UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Property:Page text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
A
Tentang pengalaman saya saat belajar Semasa daring  +
Tentang sekolah di masa pandemi  +
Tentang siswa yang di pertanyakan oleh ibunya mengenai pembelajaran daring  +
Tentang proses belajar mengajar masih di lakukan lewat daring  +
Baligrafi ini bertuliskan "angamet sarining amreta ring telenging segara". Baligrafi ini menggunakan warna biru yang menggambarkan laut dan keadaan di dalam laut, dengan adanya pancaran sinar matahari di sudut kanan. Baligrafi ini menggunakan bentuk acintya yang berarti kemahakuasaan Tuhan yang tidak terpikirkan. Baligrafi ini adalah peserta lomba baligrafi yang diadakan dalam rangka Bulan Bahasa Bali V Tahun 2023. Baligrafi ini menjadi hak milik Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.  +
[ID] Peperangan antara Pandava dan Korawa terjadi sekitar 5.000 tahun lalu di India dan dicatat oleh Rsi Wedawyasa sebagai Epos Mahabharata. Ada 100.000 ayat dalam kitab ini yang dibagi ke dalam 18 Parwa (bab besar). Masing-masing Parva memiliki bagian yang disebut Kanda. Adi Parwa adalah bagian pertama Mahabharata yang mengisahkan silsilah leluhur para Pandava dan Korawa. Dinyatakan bahwa mereka adalah keturunan Dinasti Bulan. Pada zaman dahulu, umat manusia diperintah oleh raja-raja yang agung dari dua dinasti, yakni Matahari dan Bulan. Kedua dinasti itu dimulai dari Dewa Surya dan Dewa Candra, sehingga kualitas para raja keturunan mereka jauh melampaui kualitas manusia biasa. Adi Parwa utamanya mengisahkan tentang penciptaan alam semesta dalam empat tahap, kemunculan awatara Tuhan pada zaman sebelumnya, kelahiran para Pandava dan Korawa serta kelahiran Maharsi Krishna Dwaipayana Wyasa yang adalah inkarnasi Tuhan dan acarya yang paling dihormati oleh umat Hindu dunia. Bagian paling penting dari Adi Parwa adalah kisah kemunculan Sri Krishna, Tuhan Yang Maha Esa, ke dunia fana ini untuk menyabdakan kitab suci Weda Bhagavad-gita yang merupakan bagian kitab suci Weda paling penting bagi umat Hindu. Pada masa Dharmawangsa di kerajaan Panjalu, Adi Parwa diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa kuno bersama-sama dengan parwa-parwa yang lainnya oleh para pengawi pada masa itu. Beberapa nama tempat dalam bahasa Sanskerta mengalami distorsi. Karena proyek literasi besar-besaran pada zaman Dharmawangsa inilah banyak nama tempat dalam Mahabharata dijadikan nama tempat di Jawa hingga kini.  +
Museum Samsara adalah tempat yang asri untuk belajar mengenai adat, tradisi, dan budaya Bali yang didukung dengan peralatan dan bangunan-bangunan seperti zaman dahulu.  +
Om swastiastu Isu publik merupakan suatu peristiwa yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak pada masa mendatang yang menyangkut banyak hal, baik itu ekonomi, politik, hukum, bencana alam, pendidikan, dan lainnya. Isu publik memiliki dampaknya tersendiri terhadap masyarakat, baik dampak negatif maupun dampak positif. Terkadang isu publik ini dapat menjadi ke khawatiran tersendiri bagi masyarakat. Dengan adanya isu publik ini kita sebagai masyarakat yang bijak tentunya tidak ingin termakan dengan berita bohong atau hoax. Kita perlu mengedukasi diri agar mengetahui mana yang benar dan salah. Pada masa sekarang ini, tentunya didukung oleh kemajuan teknologi atau didukung oleh media digital yang dapat dikatakan menjadi perantara isu publik ataupun berita kepada masyarakat. Oleh karena itu kita harus pintar memilah media digital yang dapat dipercaya. Salah satu media yang kini ada ditengah masyarakat yaitu BASABali Wiki. BASABali Wiki merupakan salah satu media digital atau website yang menyediakan kamus Bahasa daerah, ensiklopesia budaya, dan platform partisipasi publik. Media ini tentunya dapat menjadi media edukasi bagi masyarakat karena menyediakan berbagai konten informatif yang tentunya dibuat sangat menarik dan kreatif agar mudah dipahami oleh masyarakat. Konten yang ditampilkan juga sangat beragam mulai dari video maupun konten edukatif mengenai Bahasa dan budaya bali yang tentunya dapat menguatkan khususnya masyarakat bali mengenai budaya dan Bahasa bali. BASABali Wiki juga memiliki fitur bernama Wikithon yang dapat mengundang masyarkat untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan tanggapan mengenai isu publik, yang tentunya ruang ini aman bagi publik untuk digunakan sebagai wahana untuk menanggapai isu publik. Dengan begitu, masyarakat akan dapat memahami isu-isu publik melalui BASAbali Wiki ini. Om Santi, Santi, Santi Om  +
Agastya Parwa secara umum berarti "Buku Maharsi Agastya". Lontar ini adalah saduran dari Kitab Weda Agastya Samhita dalam bahasa Sanskerta. Lontar ini mengisahkan percakapan Maharsi Agastya dengan putranya, Dridhasyu. Isi percakapannya dibagi menjadi tujuh bagian. Bagian pertama mengisahkan tentang proses penciptaan. Bagian kedua mengisahkan tentang pemeliharaan dan peleburan alam semesta, termasuk tentang surga dan neraka. Di bagian kedua juga dijelaskan tentang kegiatan yang berdosa dan yang berpahala. Bagian ini juga menjelaskan pahala yang didapatkan seseorang atas suatu kegiatan yang mujur. Bagian ketiga menjelaskan tentang kehidupan para dewa dan iblis (asura) beserta silsilah para Manu. Di bagian keempat, Rsi Agastya mengajarkan tentang ajaran keinsafan diri dan kematangan rohani (moksa). Di bagian kelima terdapat silsilah para raja yang suci dan para rsi agung di masa lalu. Di bagian keenam, ada penjelasan mengenai kewajiban manusia dalam melakukan korban suci, penebusan dosa dan pengendalian diri. Pada bagian ketujuh, ada penjelasan mengenai tugas dan kewajiban masing-masing golongan masyarakat.  +
Kecil dan sederhana namun ogoh-ogoh mini di dagang pinggir jalan memiliki kesan yang mendalam di hati saya. Siapapun memiliki akses untuk memilikinya dan merasakan euphoria dari mengarak ogoh-ogoh dan tidak hanya menjadi penonton. Ada wajah ceria sang anak mendapat ogoh-ogoh mini dan wajah bangga orang tua melihat anaknya semangat memupuk kebudayaan sejak dini. Saya harap pemerintahan memperhatikan hal-hal kecil ini, salah satunya dengan mendukung kegiatan pelestarian seni pembuatan dan mengarak ogoh-ogoh di dunia pendidikan. Mempermudah akses belajar budaya sejak dini dengan harapan dapat menjadi bekal ilmu budaya untuk masa depan. Memupuk budaya, tumbuh bangga berbudaya.  +
Orang atau masyarakat Bali senantiasa bersyukur. Walaupun dilanda kesedihan tetap bersyukur. Sebesar apapun kesengsaraan yang disebabkan oleh virus Corona, saya tetap bersyukur. Kini saya bersyukur dapat membantu istri saya majaitan. Bersyukur dapat berkumpul bersama sanak saudara. Jika bukan karena Corona, mungkin entah dimana kami merantau mecari pekerjaan. Jika bukan karena Corona, mungkin saya tak akan pernah tau cara mematahkan semat membantu istri saya majaitan. Ternyata sarana saji inilah yang selalu menjadi perantara ketika istri saya sembahyang memdoakan saya agar selamat dan dapat memberikan rejeki lebih. Semoga dengan iringan suara kletikan semat saya ini memohon agar virus corona tersebuat cepat berlalu, agar saya dapat lebih bersyukur.  +
Sebab pandemi Covid-19 ini, sektor pariwisata di pulau Bali tidak dapat diharapkan kembali. Kita sebagai manusia yang memiliki pikiran diharapkan mencari solusi untuk mencari penghasilan bagi kehidupan. Saya memaparkan ide yaitu usaha untuk membuat perekonomian bangkit yakni dengan menanam tanaman di lahan pertanian. Dimulai dari menanam jenis buah-buahan seperti gambar. Saya pernah mendengar adanya Komunitas Petani Muda Keren (PMK) yang telah menjadi bukti bahwa kegiatan menanam seperti ini sangat berguna pada masa dan pasca Covid-19 terutama di pulau dewata ini. Apa yang disukai, itu yang ditanam. Para masyarakat sekalian disarankan melakukan usaha ini bersama-sama guna meningkatkan perekonomian di Bali.  +
Jika saya menjadi pemimpin pada sektor pertanian, saya mau membina, mengajari semua petani supaya memuai hasil yang baik, yaitu: 1. Menanam tanaman atau bibit pertanian yang sesuai. Tidak sedikit petani yang memaksakan ingin menanam jenis tanaman di areanya. Ini biasa dilakukan ketika melihat petani lain mampu menghasilkan laba dari jenis tanaman tersebut.Perlu kita ketahui juga bahwa tidak semua jenis tanaman akan cocok bila ditanam di lahan tersebut. Jika dipaksakan, tentu hasilnya akan kurang maksimal. Oleh karena itu, jika saya menjadi pemimpin, saya harus memberikan penyuluhan tentang jenis tanaman apa yang baik, serta memfasilitasi petani dengan bibit unggulan. 2. Mengolah lahan dan menyuburkan lahan. Kunci paling utama untuk melimpahkan hasil pertanian selain bibit adalah pengolahan lahan. Tanah yang subur akan membuat tanaman bisa tumbuh optimal. Tanaman yang tumbuh subur akan meningkatkan bunga dan buahnya. jadi, hasil yang dicapai akan berlipat ketimbang biasanya. 3. Mengatur pengairan dengan baik. Selain mengolah lahan, mengatur irigasi juga sangat wajib. Tanaman perlu air untuk pertumbuhannya. Bahkan, lahan yang terbasahi air akan gembur dan akar tanaman akan mencengkeram kuat di dalam tanah. 4. Memanen diwaktu yang tepat. Satu lagi kesalahan yang biasa dilakukan oleh petani adalah terburu-buru untuk memanennya. Ini biasanya dilakukan ditanaman jenis padi.Pemanenan muda kadang dilakukan lantaran padi dianggap terlalu banyak hama. Begitupun juga karena faktor kebutuhan ekonomi. Jadi kesimpulannya, peningkatan hasil pertanian dipengaruhi oleh banyak hal. Yaitu bagusnya bibit, penempatan bibit di lahan yang tepat, pengolahan lahan, pengairan dan waktu pemanenan. Selain itu, pengendalian hama juga wajib dilakukan untuk menghindari gagal panen. Harapan saya semoga hasil panen dibulan agustus ini semoga para petani sejahtera dan kebutuhan ekonomi kehidupannya terpenuhi  +
Om Awighnam Astu Namo sidham Om Swastiastu Teman-teman ide saya untuk memperbaiki ekonomi di Bali, saya memiliki project, yaitu membuat minyak aromaterapi, minyak ini baik untuk ruangan sekitar agar harum dan menyejukkan udara, minyak ini terbuat dari sereh. Di Bali banyak tanaman yang bisa dijadikan minyak aromaterapi, Bali itu kaya akan sumber daya alam jadi kita sebagai orang Bali wajib melestarikan dan pintar mengolah sumber daya alam di Bali, kita bisa membuat minyak ini di rumah. Banyak orang yang menyukai minyak ini, orang lokal maupun mancanegara, minyak ini baik dibuat semasa di masa pandemi ini.  +
Om Swastiastu, yang terhormat para audiens yang saya hormati hadirin sekalian sebelum memulai Mari kita panjatkan puja puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karna berkat rahmat beliau kita semua bisa berkumpul dan melakukan orasi. Terkait masa masa pemilu dengan orasi ini saya ingin menyampaikan penting nya air bersih dalam mencegah stuting,ketiadaan akses air bersih ibarat anak mendapat asupan makanan bergizi dengan peralatan makan yang kotor, sehingga tidak ada penyerapan gizi di pencernaan.Ketiadaan akses air bersih juga membuat anak rentan terkena infeksi cacing. Mulanya cacing yang masuk ke dalam tubuh akan menyerap nutrisi pada tubuh anak, lalu membuat nafsu makannya menurun. Jika terus terjadi, kondisi ini akan menyebabkan anak mengalami malnutrisi dan menyebabkan pertumbuhan anak melambat, inilah yang mengakibatkan seseorang mengalami stunting , ingat prinsip kita dari rakyat untuk rakyat saya harap calon pemimpin nantinya dapat menangani stuting dengan melanjutkan program program yang ada sebelum nya dan meningkatkannya. Demikianlah orasi dari saya ,dengan ini saya tutup dengan parama santih,om santih santih santih om  +
"Ajak Wisatawan Lokal dan Nusantara, Bali Kembali Bangkit dari Pandemi Covid-19" Tak satupun masyarakat Bali (termasuk pebisnis, investor, dan pemerintah) yang menyangka akan berada pada situasi sulit pandemi covid-19. Bali yang biasanya tak henti mendatangkan pundi-pundi rupiah untuk menopang perekonomian masyarakatnya, kini sepi. Beberapa bulan setelah pandemi covid-19 mulai mereda, ramai di jagad sosial media tentang tagar #WorkFromBali. Bali, sebagai objek wisata paling populer di Indonesia, perlahan mulai bangkit dari keterpurukan pandemi covid-19. Kebanyakan masyarakat Indonesia menganggap Bali sebagai destinasi wisata elite, karena mayoritas pengunjung adalah turis mancanegara. Tidak jarang masyarakat Indonesia juga berpikir bahwa harga tiket masuk wisata dan harga makanan di tempat makannya pun tinggi (dengan standar turis mancanegara). Melihat situasi pandemi covid-19 yang masih tidak menentu, ada baiknya pemerintah Bali mulai bergerak untuk melakukan "Rebranding Bali" untuk wisatawan lokal dan nusantara. Karena wisatawan lokal dan nusantara, dirasa paling aman dan sustainable, untuk menjaga perekonomian di Bali tetap hidup dan berputar. Beberapa cara dapat pemerintah Bali lakukan untuk mengajak wisatawan lokal dan nusantara berkunjung ke Bali: 1. Memastikan bahwa Bali adalah tempat yang aman selama pandemi Covid-19, dengan memperlihatkan bahwa seluruh garda terdepan wisata Bali telah divaksin dan menjaga protokol kesehatan dengan baik; 2. Mengajak influencer untuk mengiklankan Bali. Tagar #WorkFromBali sepertinya sudah sangat baik dan powerfull untuk digaungkan kembali; 3. Melakukan penghitungan ulang harga tertinggi khusus untuk wisatawan lokal dan nusantara, seperti harga tiket masuk wisata, harga penginapan, harga makanan, dan sebagainya, dengan menyesuaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia. 4. Memberikan pengertian dan pelatihan bagi garda terdepan wisata Bali, untuk memperlakukan wisatawan lokal dan nusantara dengan cara yang sama dengan memperlakukan wisatawan asing. Semoga perekonomian Bali semakin membaik.  
Bali, pulau kecil yang sangat terkenal akan keindahan serta kekentalan budayanya. Setiap bulan ada 500.000 wisatawan mancanegara yang datang dari jauh untuk melihat kearifan lokal budaya Bali. Tapi sekarang? Bagaimana pemuda pemudi Bai? Tidak ada yang mau melanjutkan! Sawah yang luas ditanami kantor hingga tak ada lagi subak yang indah. Lihat, saat ini seberapa banyak masyarakat bali yang meninggalkan budayanya. Lihat, seberapa banyak masyarakat bali yang tidak bisa berbahasa bali? Menyama braya digantikan dengan jasa event organizer. Sulit mencari penerus penulis lontar dan kidung suci. Apakah budaya kita akan hilang ditelan zaman? Apa yang dapat dibuat? Apa yang dapat dilakukan untuk mendobrak hal ini? Lomba sudah banyak digarap, hadiah sudah banyak dikeluarkan. Namun kenyataannya masih sangat banyak yang masih tidak tertarik meneruskan budaya Bali. Ibu pertiwi menangis melihat taksu Bali musnah. Jika hal ini terus berlanjut, nama indah Bali di dunia akan perlahan memudar. Bali yang penuh budaya dan tradisi akan hilang. Apakah itu yang kita mau? Jangan mau jadi pemuda pemudi bali yang diam! Kembalikan ajeg bali, kembalikan taksu Bali! Jika semua sudah diperjuangkan, sekarang giliran kita yang melanjutkan. Bersama pemuda Bali, mantapkan taksu Bali.  +
Aji Janantaka adalah lontar mitos yang mengisahkan asal-mula kayu-kayuan di Bali. Lontar ini mengisahkan tentang kayu-kayuan yang memiliki hirarki layaknya sistem kerajaan di kalangan manusia. Berdasarkan kisah dalam Aji Janantaka ini, masyarakat Bali menentukan jenis-jenis kayu yang bisa dipakai untuk membangun tempat suci, bangunan rumah, atau membuat perkakas dan topeng. Ada jenis-jenis kayu keramat yang hanya boleh digunakan untuk membangun tempat suci dan tidak boleh digunakan untuk bahan bangunan biasa. Kisah dalam lontar ini dimulai dari seorang raja bernama Pratipa yang memerintah di negeri Janantaka. Raja memiliki lima patih, yaitu Matwa, Rangga, Tumenggung, Arya dan Kadeyan. Selain itu, dia memiliki lima pejabat lain, yaitu Punggawa, Manca, Perbekel, Pecalang, Kelihan Banjar, dan Kasinoman. Mereka semua diserang wabah lepra yang tidak bisa disembuhkan dengan cara apa pun. Konon wabah ini berasal dari Dewa Siwa yang tidak berkenan pada raja Pratipa karena raja telah melakukan kesalahan. Raja Pratipa lalu mengutus Matwa untuk menghadap Dewa Dharma di surga untuk memohon kesembuhan. Menurut Bhatara Dharma, seluruh kerajaan harus dipindahkan dari Janantaka ke Wanapringga. Dewa Dharma kemudian memberikan penyucian atas penyakit yang mereka derita. Namun, penyucian itu berarti bahwa mereka semua akan dlebur dan dilahirkan kembali menjadi pepohonan. Semua jenis pepohonan yang berasal dari kalangan raja, patih, Arya, Rangga, Demung, Tumenggung, pecalang, perbekel, kliyan dan kasinoman itu tidak boleh digunakan untuk tempat suci karena mereka dahulu pernah terkena penyakit lepra (disebut sebagai cukil daki atau penyakit ila). Pohon-pohon yang dianggap tidak suci tersebut antara lain pohon Bengkulitan, taru brokan (pohon cacat akibat dimakan hama), pohon Embud Hati, pohon Soca Menengan Sunduk, dan pohon Soca Nyuwun Lambang. Lontar ini dapat disebut sebagai lontar taksonomi botani yang sederhana dan berpusat pada pohon-pohon lokal yang tumbuh di Bali pada masa lalu. Ada golongan pohon brahmana dan pohon Taru Sari. Kedua jenis pohon ini boleh dipakai bahan bangunan suci. Ada pula pohon jempinis, bayur dan bentawas yang termasuk ke dalam golongan taru sakama-kama, yang bisa digunakan untuk keperluan apa saja. Selain jenis-jenis pohon, Lontar Aji Janantaka juga menguraikan jenis-jenis bunga yang harum dan dapat dipakai untuk upacara. Pohon-pohon berbunga harum ini tergolong dalam jenis sekar madewi, yakni kenanga, kamboja, canigara, tigaron, sebita, kembang kuning, kemoning, tigakancu, tampak bela, katrangan, nagasari, melati, jempiring, pudak sari, pudak cinaga, pudak kalasa, sekar gambir, seruni, gumitir, ratna, dan gadung kasturi.  
Kakawin Aji Palayon ditulis oleh Ida Bagus Putu Bek dari Griya Suci, Gianyar. Aji Palayon berarti ‘ilmu tentang kematian’. Kakawin ini berisikan perjalanan roh dari kematian menuju alam surga atau neraka. Setelah keluar dari jasadnya, roh melihat sanak saudaranya yang mengelilinginya. Setelah meninggalkan saudaranya, roh atau atma ini menuju Pura Dalem untuk menghadap Dewi Durga. Di sana, roh ini dikerumuni oleh para makhluk halus yang adalah anak buah Dewi Durga. Roh yang dosanya sedikit tidak akan disakiti oleh para makhluk halus itu. Kemudian, roh melanjutkan perjalanannya ke Sungai Sarayu untuk menyucikan diri sebelum melanjutkan perjalanan. Di Sungai itu ia bertemu buaya yang siap memangsanya. Buaya itu ternyata adalah jelmaan ari-ari yang lahir dahulu bersamanya. Kemudian, buaya itu mengantarkannya ke seberang sungai. Sesampai dis eberang sungai, ada raksasa perempuan yang ingin melahap sang roh. Roh itu kemudian berhasil menaklukkan raksasa itu. Perjalanan dilanjutkan ke gunung yang terjal, di mana terdapat seekor macan yang akhirnya berhasil dikalahkan. Rintangan selanjutnya adalah anjing yang besar dan galak. Anjing itu pun berhasil dikalahkan. Selanjutnya, ada beberapa iblis bhutakala yang ingin memangsa sang roh. Iblis-iblis ini akhirnya disuruh pergi ke rumah keluarga sang roh ini karena di sana telah disediakan berbagai jenis sesajian makanan. Akhirnya, sang atma tiba di sebuah danau yang amat bening bernama Pancaka Tirtha atau Samanta Pancaka. Danau ini bukanlah khayalan. Danau ini ada di Kuruksetra, India bagian utara, dan menjadi tempat suci sejak zaman Manu. Setelah mandi di Samanta Pancaka, roh menjadi bersih dan berwarnaa keemasan. Kemudian, para apsara (bidadari) surga menjemputnya. Di surga, ia disuruh melakukan hal yang benar.  +
Aji Pari berarti ‘ilmu padi’. Lontar ini ditulis dengan bahasa Jawa kuno dan merupakan salah satu lontar yang memuat ajaran tentang pertanian tradisional. Aji Pari berada dalam kategori yang sama dengan lontar-lontar pertanian seperti Usada Taru Pramana, Aji Janantaka, Usada Carik, dan sebagainya. Aji Pari secara umum berisikan mantra-mantra tentang keagungan padi mulai dari ketika ditanam hingga pascapanen. Lontar ini sangat terkait dengan organisasi Subak, yang diperkirakan telah ada sejak abad kesembilan. Dalam organisasi Subak, terdapat banyak upacara khusus untuk padi mulai dari sebelum menanam hingga setelah panen. Dengan kata lain, padi diperlakukan seperti manusia yang mengalami fase-fase perkembangan. Lontar Aji pari mengibaratkan padi sebagai pohon suci yang merupakan wujud dewi sri (dewi kemakmuran) sebagai pohon. Karena itu, dalam setiap fase perkembangan padi, ia diberi nama-nama yang berbeda. Lontar Aji Pari mengungkap bahwa masyarakat Bali dan Jawa tradisional sangat menghormati tanaman padi sebagai sumber makanan yang paling utama dalam masyarakat agraris. Berdasarkan apa yang termuat dalam lontar Aji Pari, dapat diduga bahwa bibit padi yang ada di Bali berasal dari Jawa, tepatnya pada zaman Airlangga atau sebelumnya. Barangkali pada waktu itu ada spesies padi asli Bali, namun secara alegori lontar ini menyatakan bahwa Bhatara Sri datang dari Kamulan (Jawa Timur). Ini mengindikasikan bahwa terdapat pengembangbiakan spesies padi yang lebih baik di Jawa Timur pada waktu itu, yang kemudian dikembangkan juga di Bali.  +