How to reduce plastic waste from religious ceremonies? Post your comments here or propose a question.

Ngrupuk

ngrupuk

\Î ¡puk/
  • the day that falls on "tilem sasih sanga" (the 9th dead month) the day before Nyepi Day according to the traditional Balinese date system, Hindus carry out the Bhuta Yadnya ceremony at all levels of society, starting from each family, banjar, village, sub-district and so on, by taking one of the types of caru (a kind of offering) according to his ability; macaru is followed by a pengrupukan ceremony, which is spreading nasi tawur, torching the house and the entire yard, spraying the house and yard with gunpowder, and hitting any objects (usually gongs) to make a loud noise; this stage is carried out to expel Blind Kala from the home, yard, and surrounding environment; especially in Bali, pengrupukan is usually enlivened by an ogoh-ogoh parade in the form of a giant doll that is the embodiment of Buta Kala which is paraded around the environment, and then burned as a symbol of dissolving the evil energy around it. (Mider) (Noun) en
  • onomatopoeia: sound of falling dishes, pots, etc. en
  • sounds made on night before Nyepi used to purify en
  • ceremony the day before Nyepi (Mider) (Noun) en
  • upacara sehari sebelum hari raya Nyepi (Mider) (Noun) id
  • hari yang jatuh pada "tilem sasih kesanga" (bulan mati yang ke-9) sehari sebelum Hari Nyepi menurut sistem tarikh tradisional Bali, umat Hindu melaksanakan upacara Bhuta Yadnya di segala tingkatan masyarakat,mulai dari masing-masing keluarga,banjar,desa,kecamatan dan seterusnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya; macaru diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh; tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar; khusus di Bali, pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh berupa boneka raksasa yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar sebagai simbolis melebur energi jahat yang ada di sekitar (Mider) (Noun) id
Andap
-
Kasar
-
Alus sor
-
Alus mider
-
Alus madya
-
Alus singgih
-
Mider
Bali dataran dialect
-
Bali aga dialect
-

Usage Examples

Daweg ngrupuk, akeh pisan anake mapupul ring lapangan jagi nonton ogoh-ogoh.
When ngrupuk, many people gather in the field to watch the ogoh-ogoh.

⚙ Usage examples pulled from the Community Spaces


In Balinese:   Ri sampune ngamargiang Taur Agung, raris kalanturang antuk acara ngrupuk sane madue suksma ngesahang Bhuta Kala ka genah utawi wit nyane soang-soang masarana antuk geni miwah kalanturang antuk negen Ogoh-Ogoh (simbol Buta) ring sajebag desa.

In English:  

In Indonesian:   Setelah melaksanakan taur atau yang disebut juga dengan Taur Agung Kasanga, maka dilanjutkan dengan acara ngrupuk yang bermakna memulangkan Bhuta Kala ke tempat asalnya masiing-masing dengan menggunakan sarana api dan dilanjutkan dengan tradisi mengarak Ogoh-Ogoh (simbol Buta) keliling desa.