaya Nasional (2019) mewakili Bali, menjadi Komposer terbaik 5 di Lomba Musik Kreatif – Taksapala Festival, Badung Bali, berkolaborasi dengan koreografer asal Mexico (2021), dan yang terkini adalah menjadi salah satu komponis dalam Southeast Asia Music Session Indonesia Edition (2021). Adapun beberapa komposisi yang telah diciptakan adalah: Kangkat (2017), S.o.S (2017), Love is God (2017), Rain-Ly (2017), Krepetan (2018), Selaka (2018), A Ketel (2018), Lango Wangi (2019), Titik Nol (2019), Candra Buana (2019), Speech Delay (2020), Padma Semarandhana (2020), Gelung (2020), Resing Langit (2020), Garba (2020), Empowerment (2021), Nyikzag (2021), Mulat Sarira (2021), dll. Nyikzag (2021), Mulat Sarira (2021), dll.  +
  • Ni Nyoman Srayamurtikanti lahir di GianyarNi Nyoman Srayamurtikanti lahir di Gianyar, 3 Oktober 1996. Dia lulusan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Sejak SD dia telah menggeluti seni gamelan, terutama gender wayang. Berangkat dari kemampuan bermain gamelan Bali seperti gender, kendang, selonding, dan sebagainya, semenjak tahun 2017, dia mencoba untuk membuat komposisi musik baik tradisi maupun inovasi. Dia banyak belajar komposisi dari ayahnya yang juga seorang seniman alam, penyanyi dan komposer serta beberapa guru lainnya. Karya-karya yang pernah diciptakannya adalah Empowerment, Speech Delay, Krepetan, S.O.S, Nuutsih, dan masih banyak lainnya. Dia mendapat kesempatan untuk mempertunjukkan karyanya di beberapa event, seperti: Asean Youth Camp (Sagada, Phillipines, 2015), Tribute to Wayan Beratha (Bentara Budaya Bali, 2019), Gamelan Music Creative Competition (Badung, Bali, 2020), Pekan Komponis Indonesia (Jakarta, 2021), Simposium South East Asian Music Series (Bangkok, Thailand, 2021), dll.sic Series (Bangkok, Thailand, 2021), dll.  +
  • Ni Putu Ayu Suaningsih lahir di Denpasa, tNi Putu Ayu Suaningsih lahir di Denpasa, tanggal 13 Oktober 1999, tetapi sebenarnya berasal dari Banjar Caruban, Desa Tanglad, Nusa Penida. Tamat dari jurusan Sastra Bali Universitas Udayana tahun 2021. Sejak sekolah di TK Wana Kumara Banjar Bun, Denpasar, Ayus sudah senang belajar menari. Menjadi pemenang beberapa lomba menulis aksara Bali di daun lontar sejak bersekolah di SMP Negeri 8 Denpasar dan SMA Negeri 3 Denpasar. Saat ini menjadi Tim Kamus dan Sosial Media di Yayasan BASAbali Wiki. Beberapa tulisan berbahasa Bali seperti artikel, cerita pendek dan satua yang ditulis telah terbit di media massa dan dalam bentuk buku. Salah satu buku yang ditulis adalah Luh Ayu Manik Masː Monster Virus Menyerang Desa (2021). Juga saat ini tengah aktif menjadi pembawa acara, moderator dan pembicara dalam acara mengenai bahasa Bali.embicara dalam acara mengenai bahasa Bali.  +
  • Ni Putu Devy Gita Augustina dengan nama peNi Putu Devy Gita Augustina dengan nama pena Devy Gita. Lahir di Singaraja. Dia lulusan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja. Dia mengajar di Sekolah Dasar Bali Kiddy. Dia bergabung dengan komunitas Komunitas Mahima, Teater Kalangan, Kacak-Kicak Puppet Theater. Puisi-puisinya dimuat di Tatkala.co dan terangkum dalam buku Sang Guru (2019).dan terangkum dalam buku Sang Guru (2019).  +
  • Ni Putu Putri Suastini lahir di Denpasar, Ni Putu Putri Suastini lahir di Denpasar, 27 Januari 1966. Sejak remaja telah aktif dalam seni sastra dan teater. Dia pernah bergabung dalam Teater Angin, Sanggar Macan Tutul, Teater Mini Badung, Teater Agustus, Sanggar Putih. Buku puisinya yang telah terbit adalah Bunga Merah (2017) dan Rumah Merah (2018). Ni Putu Putri Suastini Koster terkenal di kalangan seniman lokal Bali dan tanah air.kalangan seniman lokal Bali dan tanah air.  +
  • Ni Putu Rastiti, saat ini bekerja sebagai Ni Putu Rastiti, saat ini bekerja sebagai perawat di RSUD Bali Mandara, Sanur. Karya-karyanya pernah dimuat di media lokal dan nasional serta terangkum dalam beberapa antologi. Buku kumpulan cerpen pertamanya bertajuk Pohon Keinginan. Beberapa kali diundang dalam kegiatan Temu Penulis Nasional. Terakhir diundang sebagai penulis muda di Ubud Writers and Festival 2016. Puisinya pernah diterjemahkan ke dalam Bahasa Perancis dan cerpennya ke dalam Bahasa Inggris.cis dan cerpennya ke dalam Bahasa Inggris.  +
  • Ni Putu Yuliana alias Jro Putu lahir di MeNi Putu Yuliana alias Jro Putu lahir di Mengwi, Badung, Bali, 4 Juli 1979. Dia adalah seorang dasaran, tapakan, balian ketakson, atau balian meluasin. Dalam tataran yang lebih luas bisa juga disebut medium atau paranormal. Klien yang datang kepadanya biasanya bertanya atau konsultasi tentang persoalan niskala. Di Bali, terutama kawasan Bali selatan, jro dasaran biasa didatangi orang Bali untuk menanyakan soal reinkarnasi bayi yang baru lahir. Ada juga yang menanyakan soal sebab-sebab kematian seseorang atau bekal niskala yang diinginkan saat upacara Ngaben. Pasien yang sakit karena penyebab niskala biasanya juga mendatangi jro dasaran menanyakan tentang penyakitnya. Jro dasaran adalah medium atau perantara alam niskala (gaib) dan sekala (nyata). Mendatangi balian ketakson atau balian meluasin untuk meminta petunjuk niskala sudah menjadi budaya bagi orang-orang Bali yang meyakini. Jro Putu Yuliana membuka praktik di Jalan Kroya No. 12 Denpasar Timur, Bali.i Jalan Kroya No. 12 Denpasar Timur, Bali.  +
  • Ni Wayan Adnyani, lahir di Bebandem, KaranNi Wayan Adnyani, lahir di Bebandem, Karangasem, Bali, 9 Pebruari 1981. Dia menjadi guru di SMAN 1 Bebandem. Menekuni kegiatan menulis puisi sejak bangku SMP dan karyanya pernah dimuat diberbagai media massa, seperti Bali Post, Pos Bali, Tribune Bali, dll. Puisinya juga dimuat dalam buku Sang Guru (2019) dan Suara Hati Guru di Masa Pandemi (2020).an Suara Hati Guru di Masa Pandemi (2020).  +
  • Ni Wayan Penawati, lahir di Amlapura, KaraNi Wayan Penawati, lahir di Amlapura, Karangasem, 23 Juli 1996. Dia lulusan ISI Denpasar. Pengalaman pamerannya, antara lain: Young Inspiring Balinese Artis, The Santhi Residence, di Nusa Dua Bali (2014), Origami #5 di Lingkar Art Space (2014); St-Art di MahaArt Gallery (2015), Pameran Seni Lukis 1.000 Meter, Hut Kota Gianyar (2015), LABIRIN di Museum Seni Batuan (2016), Tanah dan Air di Taman Budaya Art Center (2016), Nawanatya Bali Mandara “Rupa Setaman” di Art Center (2017), Keragaman Kreatif Dalam Merajut Persatuan di Bentara Budaya Bali (2018), Perupa Perempuan Bali di Taman Budaya Art Center (2019), Bali Mega Rupa II di Arma Museum Ubud (2020), Art Edward Virtual di Universitas Gorontalo (2020), Bali Mega Rupa III di Gedung Kriya Art Center, Denpasar (2021), Bali Emerging Artist 2022 di Sika Gallery, Ubud (2022), Biang di TAT Art Space, Denpasar Bali (2022).ng di TAT Art Space, Denpasar Bali (2022).  +