UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Property:Description text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
A
Tentang sekolah di masa pandemi  +
Tentang siswa yang di pertanyakan oleh ibunya mengenai pembelajaran daring  +
Tentang proses belajar mengajar masih di lakukan lewat daring  +
Abu Bakar, adalah seorang dramawan dan tokoh teater, kelahiran Kediri, Tabanan, Bali, 1 Januari 1944. Ayahnya berdarah Jawa dan ibunya asli Bali. Selain teater, dia juga menekuni sastra dan fotografi. Ada banyak naskah drama yang telah dia pentaskan dan sutradarai. Dia sempat mengunjungi beberapa negara untuk urusan berkesenian, antara lain, Perancis dan Amerika Serikat. Di Amerika, Abu mementaskan hasil kolaborasinya dengan seniman Ikranegara berupa pertunjukan teater “Berani-Beraninya Menunggu Godot” (1990). Dia juga menyutradarai pementasan “Kereta Kencana” dan “Indonesia Luka” (keduanya pada 2012) dan “Malam Jahanam” (2013). Dalam bidang sastra, selain dimuat di beberapa koran, karya-karyanya juga dibukukan dalam “Tuhanku Kupu-kupu”, “Amerika di Luar Jendela” dan “Kunang-Kunang”. Ia juga menulis naskah monolog berjudul “Wanita Batu” (2006) dan drama televisi “Komedi Hitam”, “Bali Menangis (2004), dan sebagainya. Abu adalah pendiri “Teater Poliklinik” dan “Teater Bumi”.  +
Achmad Obe Marzuki lahir di Jakarta, 30 Juli 1975. Ia menetap di Bali sejak tahun 2002 dan aktif berkesenian, di antaranya bermain teater, menulis puisi, membaca puisi, fotografi, dan melukis. Ia memperdalam keterampilan menulisnya melalui kursus kewartawanan di Planet Senen Jakarta Pusat pada tahun 1995. Tergabung dalam Wadah Teater Jakarta dan Lembaga Dongeng Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan (1995-1996). Membacakan puisi-puisinya dalam mimbar bebas panggung reformasi TIM 1998. Bergabung dengan Teater AGA (Anak Gudang Air) dan mendirikan Komunitas API (Anak Pasar Induk) pada tahun 2000. Mendirikan Pelangi Art Bengkel Handicraft 2001. Bersama Sanggar Poerbatjaraka ia terlibat dalam pementasan Layon (2008) dan Hong (2008) dalam Temu Teater Mahasiswa Nusantara VI di Surabaya. Kini ia bergabung dalam komunitas Jatijagat Kehidupan Puisi di Denpasar, Bali.  +
Baligrafi ini bertuliskan "angamet sarining amreta ring telenging segara". Baligrafi ini menggunakan warna biru yang menggambarkan laut dan keadaan di dalam laut, dengan adanya pancaran sinar matahari di sudut kanan. Baligrafi ini menggunakan bentuk acintya yang berarti kemahakuasaan Tuhan yang tidak terpikirkan. Baligrafi ini adalah peserta lomba baligrafi yang diadakan dalam rangka Bulan Bahasa Bali V Tahun 2023. Baligrafi ini menjadi hak milik Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.  +
Adhy Ryadi lahir di Singaraja, 17 Januari 1960. Menyelesaikan studi Sarjana Hukum di Undiknas Denpasar. Menulis puisi sejak 1981 dan dimuat di Bali Post, Pikiran Rakyat, Berita Buana, Suara Indonesia, serta terhimpun dalam buku puisi “Hram” (1988). Dia pernah bekerja sebagai jurnalis di Bali Post. Dia meninggal pada tahun 1995.  +
[ID] Peperangan antara Pandava dan Korawa terjadi sekitar 5.000 tahun lalu di India dan dicatat oleh Rsi Wedawyasa sebagai Epos Mahabharata. Ada 100.000 ayat dalam kitab ini yang dibagi ke dalam 18 Parwa (bab besar). Masing-masing Parva memiliki bagian yang disebut Kanda. Adi Parwa adalah bagian pertama Mahabharata yang mengisahkan silsilah leluhur para Pandava dan Korawa. Dinyatakan bahwa mereka adalah keturunan Dinasti Bulan. Pada zaman dahulu, umat manusia diperintah oleh raja-raja yang agung dari dua dinasti, yakni Matahari dan Bulan. Kedua dinasti itu dimulai dari Dewa Surya dan Dewa Candra, sehingga kualitas para raja keturunan mereka jauh melampaui kualitas manusia biasa. Adi Parwa utamanya mengisahkan tentang penciptaan alam semesta dalam empat tahap, kemunculan awatara Tuhan pada zaman sebelumnya, kelahiran para Pandava dan Korawa serta kelahiran Maharsi Krishna Dwaipayana Wyasa yang adalah inkarnasi Tuhan dan acarya yang paling dihormati oleh umat Hindu dunia. Bagian paling penting dari Adi Parwa adalah kisah kemunculan Sri Krishna, Tuhan Yang Maha Esa, ke dunia fana ini untuk menyabdakan kitab suci Weda Bhagavad-gita yang merupakan bagian kitab suci Weda paling penting bagi umat Hindu. Pada masa Dharmawangsa di kerajaan Panjalu, Adi Parwa diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa kuno bersama-sama dengan parwa-parwa yang lainnya oleh para pengawi pada masa itu. Beberapa nama tempat dalam bahasa Sanskerta mengalami distorsi. Karena proyek literasi besar-besaran pada zaman Dharmawangsa inilah banyak nama tempat dalam Mahabharata dijadikan nama tempat di Jawa hingga kini.  +
Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres adalah seorang pelukis asal Belgia yang menetap di Bali dan menghibahkan rumahnya di Sanur sebagai museum. Dia lahir di Brusel, Belgia, 9 Februari 1880. Pelukis beraliran impresionis tersebut tiba di Bali tahun 1932 dan menyewa sebuah rumah di Banjar Kelandis, Denpasar. Di Kelandis pula dia berkenalan dengan Ni Nyoman Pollok, penari Legong yang berusia 15 tahun saat itu, dan kemudian menjadi model lukisan-lukisannya. Sejumlah karya Le Mayeur yang menggunakan Ni Pollok sebagai model dipamerkan di Singapura untuk pertama kalinya pada tahun 1933 dan terjual habis. Kemudian Le Mayeur membeli sebidang tanah di tepi Pantai Sanur yang dipakainya sebagai studio dan rumah. Di tempat itulah setiap hari Le Mayeur melukis dengan Ni Pollok sebagai model utamanya. Pada tahun 1935, Le Mayeur menikah dengan Ni Pollok. Tahun 1956, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bahder Djohan, berkunjung ke rumah Le Mayeur dan terpesona dengan karya-karya yang penuh kelembutan tersebut. Bahder kemudian menyarankan kepada Le Mayeur agar kelak rumahnya dipakai sebagai museum. Le Mayeur setuju dan bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan kualitas dan menambah koleksi lukisannya. Pada tanggal 28 Agustus 1957, Le Mayeur menandatangani testamen yang isinya Le Mayeur mewariskan semua miliknya termasuk tanah, rumah, dan seisinya kepada Ni Pollok sebagai hadiah. Di saat yang sama, Ni Pollok kemudian memindahkan semua yang diwarisi dari suaminya kepada Pemerintah Indonesia untuk digunakan sebagai museum. Pada tahun 1958, Le Mayeur menderita kanker telinga. Ditemani Ni Pollok dia berobat di Belgia. Dua bulan kemudian, tepatnya tanggal 31 Mei 1958, Le Mayeur meninggal dunia dalam usia 78 tahun dan dimakamkan di Brusel. Ni Pollok kemudian pulang ke Bali untuk merawat rumahnya hingga kematiannya pada tanggal 18 Juli 1985 dalam usia 68 tahun. Karya-karya Le Mayeur bisa dinikmati di Museum Le Mayeur yang berlokasi di tepi Pantai Sanur, Denpasar.  
Museum Samsara adalah tempat yang asri untuk belajar mengenai adat, tradisi, dan budaya Bali yang didukung dengan peralatan dan bangunan-bangunan seperti zaman dahulu.  +
Om swastiastu Isu publik merupakan suatu peristiwa yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak pada masa mendatang yang menyangkut banyak hal, baik itu ekonomi, politik, hukum, bencana alam, pendidikan, dan lainnya. Isu publik memiliki dampaknya tersendiri terhadap masyarakat, baik dampak negatif maupun dampak positif. Terkadang isu publik ini dapat menjadi ke khawatiran tersendiri bagi masyarakat. Dengan adanya isu publik ini kita sebagai masyarakat yang bijak tentunya tidak ingin termakan dengan berita bohong atau hoax. Kita perlu mengedukasi diri agar mengetahui mana yang benar dan salah. Pada masa sekarang ini, tentunya didukung oleh kemajuan teknologi atau didukung oleh media digital yang dapat dikatakan menjadi perantara isu publik ataupun berita kepada masyarakat. Oleh karena itu kita harus pintar memilah media digital yang dapat dipercaya. Salah satu media yang kini ada ditengah masyarakat yaitu BASABali Wiki. BASABali Wiki merupakan salah satu media digital atau website yang menyediakan kamus Bahasa daerah, ensiklopesia budaya, dan platform partisipasi publik. Media ini tentunya dapat menjadi media edukasi bagi masyarakat karena menyediakan berbagai konten informatif yang tentunya dibuat sangat menarik dan kreatif agar mudah dipahami oleh masyarakat. Konten yang ditampilkan juga sangat beragam mulai dari video maupun konten edukatif mengenai Bahasa dan budaya bali yang tentunya dapat menguatkan khususnya masyarakat bali mengenai budaya dan Bahasa bali. BASABali Wiki juga memiliki fitur bernama Wikithon yang dapat mengundang masyarkat untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan tanggapan mengenai isu publik, yang tentunya ruang ini aman bagi publik untuk digunakan sebagai wahana untuk menanggapai isu publik. Dengan begitu, masyarakat akan dapat memahami isu-isu publik melalui BASAbali Wiki ini. Om Santi, Santi, Santi Om  +
Agastya Parwa secara umum berarti "Buku Maharsi Agastya". Lontar ini adalah saduran dari Kitab Weda Agastya Samhita dalam bahasa Sanskerta. Lontar ini mengisahkan percakapan Maharsi Agastya dengan putranya, Dridhasyu. Isi percakapannya dibagi menjadi tujuh bagian. Bagian pertama mengisahkan tentang proses penciptaan. Bagian kedua mengisahkan tentang pemeliharaan dan peleburan alam semesta, termasuk tentang surga dan neraka. Di bagian kedua juga dijelaskan tentang kegiatan yang berdosa dan yang berpahala. Bagian ini juga menjelaskan pahala yang didapatkan seseorang atas suatu kegiatan yang mujur. Bagian ketiga menjelaskan tentang kehidupan para dewa dan iblis (asura) beserta silsilah para Manu. Di bagian keempat, Rsi Agastya mengajarkan tentang ajaran keinsafan diri dan kematangan rohani (moksa). Di bagian kelima terdapat silsilah para raja yang suci dan para rsi agung di masa lalu. Di bagian keenam, ada penjelasan mengenai kewajiban manusia dalam melakukan korban suci, penebusan dosa dan pengendalian diri. Pada bagian ketujuh, ada penjelasan mengenai tugas dan kewajiban masing-masing golongan masyarakat.  +
Kecil dan sederhana namun ogoh-ogoh mini di dagang pinggir jalan memiliki kesan yang mendalam di hati saya. Siapapun memiliki akses untuk memilikinya dan merasakan euphoria dari mengarak ogoh-ogoh dan tidak hanya menjadi penonton. Ada wajah ceria sang anak mendapat ogoh-ogoh mini dan wajah bangga orang tua melihat anaknya semangat memupuk kebudayaan sejak dini. Saya harap pemerintahan memperhatikan hal-hal kecil ini, salah satunya dengan mendukung kegiatan pelestarian seni pembuatan dan mengarak ogoh-ogoh di dunia pendidikan. Mempermudah akses belajar budaya sejak dini dengan harapan dapat menjadi bekal ilmu budaya untuk masa depan. Memupuk budaya, tumbuh bangga berbudaya.  +
Orang atau masyarakat Bali senantiasa bersyukur. Walaupun dilanda kesedihan tetap bersyukur. Sebesar apapun kesengsaraan yang disebabkan oleh virus Corona, saya tetap bersyukur. Kini saya bersyukur dapat membantu istri saya majaitan. Bersyukur dapat berkumpul bersama sanak saudara. Jika bukan karena Corona, mungkin entah dimana kami merantau mecari pekerjaan. Jika bukan karena Corona, mungkin saya tak akan pernah tau cara mematahkan semat membantu istri saya majaitan. Ternyata sarana saji inilah yang selalu menjadi perantara ketika istri saya sembahyang memdoakan saya agar selamat dan dapat memberikan rejeki lebih. Semoga dengan iringan suara kletikan semat saya ini memohon agar virus corona tersebuat cepat berlalu, agar saya dapat lebih bersyukur.  +
Agoes Andika dilahirkan di Banjar Baleagung, Buleleng, 5 Maret 1963. Pada tahun 1981 menetap di Mataram, Lombok. Dia banyak belajar menulis pada Putu Arya Tirtawirya dan Umbu Landu Paranggi di Bali Post. Tahun 1985 berkesempatan diundang ke Taman Ismail Marzuki Jakarta dengan beberapa penyair Bali serta penyair tanah air lainnya membaca puisi. Karya puisi pernah dimuat di Bali Post, Karya Bhakti, Nusa Tenggara, Simponi, Swadesi, Nova, Berita Buana, Suara Karya, Suara Nusa, Horizon, dan beberapa buletin sastra di mataram, pontianak. Sekarang menetap di Singaraja.  +
Sebab pandemi Covid-19 ini, sektor pariwisata di pulau Bali tidak dapat diharapkan kembali. Kita sebagai manusia yang memiliki pikiran diharapkan mencari solusi untuk mencari penghasilan bagi kehidupan. Saya memaparkan ide yaitu usaha untuk membuat perekonomian bangkit yakni dengan menanam tanaman di lahan pertanian. Dimulai dari menanam jenis buah-buahan seperti gambar. Saya pernah mendengar adanya Komunitas Petani Muda Keren (PMK) yang telah menjadi bukti bahwa kegiatan menanam seperti ini sangat berguna pada masa dan pasca Covid-19 terutama di pulau dewata ini. Apa yang disukai, itu yang ditanam. Para masyarakat sekalian disarankan melakukan usaha ini bersama-sama guna meningkatkan perekonomian di Bali.  +
Jika saya menjadi pemimpin pada sektor pertanian, saya mau membina, mengajari semua petani supaya memuai hasil yang baik, yaitu: 1. Menanam tanaman atau bibit pertanian yang sesuai. Tidak sedikit petani yang memaksakan ingin menanam jenis tanaman di areanya. Ini biasa dilakukan ketika melihat petani lain mampu menghasilkan laba dari jenis tanaman tersebut.Perlu kita ketahui juga bahwa tidak semua jenis tanaman akan cocok bila ditanam di lahan tersebut. Jika dipaksakan, tentu hasilnya akan kurang maksimal. Oleh karena itu, jika saya menjadi pemimpin, saya harus memberikan penyuluhan tentang jenis tanaman apa yang baik, serta memfasilitasi petani dengan bibit unggulan. 2. Mengolah lahan dan menyuburkan lahan. Kunci paling utama untuk melimpahkan hasil pertanian selain bibit adalah pengolahan lahan. Tanah yang subur akan membuat tanaman bisa tumbuh optimal. Tanaman yang tumbuh subur akan meningkatkan bunga dan buahnya. jadi, hasil yang dicapai akan berlipat ketimbang biasanya. 3. Mengatur pengairan dengan baik. Selain mengolah lahan, mengatur irigasi juga sangat wajib. Tanaman perlu air untuk pertumbuhannya. Bahkan, lahan yang terbasahi air akan gembur dan akar tanaman akan mencengkeram kuat di dalam tanah. 4. Memanen diwaktu yang tepat. Satu lagi kesalahan yang biasa dilakukan oleh petani adalah terburu-buru untuk memanennya. Ini biasanya dilakukan ditanaman jenis padi.Pemanenan muda kadang dilakukan lantaran padi dianggap terlalu banyak hama. Begitupun juga karena faktor kebutuhan ekonomi. Jadi kesimpulannya, peningkatan hasil pertanian dipengaruhi oleh banyak hal. Yaitu bagusnya bibit, penempatan bibit di lahan yang tepat, pengolahan lahan, pengairan dan waktu pemanenan. Selain itu, pengendalian hama juga wajib dilakukan untuk menghindari gagal panen. Harapan saya semoga hasil panen dibulan agustus ini semoga para petani sejahtera dan kebutuhan ekonomi kehidupannya terpenuhi  +
Om Awighnam Astu Namo sidham Om Swastiastu Teman-teman ide saya untuk memperbaiki ekonomi di Bali, saya memiliki project, yaitu membuat minyak aromaterapi, minyak ini baik untuk ruangan sekitar agar harum dan menyejukkan udara, minyak ini terbuat dari sereh. Di Bali banyak tanaman yang bisa dijadikan minyak aromaterapi, Bali itu kaya akan sumber daya alam jadi kita sebagai orang Bali wajib melestarikan dan pintar mengolah sumber daya alam di Bali, kita bisa membuat minyak ini di rumah. Banyak orang yang menyukai minyak ini, orang lokal maupun mancanegara, minyak ini baik dibuat semasa di masa pandemi ini.  +
Agung Bawantara lahir di Klungkung, 30 Januari 1968. Lulusan Fakultas Peternakan, Universitas Mataram, NTB. Menulis puisi sejak 1980-an di Bali Post, Karya Bakti, Nova, Berita Buana, Swadesi, Media Indonesia, dll. Puisinya juga terkumpul dalam buku Sahayun (1994), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). Dia adalah penggagas Denpasar Film Festival. Dia juga menulis cerpen, cerita anak, dongeng, dan novel.  +
Agung Wiyat S. Ardhi lahir di Puri Anyar Keramas Gianyar, pada 3 Februari 1946. Beliau menamatkan diri untuk gelar sarjana muda di ASTI dan sarjana Agama Hindu serta sempat menjadi guru di PR Saraswati Gianyar. Beliau juga sempat menjadi Kepala SPG Saraswati Gianyar, Kepala SMA Saraswati Gianyar, Anggota Madya Kabupaten Gianyar, Tim Penyeleksi Penerimaan Penghargaan Wija Kusuma Kabupaten Gianyar, Tim Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar, Tim Pembina Utama Dharma Gita Kabupatén Gianyar, dan Tim Pembina Nyastra Kabupatén Gianyar. Selain itu, beliau juga terkenal sebagai pemain/penari Drama Gong. Beliau mendapatkan hadiah Sastra Rancage tahun 2001 dengan karya yang berjudul “Gending Girang Sisi Pakerisan” dan atas jasanya dalam bidang sastra Bali Moderen tahun 2010. Pada tahun 2015 beliau kembali mendapatkan penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali atas karya sandiwara berbahasa Bali yang berjudul “Bogolan”.  +